Efek Hubungan Dagang AS-China Masih Kuat, Kurs Rupiah Hari Ini Lemah Lagi

Rabu, 16 Oktober 2019 | 19:57 WIB
Efek Hubungan Dagang AS-China Masih Kuat, Kurs Rupiah Hari Ini Lemah Lagi
[ILUSTRASI. Karyawan penukaran mata uang asing menunjukan dollar Amerika Serikat di Masayu Agung, Jakarta, Rabu (05/09).]
Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang kembali memanas masih memberi tekanan terhadap rupiah. Kurs rupiah hari ini melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah hari ini melemah tipis 0,04% ke posisi Rp 14.172 per dolar AS. Koreksi cukup dalam terjadi pada kurs tengah BI yang berada di level Rp 14.187 per dolar AS atau melemah 0,33%.

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menilai, pelemahan kurs rupiah hari ini masih dari pengaruh hubungan dagang AS dan China yang kembali memanas, setelah akhir pekan lalu disebut-sebut ada kesepakatan.

Baca Juga: Rupiah ditutup melemah tipis 0,04% ke Rp 14.172 per dolar AS

Isu terbaru yang memengaruhi pergerakan mata uang garuda adalah RUU Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong. “Sepertinya AS akan melakukan intervensi dan ini menjadi kekhawatiran baru pasar,” ujar Yudi.

Selain itu, Yudi berpendapat, ada sentimen dari Brexit yang masih belum pasti. Ada tarik ulur untuk mencapai kesepakatan Inggris keluar dari Uni Eropa dan itu masih berlangsung cukup lama.

Sebab, Yudi bilang, ada penolakan Brexit dari Partai Demokratik Irlandia Utara. “Ini masih akan menjadi berita hangat, antara iya dan tidak untuk kesepakatan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa,” katanya.

Baca Juga: Rupiah terkoreksi tipis 0,04% pada penutupan perdagangan, ini pendapat analis

Dari dalam negeri, Yudi melihat, masih ada penantian pasar terhadap kabinet baru Presiden Joko Widodo. Menjelang pelantikan, pasar ingin melihat susunan kabinet anyar, apakah sesuai ekspetasi atau tidak.

Sependapat, Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri menyebutkan, saat ini pelaku pasar sedang wait and see menjelang pelantikan Presiden. Hanya, pelaku pasar sekarang lebih memilih untuk memegang dolar AS.

Reny mengatakan, sentimen koreksi rupiah hari ini juga datang data neraca perdagangan yang mengalami defisit sebesar US$ 161 juta. Ini berbeda dengan ekspektasi pasar yang mengira akan terjadi surplus.

“Ekspetasinya surplus di US$ 124 juta tapi ternyata realisasinya malah defisit, sehingga jadi sentimen negatif di market,” jelas Reny.

Baca Juga: Rupiah masih melemah 0,16% ke Rp 14.188 per dolar AS (Pukul 12.00 WIB)

Alhasil, dengan kondisi saat ini, Reny mengungkapkan, investor memang lebih memilih dolar AS lantaran merupakan aset safe haven. Apalagi, di tengah perlambatan perekonomian global.

Terlebih, AS sedang terjadi earning season dengan ekspektasi beberapa perusahaan di negeri uak Sam mengalami peningkatan pada kuartal III 2019. Data empire state manufacturing yang bagus, ada di level 4, juga membuat dollar AS lebih diminati.

Menurutntya, data tersebut merupakan salah satu indikator yang pasar perhatikan terkait sektor industri. “Level empat ini menandakan lebih baik dari bulan sebelumnya karena prediksinya cuma di level satu,” ungkap Reny.

Bagikan

Berita Terbaru

Yield Turun, Ongkos Utang Pemerintah Makin Murah
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:56 WIB

Yield Turun, Ongkos Utang Pemerintah Makin Murah

Lelang SBN perdana di semester kedua 2025 ramai peminat. Pada lelang 1 Juli 2025, total permintaan yang masuk mencapai Rp 121,68 triliun.​

Main Saham Kian Mudah dengan Aplikasi Investasi
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:27 WIB

Main Saham Kian Mudah dengan Aplikasi Investasi

Jalan aplikasi investasi saham menjaring investor baru, lancar, seiring jumlah investor yang terus meningkat.        

Laju Kredit Masih Belum Bisa Melejit
| Senin, 07 Juli 2025 | 14:08 WIB

Laju Kredit Masih Belum Bisa Melejit

Ketidakpastian ekonomi telah menahan hasrat pelaku usaha untuk mengajukan kredit di bank.                  

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:50 WIB

Profit 25,09% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut Lagi (7 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat hari ini 7 Juli 2025) di Logammulia.com tertera Rp 1.901.000 per gram.

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik
| Senin, 07 Juli 2025 | 08:06 WIB

Aturan Panas Bumi Sedang Direvisi, Bakal Ada Kepastian PJBL Hingga Harga Jual Listrik

Proses revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2017 diharapkan bisa rampung pada September 2025.

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:24 WIB

JP Morgan Rajin Borong Saham GOTO di Awal Juli 2025, Harganya bisa Terus Rebound?

Selain JP Morgan, akumulasi saham GOTO di awal Juli 2025 juga dilakoni Credit Agricole Group dan State Street Corp..

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:07 WIB

Mengantisipasi Perubahan Penguasa Market Cap Bursa

 Dominasi saham-saham perbankan di daftar 10 besar kapitalisasi pasar (market capitalization) mulai memudar.

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui
| Senin, 07 Juli 2025 | 07:02 WIB

IHSG Melemah pada Paruh Pertama 2025, di Semester II Ketidakpastian Masih Menghantui

Perang dagang, tensi geopolitik, dan kondisi ekonomi domestik RI kurang mendukung pasar saham Indonesia. 

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:30 WIB

Kinerja Perbankan Digital Tampil Lebih Menarik

Di saat bank-bank konvensional perlu memutar otak menjaga profitabilitas, bank digital justru lebih tenang dengan pertumbuhan laba tinggi. ​

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat
| Senin, 07 Juli 2025 | 06:25 WIB

Tantangan Emiten Nikel Semakin Berat

Di tengah harga komoditas yang cenderung melemah, emiten nikel berpotensi terdampak kebijakan bea masuk antidumping dari China

INDEKS BERITA

Terpopuler