Emiten Pemilik Lisensi KFC Raup Berkah Ramadan dan Lebaran

Selasa, 11 Juni 2019 | 09:57 WIB
Emiten Pemilik Lisensi KFC Raup Berkah Ramadan dan Lebaran
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) kembali menikmati berkah Ramadan. Pemilik lisensi jaringan waralaba KFC di Indonesia itu mencatatkan pertumbuhan penjualan 25% selama Ramadan dan Lebaran tahun ini dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Sama seperti periode Ramadan pada umumnya, penjualan pada siang hari memang turun ketimbang bulan biasa. Namun penjualan menjelang buka puasa dan sahur serta-merta melonjak. Sementara di musim mudik Lebaran juga menorehkan pertumbuhan penjualan yang signifikan.

Pada saat yang bersamaan, kenaikan harga ayam potong selama momentum tersebut masih terkendali. Persentase kenaikan harganya tidak sebesar tahun lalu yang mencapai 20%. "Kami tidak menaikkan harga jual," ujar Shivashish Pandey, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk, saat ditemui KONTAN usai rapat umum pemegang saham (RUPS), Senin (10/6).

Hingga 31 Mei 2019, Fast Food Indonesia mengoperasikan 714 gerai. Sebanyak 25 gerai di antaranya mulai beroperasi pada kuartal pertama tahun ini. Ratusan gerai itu terbagi dalam 10 area restaurant support center (RSC) yang meliputi Jakarta, Medan, Batam, Makassar, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Palembang dan Balikpapan.

Selain memperluas jangkauan pemasaran, Fast Food Indonesia tentu berharap tambahan kontribusi penjualan dari kehadiran gerai-gerai baru. Tahun lalu, misalnya, emiten berkode saham FAST di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menambah 61 gerai baru dengan target pertumbuhan pendapatan sekitar 6% year on year (yoy).

Penyerapan capex

Sementara tahun ini Fast Food Indonesia merencanakan pembukaan 60 gerai baru dengan target pertumbuhan pendapatan 13,5% yoy. Dengan realisasi 25 gerai baru tadi, artinya mereka harus mengejar penambahan 35 gerai baru lagi sampai tutup tahun 2019.

Target lokasi pembukaan gerai tak terbatas. Fast Food Indonesia bahkan masih membuka peluang ekspansi gerai di ibukota. Mereka juga tidak pandang bulu mengenai konsep gerai. Selama ini gerai KFC hadir dalam wujud gerai KFC reguler, gerai KFC Box dan KFC Mobile.

Fast Food Indonesia mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 550 miliar untuk ekspansi gerai. "Untuk 25 gerai telah keluar Rp 125 miliar capital expenditure," terang Shivashish.

Sementara itu, RUPS PT Fast Food Indonesia Tbk kemarin (10/6) menyepakati pembagian dividen tunai tahun buku 2018 sebesar Rp 32 per saham. Adapun total dividen yang perusahaan ini bagikan mencapai Rp 63,84 miliar dan bersumber dari laba tahun berjalan tahun lalu. Jadwal pembagian dividen 10 Juli 2019 nanti.

Besaran dividen 2018 lebih tinggi 28% ketimbang dividen 2017 yang dibagikan tahun lalu. "Tahun lalu, pembagian dividen Rp 25 per unit saham," tutur Justinus D Juwono, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk, Senin (10/6).

Sepanjang tahun lalu Fast Food Indonesia membukukan laba tahun berjalan mencapai Rp 212,01 miliar. Dengan begitu, rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio sebesar 30,11%.

Laba tahun berjalan Fast Food Indonesia di sepanjang 2018 meningkat 26,96% dibandingkan dengan realisasi laba di sepanjang tahun 2017. Kenaikan bottom line tersebut sejalan dengan kinerja top line. Pada tahun lalu, pendapatan perusahaan tersebut mendaki 13,58% menjadi sekitar Rp 6,02 triliun.

Bagikan

Berita Terbaru

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak
| Selasa, 18 November 2025 | 16:13 WIB

ADMR Punya Angin Segar: Aluminium Bullish dan Labanya Diproyeksi Melonjak

Prospek PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) juga didukung smelter aluminium yang ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2025.

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar
| Selasa, 18 November 2025 | 15:31 WIB

Intiland Development (DILD) Garap Proyek IKN, Begini Respon Pasar

Masuknya DILD ke proyek IKN dianggap sebagai katalis yang kuat. IKN merupakan proyek dengan visibilitas tinggi dan menjadi prioritas pemerintah.

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit
| Selasa, 18 November 2025 | 10:05 WIB

Astra Graphia (ASGR) Cetak Pertumbuhan Dua Digit

Dalam menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang, perusahaan berfokus dalam penguatan fundamental bisnis yang disertai pemberian ruang eksplorasi

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia
| Selasa, 18 November 2025 | 09:50 WIB

Indonesia Bisa Kecipratan Investasi dari Australia

Hubungan dagang Indonesia–Australia selama ini didominasi oleh ekspor daging, gandum serta arus pelajar Indonesia ke Australia.

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:49 WIB

Hanya 4 Hari Saham CSIS Terbang Hampir 100%, Aksi Korporasi Anak Usaha Jadi Katalis

Secara teknikal, saham PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS) masih berpotensi melanjutkan penguatan. 

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat
| Selasa, 18 November 2025 | 08:15 WIB

Bisnis UMKM Belum Bisa Terangkat

Hal ini dipengaruhi oleh normalisasi daya beli masyarakat yang masih lesu, permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya
| Selasa, 18 November 2025 | 08:11 WIB

Sejumlah Emiten Akan Private Placement, Simak Prospek Sahamnya

Salah satu yang terbesar ialah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Emiten pelat merah ini berencana menggelar private placement Rp 23,67 triliun

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis
| Selasa, 18 November 2025 | 08:00 WIB

Mitra Keluarga (MIKA) Terus Merawat Pertumbuhan Bisnis

Pertumbuhan kinerja didukung peningkatan volume pasien swasta serta permintaan layanan medis berintensitas lebih tinggi di sejumlah rumah sakit.

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar
| Selasa, 18 November 2025 | 07:46 WIB

Summarecon Agung (SMRA) Menyuntik Modal ke Anak Usaha Sebesar Rp 231,83 Miliar

SMRA melakukan transaksi afiliasi berupa penambahan modal oleh perusahaan terkendali perseroan itu pada perusahaan terkendali lain.

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026
| Selasa, 18 November 2025 | 07:33 WIB

Integrasi Merger Berlanjut, Laba EXCL Bisa Membaik di 2026

EXCL berhasil meraup pendapatan sebesar Rp 30,54 triliun. Nilai ini melonjak 20,44% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 25,36 triliun.​

INDEKS BERITA

Terpopuler