Emiten Baja Mengalap Berkah Pembatasan Impor

Selasa, 22 Januari 2019 | 08:35 WIB
Emiten Baja Mengalap Berkah Pembatasan Impor
[]
Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri baja lokal mendapat angin segar. Lewat Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 110/2018, pemerintah membatasi baja impor dan mengutamakan penggunaan baja lokal. Industri lokal menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kinerja.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyambut baik kebijakan tersebut. "Dampaknya akan bagus, bukan hanya untuk KRAS tapi juga bagi industri dan pasar baja di Indonesia," terang Silmy, Senin (21/1).

 

Senada, Investor Relations PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) Johannes Edward berharap, peraturan ini dapat mengurangi transaksi impor yang bersifat spekulatif. Sehingga, harga baja dalam negeri lebih stabil.

 

Dengan iklim yang lebih baik, industri baja berharap mendulang kinerja lebih baik di tahun ini. KRAS menargetkan kenaikan penjualan dan produksi baja sebesar 20% hingga 30% dibanding tahun sebelumnya.

 

Apalagi, fasilitas produksi pabrik baja lembaran panas 2 atau HSM2 akan beroperasi pada pertengahan tahun ini. Tingkat produksi akan naik.

 

Tapi untuk laba bersih, KRAS masih menunggu proses restrukturisasi utang serta pelaksanaan Permendag 110/2018 yang berlaku 20 Januari 2019. "Jika dilaksanakan dengan baik, tidak akan ada lagi impor merajalela dan industri baja, khususnya KRAS, bisa untung," tutur Silmy.

 

Untuk ekspansi tahun ini, KRAS menyediakan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 200 juta. Capex bakal dipakai untuk menyelesaikan proyek yang sedang berjalan dan penambahan fasilitas baru.

 

Dengan terbukanya pasar di dalam negeri, KRAS akan fokus memenuhi kebutuhan baja domestik. "Ekspor tetap kami jadikan target. Tapi domestik lebih penting karena pada 2018 lalu, pasar lokal kebanjiran baja impor. Maka, prioritas kami masih ke pasar di dalam negeri," sebut dia. Adapun kontribusi ekspor bagi pendapatan KRAS saat ini sebesar 10% hingga 15%.

 

Angkat laba

 

Sedangkan ISSP menargetkan kenaikan penjualan sebesar 20% di 2019. Memang, target tersebut terbilang konservatif, lantaran pada kuartal III-2018 lalu, ISSP mampu membukukan penjualan sebesar Rp 3,38 triliun, atau meningkat 25% dari periode sama tahun sebelumnya.

 

"Alasan target penjualan di 2019 mirip dengan tahun lalu karena tahun ini kami akan lebih fokus untuk meningkatkan margin laba," lanjut Johannes.

 

Asal tahu saja, pada kuartal III-2018 pendapatan ISSP meningkat 25% year on year. Tetapi, laba bersih di periode yang sama tergerus 25,28% menjadi Rp 15,55 miliar.

 

Sedangkan KRAS di periode yang sama mencetak peningkatan pendapatan 22,71%. KRAS juga berhasil memangkas rugi bersih sebesar 50% jadi tinggal US$ 36,72 juta.

 

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kebijakan tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi kinerja dan pergerakan saham-saham emiten baja ke depan, asalkan penerapannya berkesinambungan. Pasalnya, emiten-emiten baja tersebut masih membukukan kerugian.

 

Ini menjadi salah satu pertimbangan para pelaku pasar melirik saham-saham baja. "Kebijakan pemerintah bisa jadi sentimen yang bagus, tapi kebanyakan investor pasti memilih wait and see sembari melihat efek dan hasil dari penerapan pembatasan impor baja atas kinerja emiten-emiten terkait," lanjut Nafan.

 

Nafan merekomendasikan hold untuk saham KRAS dengan target harga jangka panjang di level Rp 755 per saham. "KRAS likuid dan bisa untuk jangka panjang," kata Nafan. Rekomendasi untuk ISSP juga sama, yaitu hold. Target harga di jangka panjang sebesar Rp 147 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

TFAS Perkuat Ekosistem UMKM dan Efisiensi Digital
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 14:00 WIB

TFAS Perkuat Ekosistem UMKM dan Efisiensi Digital

Berbekal pengalaman panjang pengelolaan titik layanan dan kolaborasi UMKM, TFAS siap membangun kemitraan strategis baru.

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:13 WIB

Kucuran Pembiayaan Himbara ke Program KDMP Belum Mulai

Pemerintah telah meneken Surat Keputusan Bersama (SKB) percepatan pembangunan gerai dan gudang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) 

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:03 WIB

Dana Pensiun Lokal Mulai Menandah Saham Bank

Penurunan saham bank tampak teredam karena institusi-institusi lokal mulai menadah saham yang sudah tergolong murah.​

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Bidik Rights Issue Rp 3,2 Triliun, Kendali Konglomerat China di PACK Makin Dominan

Deng Weiming memimpin CNGR Advanced Material, perusahaan yang memproduksi komponen baterai litium, beberapa di antaranya digunakan di mobil.

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:47 WIB

Melihat Proyeksi Kinerja Sumber Tani Agung Resources di Tengah Reli Saham STAA

Status unusual market activity (UMA) tak mampu mengerem laju saham STAA yang mulai menanjak sejak 7 Oktober 2025.

Bangun Family Office Tak Pakai APBN
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:24 WIB

Bangun Family Office Tak Pakai APBN

Menurutnya, konsep family office bertujuan untuk memberikan fasilitas bagi investor individu besar agar menempatkan dananya di Indonesia

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera  Menggelar Rights Issue
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:13 WIB

Mencari Dana Hingga Rp 3,25 Triliun, PACK Segera Menggelar Rights Issue

Rencananya, sekitar 86,76% dana hasil rights issue akan dialokasikan untuk pinjaman kepada entitas anak 

Daya Beli Dijaga Aman, Penerimaan Tertekan
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:12 WIB

Daya Beli Dijaga Aman, Penerimaan Tertekan

Pemerintah menahan sejumlah kebijakan pajak dan cukai demi menjaga daya beli masyarakat             

Penjualan Meningkat, Laba Astra International (ASII) Berpotensi Bakal Bisa Ngebut
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:05 WIB

Penjualan Meningkat, Laba Astra International (ASII) Berpotensi Bakal Bisa Ngebut

Segmen jasa keuangan diproyeksi tetap stabil. Pendapatan diperkirakan bergerak sejalan meningkatnya penjualan otomotif.

Cum Dividen Saham CMRY Hari Ini, 17 Oktober 2025, Waspadai Potensi Dividend Trap
| Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:02 WIB

Cum Dividen Saham CMRY Hari Ini, 17 Oktober 2025, Waspadai Potensi Dividend Trap

Meski dinilai memiliki prospek yang positif, dividen yield saham CMRY di harga saat ini tergolong kecil.

INDEKS BERITA

Terpopuler