Ekspansi Sritex (SRIL) Usai PKPU Terhambat Salinan Putusan MA

Jumat, 22 Juli 2022 | 07:46 WIB
Ekspansi Sritex (SRIL) Usai PKPU Terhambat Salinan Putusan MA
[ILUSTRASI. Pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex masih menunggu salinan putusan Mahkamah Agung (MA) terkait kasasi atas homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) supaya putusan efektif. Belum diterimanya salinan ini menghambat SRIL mencari pendanaan dan juga merugikan pemegang saham.

Salinan putusan ini juga jadi dasar bagi SRIL menyampaikan keterbukaan informasi dan pemenuhan administrasi lain ke BEI, Otoritas Jasa Keuangan, kreditur dan pemangku kepentingan lain. Sampai saat ini, Sritex sudah melakukan langkah proaktif untuk memperoleh salinan putusan MA."Semakin cepat kami mendapat salinan keputusan, akan membantu BEI mencabut suspensi saham," tutur Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL, Kamis (21/7).

Salah satu pihak yang terkena dampak suspensi SRIL adalah Dana Pensiun (Dapen) Telkom. Perwakilan dari Dapen Telkom yang hadir dalam acara paparan publik Sritex kemarin mengatakan, kesulitan menjual saham SRIL. Padahal, Dapen Telkom berencana mengurangi porsi saham dalam portofolio investasinya. Investasi Dapen Telkom memang tidak terlalu besar, sekitar Rp 1,4 miliar.

Tanpa salinan putusan MA di tangan, SRIL juga masih terhambat mencari pendanaan. Welly menyampaikan, posisi kas Sritex sangat terbatas. Per kuartal I-2022, kas dan setara kas yang dibatasi berjumlah US$ 11 juta, merosot dari sebesar US$ 81 juta pada kuartal I-2021.

Untuk meningkatkan utilisasi, Sritex membutuhkan modal kerja tambahan. Sritex berharap salinan putusan MA dapat segera didapatkan supaya Sritex bisa kembali menjaring pendanaan dari para kreditur.

Secara rata-rata, utilisasi produksi Sritex saat ini masih berkisar 70%-75%. Hingga akhir tahun 2022, Sritex menargetkan bisa mempertahankan utilisasi sampai dengan 75%, dengan harapan bisa naik sampai 80%-85% kembali.

Setelah homologasi PKPU efektif, likuiditas SRIL akan meningkat. Setelah restrukturisasi, jatuh tempo utang Sritex terbagi jadi tiga bagian, yaitu jangka waktu 5 tahun,
9 tahun, dan 12 tahun.

Besaran utang dengan jangka waktu 5 tahun adalah sebesar US$ 417 juta, 9 tahun senilai US$ 512 juta, dan 12 tahun US$ 490 juta. "Rata-rata utang jadi jangka panjang. Ini akan meningkatkan rasio likuiditas, sehingga fokus jangka pendek untuk meningkatkan kinerja," kata Welly.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Emas Bisa Mencapai US$ 5.000, Saham MDKA dan ANTM Menjadi Sorotan
| Minggu, 07 September 2025 | 17:34 WIB

Harga Emas Bisa Mencapai US$ 5.000, Saham MDKA dan ANTM Menjadi Sorotan

Secara historis, lemahnya dolar AS dan turunnya suku bunga mendorong daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Cek Skor Kredit demi Pencapaian Penting dalam Hidup
| Minggu, 07 September 2025 | 07:00 WIB

Cek Skor Kredit demi Pencapaian Penting dalam Hidup

Jangan hanya tahu platform pinjaman, tapi unduh juga aplikasi cek skor kredit biar berimbang dalam memanfaatkan fasilitas utang.

Asuransi Perjalanan Jadi Kontributor Utama saat Makin Banyak yang Jalan-Jalan
| Minggu, 07 September 2025 | 06:30 WIB

Asuransi Perjalanan Jadi Kontributor Utama saat Makin Banyak yang Jalan-Jalan

Bisnis asuransi perjalanan menunjukkan pertumbuhan positif. Online travel agent dan platform digital lainnya bisa memperluas akses.

Balik ke Fase Ekspansif, Prospek Industri Hijau Positif
| Minggu, 07 September 2025 | 06:15 WIB

Balik ke Fase Ekspansif, Prospek Industri Hijau Positif

Industri manufaktur kembali ke fase ekspansif. Ini sekaligus berpeluang mengembangkan industri hijau di Tanah Air.

Tambang Emas Itu Bernama Sampah Rumah Tangga
| Minggu, 07 September 2025 | 05:45 WIB

Tambang Emas Itu Bernama Sampah Rumah Tangga

Lewat program konversi sampah menjadi emas, Pegadaian meramu dua hal sekaligus, membangun literasi investasi dan budaya ramah lingkungan.

Cuan Cetar dari Produksi Camilan Bar
| Minggu, 07 September 2025 | 05:35 WIB

Cuan Cetar dari Produksi Camilan Bar

Tren gaya hidup sehat butuh sumber nutrisi sehat. Salah satunya camilan bar yang mengenyangkan. Belakangan camilan bar diminati banyak orang.

 
BI dan Pemerintah Berbagi Beban
| Minggu, 07 September 2025 | 05:10 WIB

BI dan Pemerintah Berbagi Beban

BI dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sepakat menanggung beban sama besar alias separo-separo atas bunga surat utang pemerintah.​

Banyak Aksi Unjuk Rasa, IHSG Sepekan Cuma Naik Tipis
| Minggu, 07 September 2025 | 04:25 WIB

Banyak Aksi Unjuk Rasa, IHSG Sepekan Cuma Naik Tipis

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.867,35 pada perdagangan Kamis (4/9) atau melemah 0,23% dibandingkan hari sebelumnya

Risiko Tambahan Emiten Komoditas Nikel
| Minggu, 07 September 2025 | 04:15 WIB

Risiko Tambahan Emiten Komoditas Nikel

Konsumsi baterai FLP yang semakin meningkat bisa membuat pengelola smelter berpotensi kehilangan pasar strategis

Ketidakpastian Masih Tinggi, Begini Catatan Sekuritas Asing Soal IHSG
| Minggu, 07 September 2025 | 04:10 WIB

Ketidakpastian Masih Tinggi, Begini Catatan Sekuritas Asing Soal IHSG

Sepekan dalna asing net sell Rp 5,28 triliun, analis berharap pasar modal akan kembali membaik di jangka panjang

INDEKS BERITA

Terpopuler