Gara-gara Pejabat Gedung Putih, Harga Emas Hari Ini Melorot

Jumat, 15 November 2019 | 21:46 WIB
Gara-gara Pejabat Gedung Putih, Harga Emas Hari Ini Melorot
[ILUSTRASI. Pramuniaga menunjukkan emas batangan untuk investasi di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur, Selasa (16/4/2019). ]
Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Harga emas hari ini turun gara-gara pernyataan pejabat Gedung Putih yang menghidupkan kembali harapan kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.

Pernyataan ini mendorong minat investor terhadap aset berisiko. Tapi, harga emas masih berada di jalur kenaikan mingguan.

Mengacu Bloomberg pukul 21.39 WIB, harga emas hari ini di pasar spot turun 0,39% menjadi US$ 1.465,70 per ons troi. Meski begitu, harga emas masih naik 0,4% pada pekan ini.

Baca Juga: Sore ini, harga emas terus turun 0,51% di angka US$ 1.463,94 per ons troi

Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow, Kamis (14/11), mengatakan, AS dan China sudah mendekati kesepakatan. "Suasana hati cukup bagus," katanya seperti dikutip Reuters.

"Komentar dari penasihat ekonomi Gedung Putih itu menyuntikkan optimisme baru seputar prospek kesepakatan perdagangan," kata Analis Pasar FXTM Han Tan

Tapi, "Jika ada serangan signifikan dari sentimen risk-on, emas bisa menembus di bawah level support US$ 1.450," ujarnya kepada Reuters.

Baca Juga: Siang ini, harga emas masih turun 0,37% di angka US$ 1.465,91 per ons troi

Harapan dari kesepakatan perdagangan antara Washington dan Beijing membuat bursa saham dunia dan aset berisiko lainnya naik lebih tinggi.

"Lintasan emas masih sangat bergantung pada hasil pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung, dan setiap penurunan emas akan tertahan sampai ada konfirmasi resmi bahwa kesepakatan telah ditandatangani," sebut Tan.

Harga emas sudah naik lebih dari 14% tahun ini karena pertikaian perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia itu mengguncang pasar keuangan, memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global dan mendorong bank sentral utama untuk menurunkan suku bunga.

Baca Juga: Harga emas Antam naik lagi Rp 2.000 pada Jumat (15/11)

Sentimen pasar emas memburuk awal pekan ini, setelah Presiden AS Donald Trump pada Selasa (12/11) mengatakan, ia bisa mengenakan tarif baru yang substansial atas China jika tidak ada kesepakatan yang tercapai.

"Emas akan memiliki sinyal positif pertama jika harga naik di atas US$ 1.470, sementara penurunan di bawah US$ 1.445 akan menunjukkan penjualan emas mendominasi," kata Carlo Alberto De Casa, Kepala Analis ActivTrades, dalam sebuah catatan.

"Pasar menunggu berita lebih lanjut tentang perang dagang atau masukan lebih lanjut dari bank sentral, terutama dari Federal Reserve (AS)," imbuh De Casa.

Baca Juga: Apakah Warren Buffett berinvestasi di emas? Ini jawabannya...


 

 

Bagikan

Berita Terbaru

IHSG Masih Terus Mendaki, Rotasi Saham Bisa Terjadi
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:01 WIB

IHSG Masih Terus Mendaki, Rotasi Saham Bisa Terjadi

Melihat peluang terjadinya rotasi saham sektoral di kuartal IV-2025. Terutama, ketika IHSG masih terus mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.​

Rupiah Terangkat Data Surplus Dagang
| Rabu, 03 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Data Surplus Dagang

Pada perdagangan Selasa (2/12), rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,23% secara harian menjadi Rp 16.625 per dolar AS

Siapkan Capex Rp 300 miliar, SMIL Incar Pertumbuhan Pendapatan 50% Tahun Depan
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:59 WIB

Siapkan Capex Rp 300 miliar, SMIL Incar Pertumbuhan Pendapatan 50% Tahun Depan

Dalam bisnis rental forklift, SMIL kini menargetkan peningkatan pangsa pasar dari 35% menjadi 50%, melalui penambahan armada forklift EV.

Kontribusi Investor Lokal di Bursa Saham Semakin Tebal
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:53 WIB

Kontribusi Investor Lokal di Bursa Saham Semakin Tebal

Dominasi investor Tanah Air dalam transaksi saham di Bursa Efek Indonesia sudah berlangsung sejak awal tahun ini. 

WINE Siap Ekspansi Bisnis di Tahun Depan
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:40 WIB

WINE Siap Ekspansi Bisnis di Tahun Depan

WINE membidik pertumbuhan penjualan tahun depan salah satunya adalah dengan membidik pasar di luar pulau Bali.

Kans HEXA Mengokohkan Kinerja
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:40 WIB

Kans HEXA Mengokohkan Kinerja

PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) membidik pendapatan US$ 609,8 juta dan laba bersih US$ 34,9 juta di tahun fiskal 2025/2026.

Bulog Klaim Pasokan Beras Masih Aman untuk Bencana dan Nataru
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:25 WIB

Bulog Klaim Pasokan Beras Masih Aman untuk Bencana dan Nataru

Saat ini Bulog masih mempunyai cadangan beras di gudang-gudang Bulog sebanyak 1.500 unit dengan total sebesar 3,8 juta ton.

 Investor Asing Amerika Berburu Saham BMRI, Prospek Desember Cerah
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:10 WIB

Investor Asing Amerika Berburu Saham BMRI, Prospek Desember Cerah

Ada potensi rebound jika likuiditas Bank Mandiri membaik, didukung suku bunga stabil dan pemulihan kredit di akhir tahun ini.

Inflasi Masih Jadi Penentu Penetapan UMP 2026
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:10 WIB

Inflasi Masih Jadi Penentu Penetapan UMP 2026

Angka inflasi periode November yang sebesar 2,72% membuat hitaungan proyeksi UMP 2026 antara pekerja dan pengusaha berbeda.

Memaknai Keberlanjutan dalam Batas Kecukupan
| Rabu, 03 Desember 2025 | 05:08 WIB

Memaknai Keberlanjutan dalam Batas Kecukupan

Ambisi tanpa batas bukanlah jalan menuju keberlanjutan, melainkan ancaman bagi reputasi dan kepercayaan publik.

INDEKS BERITA

Terpopuler