Gairah Otomotif dari Beleid Ekspor CBU

Kamis, 14 Februari 2019 | 07:15 WIB
Gairah Otomotif dari Beleid Ekspor CBU
[]
Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen otomotif merespons positif penyederhanaan regulasi kepabeanan untuk ekspor kendaraan bermotor dalam keadaan utuh atau completely built up (CBU). Beleid yang tertuang dalam Peraturan Dirjen Bea Cukai Nomor PER-01/BC/2019 itu diakui bakal menggairahkan ekspor kendaraan.

Director Administration, Corporate and External Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam menjelaskan, aturan tersebut berdampak positif bagi TMMIN. "Ini bisa membantu meningkatkan daya saing otomotif khususnya biaya logistik," ungkap Bob kepada KONTAN, Rabu (13/2).

Tahun ini, volume ekspor CBU merek Toyota ditargetkan menanjak hingga 5% dibandingkan realisasi sepanjang tahun lalu yang mencapai 206.600 unit. Sekarang, studi-studi untuk mempelajari destinasi ekspor baru, termasuk ke Australia, masih terus dilakukan oleh Toyota.

Di waktu yang sama, TMMIN juga berupaya fokus untuk menjaga kestabilan performa ekspor pada negara tujuan baru yang diraih pada tahun 2018. "Negara yang kami incar adalah Amerika Latin seperti Panama. Sedangkan di Afrika, Toyota akan melanjutkan penetrasi ke negara yang baru saja dimasuki pada tahun 2018 seperti Maroko," tambah Bob.

Kelak, semua kendaraan CBU yang diekspor ke berbagai negara tersebut merupakan produksi lokal dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 75% hingga 94%. Sampai saat ini setidaknya sudah lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia dan Timur Tengah yang menjadi tujuan ekspor Toyota.

Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu, total pengapalan CBU bermerek Toyota berhasil menembus angka 206.600 unit atau tumbuh 4% dari pencapaian tahun 2017 yang berjumlah 199.600 unit. Model sport utility vehicle (SUV) Fortuner masih menjadi penyumbang terbesar ekspor CBU Toyota dengan volume sebanyak 52.600 unit atau sekitar 25% dari total ekspor CBU Toyota.

Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia, Mukiat Sutikno juga bilang, seharusnya beleid baru itu bisa membantu ekspor produk otomotif Indonesia. Namun saat ini, kata Mukiat, memang belum berdampak lantaran Hyundai di Indonesia lebih banyak ekspor kendaraan yang dirakit secara terurai atau completely knock down (CKD).

Sedangkan aturan simplifikasi ekspor lebih untuk kendaraan ekspor utuh atau CBU. "Tapi saya yakin dengan rencana investasi Hyundai Motor Company (HMC) di Indonesia, maka aturan simplifikasi tersebut akan berpengaruh besar terhadap ekspor Hyundai," ujar Mukiat kepada KONTAN, kemarin.

Saat ini Hyundai baru mengekspor CKD kendaraan Hyundai H-1. Tahun ini ditargetkan ekspor meningkat 15% dibandingkan 2018 menjadi 3.300 hingga 3.500 unit.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie Sugiarto menyambut baik aturan itu. Hal itu akan mendukung rantai pasok (supply chain) industri otomotif. Namun dari peningkatan ekspor, dia belum bisa berbicara banyak.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler