Ekspansi Pembangkit Gas dalam RUPTL Disebut Bisa Bebani Negara Hingga US$ 60 Miliar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia dan PT PLN berencana untuk membangun pembangkit berbahan bakar gas cukup masif dalam beberapa tahun ke depan. Namun, berdasarkan perhitungan lembaga pemikir (think thank) Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) rencana ini justru akan memberikan beban besar bagi negara.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN telah menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2025-2034. Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW hingga 2034. Dari total ini, sekitar 76% kapasitas akan berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT) dan sistem penyimpanan energi seperti baterai dan pumped storage.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan