Euforia Pelantikan Presiden Bikin Kurs Rupiah Hari Ini Menguat Tipis

Jumat, 18 Oktober 2019 | 22:23 WIB
Euforia Pelantikan Presiden Bikin Kurs Rupiah Hari Ini Menguat Tipis
[ILUSTRASI. Petugas menunjukkan uang dolar Amerika Serikat di Cash Center Bank Mandiri, Rabu (28/2).]
Reporter: Adrianus Octaviano, Intan Nirmala Sari | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah menutup perdagangan akhir pekan ini dengan posisi menguat. Mengutip Bloomberg, kurs rupiah hari ini (18/10) menguat tipis 0,05% ke level Rp 14.147 per dolar Amerika Serikat (AS).

Sedang berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, kurs rupiah hari ini menguat 32 poin dari perdagangan sehari sebelumnya menjadi Rp 14.140 per dolar AS.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS sepekan ini cenderung sideways menguat. Ini terlihat dari pergerakan rupiah dalam dua hari terakhir yang menguat.

Baca Juga: Rupiah hari ini ditutup menguat 0,05% ke level Rp 14.148 per dolar AS

"Untuk saat ini, posisi dolar AS cenderung bearish, karena data-data ekonomi AS seperti penjualan ritel, produksi industri, dan inflasi, cenderung turun atau tidak sesuai harapan," kata Reny kepada Kontan.co.id.

Dolar AS juga tertekan mata uang euro dan poundsterling yang perkasa akibat harapan pasar yang meningkat terhadap kesepakatan Brexit.

Untuk sentimen dari domestik sendiri, Reny menilai, belum banyak rilis data yang memberikan pengaruh bagi penguatan rupiah. Untungnya, arus inflow terus masuk dan menjadi pedorong penguatan rupiah di pekan ini.

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan bilang perkembangan negosiasi dagang antara AS dan China masih berubah-ubah selama sepekan ini. Saat ini, investor sedang wait and see terhadap pembicaraan dagang kedua negara.

Baca Juga: Dolar AS cenderung bearish, rupiah menguat di akhir pekan ini

Soalnya, AS-China telah memiliki kesepakatan fase pertama. “Yang jadi pertanyaan, apakah kedua negara ini ke depan akan terus di dalam fase kesepakatan atau justru sebaliknya,” ujar Yudi.

Selain itu, sentimen negatif datang dari perkembangan Brexit. Menurut Yudi, kabar terakhir mengatakan, Uni Eropa dan Inggris sudah mencapai kesepakatan.

Koreksi rupiah sepekan ini juga dipengaruhi data ekonomi terbaru dari negara besar di Asia, yaitu China dan Jepang yang melemah, sehingga membebani mata uang di kawasan Asia.

Walaupun terkoreksi, Yudi bilang, ada sentimen positif yang datang dari domestik, sehingga mampu menahan koreksi yang lebih dalam. Sentimen tersebut adalah pelantikan Presiden serta pengumuman kabinet baru.

“Euforia ini tampaknya membuat investor juga tertarik memegang rupiah,” imbuh Yudi.

Baca Juga: Melemah tipis pekan ini, simak prediksi pergerakan rupiah pekan depan

Pekan depan, pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) bakal menjadi penentu arah rupiah. Kedua pertemuan bank sentral itu bakal menentukan tingkat suku bunga acuan masing-masing dan arah kebijakan moneter ke depan.

"Pasar melihat, ada peluang bagi bank sentral AS untuk memangkas suku bunga sekali lagi, dilihat dari pertumbuhan ekonomi, kinerja manufaktur, dan inflasi AS yang masih turun, sehingga The Fed bakal memangkas suku bunganya," kata Reny.

Sentimen-sentimen negosiasi dagang AS-China dan Brexit, Yudi menambahkan, masih sedikit mendominasi. Hanya saja, akan ada tambahan sentimen dari dalam negeri, seperti pengumuman kabinet yang sedang pasar tunggu.

Baca Juga: Brexit dan negosiasi dagang menekan rupiah pekan ini

Yudi memproyeksikan, mata uang garuda di pekan depan bisa mengalami rebound. Ia menebak kisarannya berada di Rp 14.050-Rp 14.220 per dolar AS.

Sedang Reny memperkirakan, di pekan depan rupiah masih memiliki peluang menguat dengan kecenderungan sideways. Rupiah akan bergerak di kisaran level support Rp 14.100 dan resistance di Rp 14.190.

Bagikan

Berita Terbaru

Saham Lapis Dua Mulai Merana
| Jumat, 15 November 2024 | 09:02 WIB

Saham Lapis Dua Mulai Merana

Setelah sempat menguat di tengah pelemahan saham-saham big cap, kini saham-saham lapis kedua juga mulai kehilangan tenaga.

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia
| Jumat, 15 November 2024 | 08:49 WIB

Harga Emas Turun tapi Stok Logam Mulia Antam Belum Tersedia

Tidak tersedianya stok emas batangan Antam bisa terjadi karena masalah logistik ataupun permintaan. 

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing
| Jumat, 15 November 2024 | 08:48 WIB

Saham Big Cap Mulai Minim Sokongan Asing

Beberapa saham berada di daftar top 10 market cap bursa, tidak  masuk dalam portofolio hedge fund asing

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed
| Jumat, 15 November 2024 | 08:42 WIB

Incar Dana Rp 2 Triliun dari Obligasi, Tower Bersama Catat Oversubscribed

Rasio lancar TBIG per September 2024 berada di angka 0,2x, turun dari periode sama tahun sebelumya yang sebesar 0,3x. 

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok
| Jumat, 15 November 2024 | 07:55 WIB

Daya Beli Anjlok, Kinerja Industri Ritel Keok

Pelemahan industri ritel disebabkan oleh beberapa faktor ekonomi, termasuk tren deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024
| Jumat, 15 November 2024 | 07:29 WIB

Pemerintah Menindak Penyelundupan Barang Senilai Rp 6,1 Triliun di Sepanjang 2024

Pemerintahan Prabowo Subianto membentuk Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan di bawah koordinasi Kemenko Bidang Politik dan Keamanan.

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao
| Jumat, 15 November 2024 | 07:20 WIB

Dilema Industri di Tengah Lonjakan Harga Kakao

Produsen makanan dan minuman fokus melakukan efisiensi dan pengetatan biaya operasional untuk mengantisipasi efek kenaikan harga kakao.

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta
| Jumat, 15 November 2024 | 07:15 WIB

TOBA Divestasi Dua PLTU Senilai US$ 144 Juta

TOBA akan menjual seluruh saham  di PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan
| Jumat, 15 November 2024 | 07:10 WIB

Golden Flower (POLU) Ekspansi ke Bisnis Kecantikan dan Kesehatan

POLU menggandeng Oracle Dermatology dari Korea Selatan.dan berupaya menghadirkan layanan dermatologi internasional di Indonesia.

Smelter Berhenti Produksi, Freeport Minta Relaksasi
| Jumat, 15 November 2024 | 07:00 WIB

Smelter Berhenti Produksi, Freeport Minta Relaksasi

PT Freeport Indonesia menghentikan aktivitas produksi smelter usai insiden kebakaran yang terjadi pada bulan Oktober 2024 silam.

INDEKS BERITA

Terpopuler