Emiten Milik Pemprov DKI Jakarta Injak Gas di Semester Kedua

Jumat, 02 Agustus 2019 | 06:14 WIB
Emiten Milik Pemprov DKI Jakarta Injak Gas di Semester Kedua
[]
Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) bakal menginjak gas lebih dalam di semester kedua 2019.

Jaya Konstruksi bakal lebih banyak mengejar kontrak pekerjaan single year atau yang berdurasi setahun.

Alasannya demi mengerek nilai investasi dan pendapatan tahun berjalan.

Perusahaan yang dikendalikan oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) itu juga mengejar kecepatan pembangunan proyek.

Target Jaya Konstruksi adalah kontrak dari perusahaan swasta. "Pada semester kedua kami ingin menggenjot proyek yang sifatnya single year dan itu juga dapat terbantu dengan proyek on hand saat ini," ungkap Sekretaris dan Direktur Independen PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, Hardjanto Agus Priambodo, saat dihubungi KONTAN, Kamis (1/8).

Hanya saja, Jaya Konstruksi tidak mengungkapkan target nilai dan jenis proyek yang mereka bidik.

Yang pasti, perusahaan tersebut berharap pencarian kontrak setahun bisa memperbaiki capaian selama semester I-2019.

Dari Januari-Juni kemarin, Jaya Konstruksi memang sudah menyelesaikan sejumlah proyek.

Sebut saja pembangunan lajur keempat Tol Tangerang Barat Cikupa Paket 2 senilai Rp 141,37 miliar, Terminal Bandara Sultan Thaha Jambi senilai Rp 132,49 miliar dan renovasi Gedung Sekolah Paket IV milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta senilai Rp 308 miliar.

Sebelumnya realisasi tak sesuai harapan

Namun realisasi pengerjaan aneka proyek pada paruh pertama tahun ini belum seperti harapan.

Momentum pemilihan umum atau pemilu kemarin, menyebabkan pengerjaan beberapa proyek tertunda.

Misalnya saja rencana pembangunan proyek trotoar DKI Jakarta yang terpaksa mundur pada kuartal III dan kuartal IV tahun ini.

Akibatnya, penyerapan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) Jaya Konstruksi pada semester I-2019 kurang dari 35%.

"Untuk investasi kami berhati-hati dan serapan capex untuk pembelian bahan atau aset yang sifatnya ready stock saja," tutur Hardjanto.

Dalam catatan KONTAN, sepanjang tahun ini Jaya Konstruksi menyediakan capex Rp 146 miliar. Dana belanja modal tersebut lebih rendah ketimbang alokasi tahun lalu sebesar Rp 164 miliar.

Tak berhenti pada realisasi capex, Jaya Konstruksi menyebutkan penundaan proyek pada semester I-2019 berimbas pada rapor kinerja.

Kondisi itu mengakibatkan mereka menanggung rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih Rp 19,76 miliar.

Sementara pada periode yang sama tahun lalu masih cuan Rp 7,47 miliar.

Padahal dalam periode tersebut sejatinya pendapatan usaha Jaya Konstruksi masih tumbuh 24,63% year-on-year (yoy) menjadi Rp 1,67 triliun.

Dua kontributor utama adalah pendapatan jasa konstruksi Rp 519,09 miliar dan aspal senilai Rp 479,53 miliar.

Menurut geografis, pendapatan terbesar Jaya Konstruksi berasal dari area Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yakni Rp 1,08 triliun.

Sisanya pendapatan dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan luar negeri.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk
| Selasa, 30 Desember 2025 | 15:00 WIB

Prospek RMK Energy (RMKE) Cerah Meski Harga Batubara Terpuruk

Menurut analis, model bisnis RMKE memiliki keunggulan, terutama dari sisi efektifitas biaya, keselamatan, kepatuhan regulasi, dan biaya.

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 13:00 WIB

MLBI Jaga Kinerja di Momen Penting Natal 2025 dan Tahun Baru 2026

Manajemen MLBI memastikan, merek-merek mereka berada dalam posisi yang kuat dan tersedia untuk memenuhi permintaan konsumen.

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama
| Selasa, 30 Desember 2025 | 11:00 WIB

Prospek Minyak Dunia 2026 Masih Tertekan, Surplus Pasokan Jadi Tema Utama

Goldman Sachs dalam risetnya menilai pasar minyak global masih akan berada dalam kondisi kelebihan pasokan pada 2026.

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi
| Selasa, 30 Desember 2025 | 09:22 WIB

Richer Versus Faster Richer : Perhitungan Kalkulus di Balik Investasi

Di masa lalu, kekayaan ratusan miliar dolar Amerika Serikat (AS) terdengar mustahil. Hari ini, angka-angka itu menjadi berita rutin. 

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:12 WIB

Menavigasi Jalan Terjal Ekonomi Global 2026

Di sejumlah negara dengan pendekatan populis yang kuat, peran pemerintah melalui jalur fiskal begitu kuat, mengalahkan peran ekonomi swasta.

Bayar Tagihan Ekologis
| Selasa, 30 Desember 2025 | 07:02 WIB

Bayar Tagihan Ekologis

Penerapan kebijakan keberlanjutan di sektor perkebunan dan pertambangan tak cukup bersifat sukarela (voluntary compliance).

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:06 WIB

Mengejar Investasi untuk Mencapai Target Lifting

ESDM mencatat, realisasi lifting minyak hingga akhir November 2025 berada di kisaran 610.000 bph, naik dari capaian 2024 yang sekitar 580.000 bph.

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:05 WIB

Laju Saham Properti Masih Bisa Mendaki

Di sepanjang tahun 2025, kinerja saham emiten properti terus melaju. Alhasil, indeks saham emiten properti ikut terdongkrak.

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:01 WIB

Beragam Tantangan Mengadang Emas Hitam di Tahun Depan

Sektor mineral dan batubara turut menopang anggaran negara melalui setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara
| Selasa, 30 Desember 2025 | 06:00 WIB

Prodia Widyahusada (PRDA) akan Ekspansi Jaringan ke Asia Tenggara

Fokus utama PRDA diarahkan pada pengembangan layanan kesehatan masa depan, terutama di bidang terapi regeneratif 

INDEKS BERITA

Terpopuler