Freeport Indonesia Mengantongi Kuota Ekspor 900.000 Ton

Sabtu, 22 Juni 2024 | 05:05 WIB
Freeport Indonesia Mengantongi Kuota Ekspor 900.000 Ton
[ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Smelter Freeport di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate (KEK JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Sabtu (25/5/2024). Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan mesin dan fasilitas pendukung Smelter siap untuk beroperasi pada minggu pertama bulan Juni 2024. ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/aww.]
Reporter: Filemon Agung | Editor: Havid Vebri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah memperpanjang izin ekspor konsentrat tembaga dan lumpur anoda PT Freeport Indonesia (PTFI) dan perusahaan tembaga lainnya hingga 31 Desember 2024.

Hal ini tertuang dalam aturan terbaru, yakni Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 6/2024 tentang Penyelesaian Pembangunan Fasilitas Pemurnian Mineral Logam di Dalam Negeri. Beleid itu ditetapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada 29 Mei 2024, dan berlaku efektif 1 Juni 2024.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Taji BUMN di Bawah Danantara
| Kamis, 06 Februari 2025 | 06:55 WIB

Menakar Taji BUMN di Bawah Danantara

Kehadiran Danantara yang menjadi super holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan membawa angin segar untuk pasar keuangan. 

 Rupiah Keok, Transaksi Jual Beli Valas Semarak
| Kamis, 06 Februari 2025 | 06:50 WIB

Rupiah Keok, Transaksi Jual Beli Valas Semarak

Pelemahan rupiah telah mendorong kenaikan transaksi jual beli valuta asing (valas) di bank, khususnya mata uang dollar AS. ​

Meski Kinerja Keuangan Bank BCA (BBCA) Apik, Investor Asing Tampak Kurang Tertarik
| Kamis, 06 Februari 2025 | 06:34 WIB

Meski Kinerja Keuangan Bank BCA (BBCA) Apik, Investor Asing Tampak Kurang Tertarik

Meskipun penyaluran kredit meningkat, kualitas pembiayaan dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru mengalami perbaikan

Perbankan Harus Selektif Jalin Kerja Sama dengan Pengembang
| Kamis, 06 Februari 2025 | 06:30 WIB

Perbankan Harus Selektif Jalin Kerja Sama dengan Pengembang

BTN mencatat ada 4.000 pengembang bertindak nakal  sejak 2019 yang membuat 120.000 rumah yang dibiayai BTN tak bisa keluar sertifikatnya 

Nasib Saham Himbara
| Kamis, 06 Februari 2025 | 06:16 WIB

Nasib Saham Himbara

Untuk memaksa bank-bank menurunkan bunga kredit, bolehlah, asal dengan kebijakan yang tidak simpang siur.​

Segmen Korporasi Diproyeksi Masih Mampu Menjadi Motor Ekspansi Kredit
| Kamis, 06 Februari 2025 | 06:10 WIB

Segmen Korporasi Diproyeksi Masih Mampu Menjadi Motor Ekspansi Kredit

Outanding kredit Bank Central Asia (BCA) tumbuh 14,5% secara tahunan atau year-on-year (yoy) per Desember 2024. ​

Cari Aman Saat Pasar Saham Masih Volatil
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:55 WIB

Cari Aman Saat Pasar Saham Masih Volatil

Di tengah fluktuasi pasar modal dalam beberapa tahun terakhir, kehati-kehatian semakin menjadi perhatian industri asuransi jiwa dan dana pensiun. 

Harga Jual Batubara Menekan Kinerja Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:48 WIB

Harga Jual Batubara Menekan Kinerja Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) diproyeksi akan tingkatkan produksi seiring kontribusi dari tambang baru

Asing Tiga Hari Beruntun Net Sell, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (6/2)
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:44 WIB

Asing Tiga Hari Beruntun Net Sell, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini, Kamis (6/2)

Dana asing kembali keluar dari pasar saham Indonesia dengan penjualan bersih alias net sell Rp 490,49 miliar. 

Butuh Katalis Baru Agar Ekonomi Bisa Menderu
| Kamis, 06 Februari 2025 | 05:35 WIB

Butuh Katalis Baru Agar Ekonomi Bisa Menderu

Berbagai program pemerintah belum akan langsung mendorong ekonomi. Sepanjang tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,03%.

INDEKS BERITA

Terpopuler