Fransiscus Alip: Harus Mengetahui Tujuan Investasi

Sabtu, 15 Juni 2019 | 00:48 WIB
Fransiscus Alip: Harus Mengetahui Tujuan Investasi
[]
Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Peribahasa ini menjadi pegangan Fransiscus Alip dalam mengatur keuangannya, termasuk dalam hal investasi.

Pria yang menjabat sebagai Direktur & Co-Founder AJ Capital Advisory ini sudah terbiasa menyisihkan uang untuk disimpan sejak kecil. "Almarhum papa saya selalu mengajarkan menabung dan jangan berutang. Kalau mau beli sesuatu harus ada uangnya," kisah pria yang akrab disapa dengan Alip ini.

Alhasil, ketika dewasa, investasi bukan sesuatu yang asing bagi Alip. Ia pertama kali berinvestasi setelah pulang bekerja dari Australia 2005 silam. Investasi pilihannya saat itu adalah properti. "Saya beli rumah yang sampai saat ini masih saya tempati," kenang dia.

Setelah itu, ia mengembangkan portofolio investasinya ke ruko dan perkantoran.Pria yang pernah berkarier di Ernst & Young ini juga lantas menjajal investasi saham.

Sejak dulu hingga sekarang, Alip selalu memilih saham blue chip.Menurut dia, saham-saham tersebut bisa menjadi tabungan dirinya dalam jangka panjang. "Saya suka UNVR, BBCA, BMRI dan GGRM," kata dia.

Prinsip Alip, dalam berinvestasi, investor harus mengetahui apa tujuan dia berinvestasi. "Tujuan saya biasanya saya bagi dua, yakni jangka panjang dan jangka pendek," tutur pria lulusan Kellogg School of Management and Hongkong University of Science and Technology ini.

 Strategi Alip, untuk kebutuhan jangka panjang seperti uang pensiun dan pendidikan anak, ia lebih memilih berinvestasi di instrumen yang aman. Contohnya properti dan saham blue chip.Sementara untuk jangka pendek, seperti renovasi rumah dan beli mobil, ia menempatkan dana di instrumen yang likuid dan tidak terlalu berisiko. "Seperti reksadana pasar uang dan deposito yang gampang ditarik," kata Alip.

Bagi investor pemula, ia menyarankan jangan malas mencari informasi soal produk investasi. Sebab, produk investasi dipilih sesuai dengan kepribadian investor itu sendiri. "Saya lebih ke konservatif, jadi kalau ada yang menawarkan forex pasti saya tolak karena tidak cocok," jelas Alip.

Maka tak heran, jika mayoritas investasi Alip adalah properti, berupa ruko, rumah dan apartemen. "Kalau properti seperti passive income saja bagi saya, dapat pendapatan yang berulang dari sewa," ujar dia.

Mayoritas properti yang dimilikinya berada di Jakarta. Valuasinya naik setiap tahun. Meski sudah khatam berinvestasi, Alip mengaku perhitungan yang tepat masih terus dilakukannya sampai saat ini.

Bahkan, Alip mengaku, dirinya tidak pernah merugi. "Yang pasti jangan malas cari tahu, berhitung dan kalkulasi dengan benar," saran dia.

Investasi Alip juga berkembang seiring perkembangan zaman. Ia melebarkan portofolio investasinya ke bidang startup. Saat ini dirinya dengan beberapa rekanan telah meluncurkan GohalalGo, marketplace untuk biro umrah dan haji.

Menurut dia, startup saat ini memiliki peluang dan momentum yang bagus. Ia menilai tidak ada alasan bagi dirinya untuk tidak masuk ke bisnis ini. "Ini juga menjadi investasi baru bagi saya," kata dia. Selain GohalalGo ini, dirinya juga berniat mengembangkan startup lain.

Alip mengaku, portofolio investasinya sudah mulai berubah, dari konservatif menjadi moderat. "Saya juga tidak mau pungkiri, bisnis startup juga spekulatif, cuma dengan pengelolaan yang baik diharapkan bisa menghasilkan," sambung dia.

Tentu Alip tak sembarang investasi di bisnis yang riil ini. Ia menuturkan, uang yang diinvestasikan di bisnis startup tadi adalah uang nganggur. "Jangan menggunakan uang primer untuk investasi yang spekulatif," tutup Alip.

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

INDEKS BERITA

Terpopuler