ILUSTRASI. Seorang pria membersihkan bilik pribadi dalam upaya mematikan virus corona (COVID-19) di tempat pemungutan suara bagi pemilu dini di Our Lady Help of Christian di Staten Island, Kota New York, Amerika Serikat, Minggu (25/10/2020). REUTERS/Andrew Kelly
Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Tedy Gumilar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) terus tertekan dan kian kehilangan taji. Pesta pemilihan presiden (Pilpres) AS yang di masa lalu yang sering menjadi obat mendongkrak penguatan dollar, efeknya kini berbeda.
Para analis menyebut, faktor utama pelemahan dollar AS adalah rencana pencairan stimulus sebesar US$ 2 triliun. Faktor lain, siapa pun pemenang pemilu AS pada 3 November 2020, ini akan mengerjakan tugas berat menanggulangi penyebaran dan efek pandemi corona Covid-19. Apalagi, AS mencatat rekor lonjakan infeksi pada akhir pekan lalu.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.