Emiten BUMN Berburu Dana Right Issue Agar Kinerja Membaik

Senin, 11 Juli 2022 | 03:45 WIB
Emiten BUMN Berburu Dana Right Issue Agar Kinerja Membaik
[ILUSTRASI. Direktur BTN Jasmin, legenda bulutangkis Alan Budikusuma dan Susi Susanti, serta Wakil Direktur BTN Nixon LP Napitupulu saat pemaparan Tabungan Bisnis BTN.]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. DPR menyetujui usulan rights issue yang akan dilakukan enam emiten pelat merah. Keenam emiten tersebut yaitu PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Bank Tabungan Negara  Tbk (BBTN), dan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).

GIAA misalnya akan menggunakan rights issue untuk mendapat dana penyertaan modal negara (PMN) Rp 7,5 triliun. Tahap selanjutnya, GIAA berharap dapat penyertaan dari investor lain lewat rights issue, sehingga saham pemerintah terdilusi.

Analis Investindo Nusantara Pandhu Dewanto menanggapi, sejumlah emiten pelat merah yang rights issue memiliki struktur permodalan kurang sehat. Dari emiten-emiten yang menggelar rights issue, ia melihat ada prospek positif di BBTN, SMGR dan KRAS.

Jangka menengah

Alasannya, ketiga emiten tadi menggelar righrs issue untuk mencari dana ekspansi. "Sehingga ada potensi pertumbuhan pendapatan dari tambahan modal yang diperoleh, bukan sekedar mengurangi beban utang," jelas Pandhu, Minggu (10/7).

BBTN akan menggelar rights isue sampai Rp 4,6 triliun untuk memenuhi bekal saat cost of fund naik akibat tren bunga naik. Secara valuasi Pandhu melihat, BBTN relatif menarik. BBTN diperdagangkan pada price to earning ratio (PER) sekitar 4,7 kali dan price to book value (PBV) 0,66 kali. "Kami masih cukup yakin BBTN mencapai Rp 1.700," jelas dia.

Dana rights issue juga akan mendukung SMGR.Valuasi saham SMGR juga masih relatif rendah dibanding rata-rata historisnya. Untuk 12 bulan ke depan, SMGR dapat mencapai Rp 8.700.

Valuasi KRAS juga menarik karena masih diperdagangkan pada PER sekitar 4,5 kali dan PBV sekitar 0,8 kali. KRAS ditargetkan masih bisa mencapai Rp 420 untuk 12 bulan ke depan.

Adapun kinerja GIAA dan WSKT masih akan tertekan meski sudah mendapat suntikan dana pemerintah. Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova menilai suntikan dana bisa jadi sentimen positif yang mendongkrak harga saham jangka menengah hingga jangka panjang. Tapi, cermati juga tekanan dari sentimen negatif dari global n

Bagikan

Berita Terbaru

Pertumbuhan Simpanan Kelas Menengah Bawah di Bank Meningkat
| Rabu, 27 November 2024 | 08:32 WIB

Pertumbuhan Simpanan Kelas Menengah Bawah di Bank Meningkat

Nominal simpanan di bawah Rp 100 juta tumbuh 5,9% secara tahunan per Oktober 2024, meningkat dari September yang tumbuh 5,3%

Kualitas Aset Perbankan Syariah Terjaga Baik
| Rabu, 27 November 2024 | 08:25 WIB

Kualitas Aset Perbankan Syariah Terjaga Baik

Rasio pembiayaan bermasalah atau  non performing financing (NPF) Bank Umum Syariah (BUS) per September 2024 ada di level 2,14%

Tenggak Waktu Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR Tinggal Sebulan
| Rabu, 27 November 2024 | 08:19 WIB

Tenggak Waktu Pemenuhan Modal Inti Minimum BPR Tinggal Sebulan

Per September 2024, jumlah BPR di Indonesia masih cukup banyak menurut data OJK. Totalnya mencapai 1.377 bank

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Memacu Penjualan Batubara
| Rabu, 27 November 2024 | 08:05 WIB

Indo Tambangraya Megah (ITMG) Memacu Penjualan Batubara

ITMG menargetkan volume penjualan batubara tahun ini bisa mencapai 24,5 juta ton atau atau meningkat dibandingkan tahun lalu 20,9 juta ton.

Orang Dalam Ramai Memborong Saham
| Rabu, 27 November 2024 | 07:55 WIB

Orang Dalam Ramai Memborong Saham

Tekanan di pasar modal belakangan ini jadi momentum bagi manajemen perusahaan untuk mengakumulasi saham emiten

Simak Prospek UNVR Usai Jual Bisnis Es Krim
| Rabu, 27 November 2024 | 07:50 WIB

Simak Prospek UNVR Usai Jual Bisnis Es Krim

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan rencana pelepasan bisnis es krim, bagian dari rencana induk UNVR, Unilever Plc 

Kebijakan Tarif Trump Menyetir Pergerakan Bursa Asia
| Rabu, 27 November 2024 | 07:47 WIB

Kebijakan Tarif Trump Menyetir Pergerakan Bursa Asia

indeks saham di Asia melemah akibat pernyataan Donald Trump yang berencana menambah tarif impor atas barang-barang China sebesar 10%. 

Beban Utang dan Ketidakpastian Proyek Menghantui WSKT
| Rabu, 27 November 2024 | 07:41 WIB

Beban Utang dan Ketidakpastian Proyek Menghantui WSKT

Selain masih harus melanjutkan proses restrukturisasi utang, WSKT menghadapi ketidakpastian proyek infrastruktur tahun depan.

IPO Jumbo Belum Tentu Memberikan Hasil Besar
| Rabu, 27 November 2024 | 07:38 WIB

IPO Jumbo Belum Tentu Memberikan Hasil Besar

Sejak pandemi Covid-19 berakhir, sejumlah perusahaan beraset jumbo berlomba menjaring dana dari pasar moda

Buku Cetak dan Digital Tetap Bebas PPN
| Rabu, 27 November 2024 | 07:21 WIB

Buku Cetak dan Digital Tetap Bebas PPN

Ditjen Pajak Kemkeu menegaskan semua produk buku, baik yang berbentuk cetak maupun digital, bebas PPN. 

INDEKS BERITA

Terpopuler