Gairah Reksadana Saham Telah Kembali

Minggu, 03 Maret 2024 | 11:45 WIB
Gairah Reksadana Saham Telah Kembali
[ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana dengan menggunakan uang dan jari tangan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis]
Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Hendrika

KONTAN.CO.ID - Masa kelam di pasar saham berangsur-angsur pudar, setelah pandemi Covid-19 usai. Upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi pun, hasilnya mulai terlihat pada pasar saham yang kembali bergairah. 

Dampaknya, pertumbuhan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin tinggi setiap tahun dalam lima tahun terakhir. Kondisi ini turut menyokong kinerja reksadana berbasis saham.
 
Menelisik setahun belakangan, sepanjang 2023, pasar saham mencatatkan kinerja mentereng, dengan IHSG naik 6,16% ke level 7.272. Kenaikan ini mendapat dukungan data perekonomian Indonesia yang tetap solid bertumbuh di tengah proyeksi resesi ekonomi global.
 
Perbaikan ekonomi yang terjadi menjadi potensi pertumbuhan bagi kinerja aset saham yang jadi portofolio reksadana saham. Potensi cerah ini berhasil PT Majoris Asset Management manfaatkan dalam meracik reksadana saham mereka bertajuk Majoris Saham Syariah, hingga meraih kinerja unggul dalam satu tahun terakhir sebesar 11,86%. Return ini berdasarkan data    PT Infovesta Utama.
 
Rafdi Prima, Chief Investment Office Majoris Asset Management, mengatakan kinerja IHSG di sepanjang 2023, sejatinya masih di bawah rata-rata performa jangka panjang. Artinya, potensi perbaikan kinerja aset saham memang bergantung dari pemilihan sektor dan emiten dalam portofolio. Sementara Majoris berhasil memilih saham dari sektor yang tepat, sehingga kinerja reksadana saham mereka bisa unggul. 
 
Pada periode yang lebih panjang, tiga dan lima tahun, reksadana milik PT Henan Putihrai Asset Management mencatat kinerja terbaik. Kinerja indeks acuannya, IHSG di 2019 naik 1,7% menjelang pandemi melanda. Sedang pada 2021, pemulihan ekonomi mulai terjadi, dan IHSG pun melesat 10% di sepanjang tahun itu. Pada periode tersebut, terdapat reksadana yang juga berhasil menorehkan kinerja positif.
 
Infovesta mencatat, Reksadana HPAM Ekuitas Syariah Berkah mengukir kinerja sebesar 56,9% dalam  periode tiga tahun terakhir. Kinerja ini jadi yang paling tinggi di antara reksadana saham yang lain. Sementara HPAM Smart Beta Ekuitas menempati posisi tiga tertinggi dengan kinerja sebesar 45% dalam lima tahun terakhir per Desember 2023 lalu.
Jangka panjang
 
Ke depan, kinerja aset saham di tahun ini, Head of Business Development Division HPAM Reza Fahmi memproyeksikan, akan tetap cerah. Katalis positif datang dari harapan peningkatan aktivitas ekonomi, konsumsi, dan investasi dari dalam dan luar negeri. 
 
Tambah lagi, ada dukungan stimulus fiskal dan moneter serta reformasi struktural dari pemerintah. Efeknya, Reza melihat, ada potensi return reksadana saham di tahun ini meningkat. "Reksadana saham akan mendapatkan capital gain dari kenaikan harga saham dan dividen dari pembagian laba emitan," ungkap dia. 
 
Namun, risiko yang perlu diwaspadai adalah pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral global, ketegangan geopolitik, dan fluktuasi nilai tukar rupiah. Menurut Reza, risiko itu bisa menimbulkan volatilitas dan koreksi pada pasar saham. Alhasil, investor reksadana harus bersabar dan disiplin dalam menghadapi turbulensi pasar. 
 
Segendang sepenarian, Rafdi bilang, potensi pasar untuk menghasilkan return yang positif, akan sangat mungkin terjadi. "Kami mengharapkan, kinerja reksadana Majoris berada di atas tolak ukurnya. Karena, kami melihat, saham-saham yang ada di portofolio kami berpotensi unggul dalam jangka panjang," sebutnya.
Mari simak strategi para reksadana saham yang menjadi kampiun berikut ini.
 
  •  Majoris Saham
Strategi yang Majoris selalu lalukan dalam memilih saham adalah pendekatan fundamental dan menghindari aksi-aksi yang terlalu spekulatif. Majoris juga memilih untuk fokus pada saham dengan good gorporat governance yang baik.
 
"Secara umum melakukan pendekatan buy and hold untuk disimpan dalam jangka panjang," kata Rafdi. 
Hanya, tantangan pasar yang saat ini dalam keadaan bullish adalah, banyak saham yang harganya naik luar biasa. Alhasil, valuasi saham terlihat sangat mahal dibanding rata-rata valuasi pasar.
 
Di sisi lain, banyak saham yang harganya turun, meskipun sudah cukup murah. Nah, menurut Rafdi, dinamika seperti ini bisa terjadi kapan saja. Tapi pada akhirnya, harga saham akan sejalan dengan fundamental dan prospeknya. 
 
Oleh sebab itu, strategi racikan portofolio reksadana saham dari Majoris untuk 2024 akan relatif sama, walau tantangan dan dinamikanya berbeda. Tapi, stock picking dan pendekatan fundamental dengan view jangka panjang masih menjadi andalan.
 
  •  HPAM Ekuitas
Reza menjelaskan, dua reksadana saham besutan HPAM bisa berkinerja apik karena menerapkan strategi investasi yang sesuai dengan karakteristik produk dan kondisi pasar saham. 
 
Dalam meracik portofolio, HPAM menerapkan pendekatan fundamental yang memiliki kinerja keuangan yang baik, prospek bisnis yang menjanjikan, dan valuasi yang menarik. Tentunya, lantaran reksadana saham syariah, saham yang dipilih adalah saham yang memenuhi  prinsip-prinsip syariah.
 
Reksadana HPAM Ekuitas Syariah Berkah juga memilih saham-saham syariah yang memiliki pertumbuhan laba bersih konsisten dan di atas rata-rata industri. Lalu, saham syariah yang memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang rendah dan rasio likuiditas yang tinggi, punya rasio dividen terhadap laba bersih yang menarik, serta mempunyai rasio harga terhadap laba bersih dan rasio harga terhadap nilai buku yang rendah. 
 
Beberapa saham syariah yang menjadi portofolio reksadana ini per Januari 2024 adalah AKRA, BRPT, MTEL, PGEO, PRDA, SSIA, TPIA. 
 
Sedangkan HPAM Smart Beta Ekuitas berinvestasi pada saham yang memiliki faktor smart beta, seperti saham yang bisa memberikan return lebih tinggi dari indeks pasar. "Faktor ukuran, nilai, momentum, kualitas, dan volatilitas rendah jadi pertimbangan," beber Reza. 
 
Selain itu, reksadana tersebut juga menerapkan pendekatan kuantitatif dalam memilih saham-saham yang memiliki faktor smart beta tadi.
Beberapa saham yang memiliki faktor-faktor smart beta dan menjadi portofolio HPAM Smart Beta Ekuitas per Januari 2024 adalah AKRA, AMIN, BBCA, BMRI, BRPT, SRTG, SSIA, dan TPIA.
 
Untuk tahun ini, Reza mengatakan, masih akan menerapkan strategi investasi yang sama. Sebab, saham-saham tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan yang baik dan valuasi yang menarik di tengah prospek pemulihan ekonomi dan peningkatan kinerja korporasi di 2024. 
 
Selain itu, strategi portofolio dan pemilihan aset tersebut juga terbukti mampu memberikan return yang unggul dan konsisten di masa lalu.
Mau pilih yang mana?  

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Berlangganan

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Bagikan

Berita Terbaru

UNTR Punya Tenaga Baru dari Energi Hijau, Analis Pasang Rekomendasi Beli
| Kamis, 19 Desember 2024 | 10:38 WIB

UNTR Punya Tenaga Baru dari Energi Hijau, Analis Pasang Rekomendasi Beli

Mengukur prospek kinerja PT United Tractors Tbk (UNTR) yang tengah gencar melakukan diversifikasi bisnis

Rupiah Terus Anjlok, Tahun Depan Rawan Sentuh Rp 17,000
| Kamis, 19 Desember 2024 | 10:10 WIB

Rupiah Terus Anjlok, Tahun Depan Rawan Sentuh Rp 17,000

Keperkasaan dolar AS masih sulit terbendung, sehingga tahun depan, nilai tukar rupiah bisa melemah hingga Rp 17.000 per dolar AS

Memblejeti Pemilik, Track Record Kinerja, dan Valuasi Harga Saham IPO HGII
| Kamis, 19 Desember 2024 | 09:42 WIB

Memblejeti Pemilik, Track Record Kinerja, dan Valuasi Harga Saham IPO HGII

Setelah IPO, Shikoku Electric Power Company, Inc (Yonden) bakal masuk sebagai investor HGII lewat akuisisi 25% saham.

Harga Saham BBCA Longsor Seiring Aksi Jual Asing, Dimotori Blackrock dan Fidelity
| Kamis, 19 Desember 2024 | 09:07 WIB

Harga Saham BBCA Longsor Seiring Aksi Jual Asing, Dimotori Blackrock dan Fidelity

Merujuk konsensus analis yang dihimpun Bloomberg, target harga rata-rata 12 bulan saham BBCA ada di Rp 12.040 per saham.​

Menggugat LHKPN Fiktif
| Kamis, 19 Desember 2024 | 08:29 WIB

Menggugat LHKPN Fiktif

Mencuatnya LHKPN abal-abal belakangan ini menggambarkan betapa lemahnya integritas pejabat publik di Indonesia.

Gelombang Karbon
| Kamis, 19 Desember 2024 | 08:16 WIB

Gelombang Karbon

Proyek food estate dengan cara mengubah alih fungsi hutan bukanlah jalan keluar terbaik untuk program kedaulatan pangan bangsa ini.

BI Siapkan Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
| Kamis, 19 Desember 2024 | 07:45 WIB

BI Siapkan Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru

Bank Indonesia menyiapkan uang layak edar untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru dan telah didistribusikan ke perbankan

Peluang Pemangkasan Bunga Acuan BI Makin Terbatas
| Kamis, 19 Desember 2024 | 07:42 WIB

Peluang Pemangkasan Bunga Acuan BI Makin Terbatas

BI mempertahankan suku bunga acuannya alias BI-Rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Desember 2024

Awas Rasio Utang Negara Kembali Meningkat
| Kamis, 19 Desember 2024 | 07:36 WIB

Awas Rasio Utang Negara Kembali Meningkat

Dengan naiknya rasio utang, pemerintah perlu mengelola utang secara cermat sambil mencari peluang memacu penerimaan

Ninja Xpress Rambah Bisnis Pengiriman Produk Beku
| Kamis, 19 Desember 2024 | 07:30 WIB

Ninja Xpress Rambah Bisnis Pengiriman Produk Beku

Ninja Xpress meluncurkan Ninja Cold untuk menjawab kebutuhan pengiriman produk beku dari korporat maupun UMKM.

INDEKS BERITA

Terpopuler