Emiten Konstruksi BUMN Cari Strategi Menjaga Arus Kas Tetap Positif

Sabtu, 03 Agustus 2019 | 07:35 WIB
Emiten Konstruksi BUMN Cari Strategi Menjaga Arus Kas Tetap Positif
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konstruksi kudu menjaga aktivitas arus kasnya tetap positif. Maklumlah, pendanaan untuk proyek bernilai besar bisa bikin arus kas seret. Untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, emiten pun menerbitkan obligasi.

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) misalnya, berencana menerbitkan obligasi lagi pada kuartal IV-2019 sebesar Rp 1,5 triliun. Ini merupakan kelanjutan dari penerbitan obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun senilai Rp 500 miliar yang terbit 26 Juni lalu.

"Rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan," jelas Sekretaris Perusahaan WSBP Fathia Syafurah, Jumat (2/8).

Baca Juga: Waskita Beton Precast (WSBP) akan terbitkan obligasi berkelanjutan di kuartal kempat

Sebagian besar dana perolehan dari obligasi tahap I digunakan sesuai rencana. Untuk modal kerja, 100% dana sudah digunakan. "Sedangkan untuk porsi investasi baru digunakan 5% untuk pembangunan plant di Gasing dan Penajam," jelas Fathia.

Kas dan setara kas WSBP pada akhir semester I lalu sejatinya masih positif. Arus kas dari aktivitas operasi mencapai Rp 311,78 miliar, setelah mendapat pembayaran dari pelanggan senilai Rp 3,78 triliun pada periode tersebut.

Sementara itu, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) belum akan menerbitkan obligasi pada sisa tahun ini. Sekretaris Perusahaan WIKA Mahendra Vijaya optimistis tahun ini WIKA akan membukukan arus kas yang positif.

Baca Juga: ADHI dan WSBP terbitkan obligasi, bagaimana kondisi arus kas BUMN konstruksi?

"Untuk semester dua ini, beberapa proyek akan menerima pencairan pembayaran," jelas Mahendra kepada Kontan, Jumat (8/2). Salah satunya dari pengerjaan proyek tol Balikpapan-Samarinda. Berdasarkan informasi yang diterima Kontan, nilai pembayaran dari beberapa proyek contractor pre-finance (CPF) tersebut sekitar Rp 4 triliun.

Mahendra mengatakan, gearing ratio WIKA saat ini sebesar 1,01 kali. Angka ini terbilang masih rendah, di bawah level covenant yang sebesar 2,5 kali. "Sehingga masih sangat mampu me-leverage pendanaan," ujar dia.

Berdasar laporan keuangan semester I-2019, WIKA masih menombok Rp 5,47 triliun untuk aktivitas operasi. Namun, saldo kas dan setara kas keseluruhan masih positif, yaitu sebesar Rp 5,6 triliun.

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler