Fokus ke Digital, Pangsa Pasar Alfamart Tergerus

Jumat, 17 Mei 2019 | 05:21 WIB
Fokus ke Digital, Pangsa Pasar Alfamart Tergerus
[]
Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - TANGERANG. Pangsa pasar gerai Grup Alfamart sepanjang kuartal I-2019 turun menjadi 35,5%. Padahal di periode yang sama tahun lalu masih menguasai 36,5%.

Mengacu materi pemaparan publik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Mei 2019, pangsa pasar gerai Alfamart pada kuartal pertama tahun lalu sebesar 31,3%, sedangkan pada kuartal pertama tahun ini menyusut menjadi 30,3%. Penurunan juga terjadi pada gerai Alfamidi dengan penguasaan pangsa pasar 5,4% per 31 Maret tahun lalu, menjadi 5,2% per 31 Maret tahun ini.

Penurunan pangsa pasar terjadi karena sejak tahun lalu Sumber Alfaria Trijaya tidak getol lagi menambah jumlah gerai. "Sementara kompetitor kami lebih agresif," terang Anggara Hans Prawira, Direktur Utama PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk dalam pemaparan publik, Kamis (16/5).

Alih-alih menambah gerai, Sumber Alfaria Trijaya lebih fokus meningkatkan layanan digital. Perusahaan tersebut meyakini ke depan pertumbuhan pasar melalui kanal digital bakal lebih banyak dilirik oleh masyarakat.

Salah satu pengembangan layanan digital Sumber Alfaria terjalin dengan PT Gojek Indonesia. Secara mandiri, mereka juga menjalankan layanan digital Alfacart melalui PT Sumber Trijaya Lestari.

Meski demikian, bukan berarti Sumber Alfaria Trijaya menghentikan ekspansi gerai. Tahun ini, mereka menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2,2 triliun untuk menambah gerai dan memperpanjang sewa tempat gerai lama. Dalam catatan KONTAN, target penambahan gerai Alfamart sebanyak 800 pada tahun ini.

Menyisir gerai lama

Tak cuma Sumber Alfaria Trijaya, ekspansi anak usahanya yakni PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) juga terus berjalan. Emiten ini telah membelanjakan dana Rp 90 miliar atau 18% dari total capex pada tahun ini yang mencapai sekitar Rp 500 miliar.

Midi Utama menggunakan dana tersebut untuk menambah 15 gerai Alfamidi dan satu gerai Alfamidi Super dalam kurun waktu kuartal I-2019. Selain itu, mereka juga membelanjakan dana capex untuk perawatan dan perpanjangan kontrak gerai lawas.

Pada tahun ini, manajemen Midi Utama mencanangkan penambahan 100 gerai baru Alfamidi. Adapun target penambahan gerai Alfamidi Super belum bisa mereka pastikan jumlahnya.

Selain menambah gerai baru, Midi Utama menilik ulang prospek gerai yang sudah beroperasi. "Ada sekitar 100 gerai yang akan dievaluasi untuk perpanjangan sewa tempat," tutur Suantopo Po, Direktur PT Midi Utama Indonesia Tbk dalam pemaparan publik, Kamis (16/5).

Dari hasil evaluasi tersebut, bukan tak mungkin Midi Utama lantas menutup gerai yang dianggap tidak lagi prospektif. Awal tahun ini, misalnya, mereka menutup satu gerai Lawson setelah tidak memperpanjang masa sewa. Pemilik tempat menaikkan ongkos sewa terlampau tinggi di atas hitungan bisnis.

Hingga akhir tahun ini, Midi Utama berharap bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan sama seperti pencapaian tahun lalu. Mereka memperkirakan momentum Ramadan dan Lebaran menyumbang 15% terhadap total pendapatan tahun ini.

Sepanjang tahun lalu, Midi Utama membukukan pertumbuhan pendapatan 9,52% year on year (yoy) menjadi Rp 10,70 triliun. Penjualan makanan mendominasi hingga Rp 6,11 triliun.

Beda harga

Grup Alfamart bermain di beberapa jenis gerai ritel sekaligus. Jenis gerai tersebut memiliki irisan produk yang sama. Namun lain jenis gerai, lain pula strategi penetapan harga jual mereka.

Harga jual produk di Alfa Express lebih tinggi ketimbang Alfamart dan Alfamidi. Pasalnya, Alfa Express hadir di kawasan padat seperti bandar udara (bandara) dan stasiun. Sementara tarif sewa tempat di lokasi tersebut lebih tinggi ketimbang lokasi gerai lain.

Pada beberapa produk, harga jual Alfamidi juga lebih mahal dibandingkan dengan di Alfamart. Manajemen Sumber Alfaria Trijaya menyebutkan, perbedaan harga terjadi di luar kendali mereka. Sebab, manajemen perusahaan PT Midi Utama Indonesia Tbk yang menjalankan gerai Alfamidi, berdiri sendiri.

Namun strategi utama antara Alfamart dan Alfamidi kurang lebih sama. "Benang merahnya sama, namun manajemen berbeda," jelas Anggara.

Demikian pula dengan harga di gerai convenience store Lawson. Gerai tersebut lebih banyak mengincar lokasi sekitar perkantoran. Struktur biaya operasionalnya juga berbeda.

Bagi dividen

Sementara, rapat umum pemegang saham (RUPS) Sumber Alfaria Trijaya kemarin menyepakati pembagian dividen Rp 2,64 per saham. Pada akhir tahun lalu, sudah ada pembagian dividen Rp 3,6 per saham. Jadi jumlah dividen yang mereka bayarkan Rp 6,24 per saham yang diambil dari laba bersih tahun buku 2018.

Tomin Widian, Sekretaris Perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk mengatakan total alokasi dividen mencapai Rp 260 miliar. Jadwal pembayaran dividen pada 18 Juni 2019.

RUPS PT Midi Utama Indonesia Tbk juga memutuskan penggunaan 30% laba bersih 2018 untuk dividen. Total dividen yang mereka bayarkan mencapai Rp 47,8 miliar. Pembagian dividen dijadwalkan pada 19 Juni 2019. "Akan mendapatkan Rp 16,6 per saham," tutur Suantopo.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP
| Minggu, 28 Desember 2025 | 13:00 WIB

Pertaruhan Besar Nikel RI: Banjir Pasokan di Gudang LME, Kalah Saing Lawan LFP

Indonesia mengalami ketergantungan akut pada China di saat minat Negeri Tirai Bambu terhadap baterai nikel justru memudar.

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

INDEKS BERITA

Terpopuler