Gara Gara Rubicon

Senin, 27 Februari 2023 | 08:00 WIB
Gara Gara Rubicon
[]
Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kembali menjadi sorotan masyarakat beberapa hari terakhir. Pemicunya adalah kasus penganiayaan oleh Mario Dandy Satrio (MDS), remaja berusia 20 tahun. MDS putra dari pejabat Pajak Rafael Alun Trisambodo. Adapun jabatan terakhir Rafael adalah Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan II.

Kasus pemukulan ini berbuntut panjang. Rafael harus rela jabatannya dicopot. Dan terakhir, Rafael pun memilih mengundurkan diri dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Bahkan, gara-gara aksi MDS, belakangan muncul protes anti bayar pajak di media sosial.

Salah satu penyebabnya, MDS kerap memamerkan harta kekayaan sang ayah di media sosial. Unggahan terakhirnya adalah memamerkan Jeep Rubicon dan motor Harley Davidson. Rafael tak pernah melaporkan Rubicon sebagai harta kekayaannya, yang dilaporkan hanya Toyota Camry dan Kijang.

Setelah diusut, Rubicon itu ternyata menggunakan pelat nomor bodong. Tidak hanya itu, meski berasal dari keluarga pejabat pajak, Rubicon yang ditunggangi MDS ternyata tidak taat pajak alias menunggak pajak.

Belum lagi muncul fakta bahwa dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Rafael memiliki kekayaan jumbo yang mencapai lebih Rp 56 miliar. Nilai kekayaannya ini disebut tidak sesuai dengan jabatannya.

Kasus ini menggarisbawahi bahwa pengawasan internal Kemkeu terhadap jajarannya sangat rendah. Inilah yang akhirnya memunculkan gerakan protes anti pajak di media sosial.

Wajar masyarakat kecewa. Sebab, selama ini Kemenkeu gencar menyosialisasikan gerakan taat pajak lewat pelaporan SPT. Apalagi, Kemkeu juga menerapkan sanksi bagi masyarakat yang telat atau tidak membayar pajak.

Agar kepercayaan masyarakat bisa pulih kembali, Kemkeu harus bertindak tegas dalam mengungkap kasus penyelewengan yang dilakukan pegawainya sendiri. Jika tak ada gebrakan berarti, bukan tidak mungkin kepatuhan pajak masyarakat terus menurun. Masyarakat juga diharapkan berpikir lebih bijak.

Meski kecewa dengan Kemkeu, bukan berarti gerakan anti pajak harus didukung. Ini bisa jadi bumerang bagi masyarakat. Ingat, pajak bermanfaat besar dalam pembiayaan pembangunan dan belanja negara yang ditujukan untuk memperbaiki layanan publik di masyarakat.

Jika tidak membayar pajak, langkah ini tidak hanya merugikan negara tetapi juga diri sendiri.

Bagikan

Berita Terbaru

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

Investor Asing Masih Hati-Hati
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:08 WIB

Investor Asing Masih Hati-Hati

Kendati tampak pemulihan, investor asing masih berhati-hati berinvestasi, terlihat dari arus keluar dana asing yang dominan di pasar obligasi.​

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:54 WIB

Tantangan Penerapan Biodiesel B50 di 2026

SPKS juga menyoroti munculnya perusahaan seperti Agrinas Palma yang mengelola1,5 juta ha lahan sawit dan berpotensi menguasai pasokan biodiesel

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 09 Desember 2025 | 06:51 WIB

Rupiah Loyo Mendekati Rp 16.700 per Dolar AS, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga mewaspadai kurs rupiah yang terus melemah mendekati Rp 16.700 per dolar AS. Kemarin rupiah tutup di Rp 16.688 per dolar AS.

INDEKS BERITA

Terpopuler