Grup Bakrie Genjot Ekspansi Tambang Emas

Senin, 07 Oktober 2019 | 17:56 WIB
Grup Bakrie Genjot Ekspansi Tambang Emas
[ILUSTRASI. Tambang emas PT Bumi Resources Minerals Tbk]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menggeber ekspansi di tambang emas Poboya, Palu yang dikelola anak usahanya, PT Citra Palu Minerals. Perusahaan milik Grup Bakrie ini mengalokasikan dana US$ 10 juta hingga US$ 12 juta untuk keperluan belanja modal (capex) tambang Poboya. 

Saat ini, pekerjaan konstruksi atas fasilitas produksi di tambang tersebut hampir tuntas. Uji coba produksi dari lokasi tambang tersebut rencananya bakal dimulai di kuartal IV tahun ini. 

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) targetkan penjualan meningkat 10% ditahun 2019 

Herwin Hidayat, Direktur dan Investor Relation BRMS mengatakan, proyek tambang emas Poboya di Palu ditargetkan memproduksi 100.000 ton bijih di tahun pertama. Kemudian akan meningkat ke 180.000 ton bijih di tahun kedua, dan selanjutnya akan flat hingga tahun ketujuh. 

"Capex untuk surface mining di lokasi tambang Poboya adalah sekitar US$ 10 juta-12 juta," ujarnya kepada KONTAN, Senin (7/10). 

Rencananya, di tambang ini BRMS akan memproses bijih (ore) menjadi dore bullion. Selanjutnya, dore bullion akan dikirim ke smelter PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) di Jakarta untuk diproses menjadi emas batangan alias gold bar. "Setelah itu, gold bar ini bisa diekspor ataupun dijual ke pasar domestik," imbuhnya. 

Sayangnya, Herwin belum bisa menyebutkan berapa estimasi pendapatan yang bisa dihasilkan dari tambang tersebut. Yang jelas, beroperasinya proyek ini arus kas BRMS bakal lebih baik. 

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) Optimistis Harga Batubara Akan Membaik

BRMS sendiri mengoperasikan lebih dari 85.180 hektare konsesi tambang emas di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan. Proyek tambang emas tersebut memiliki jumlah cadangan sekitar 3,9 juta ton bijih dan jumlah sumber daya sekitar 7,9 juta ton bijih.

Selain bisnis tambang emas, BRMS juga menggarap proyek tambang seng dan timah hitam yang dikelola PT Dairi Prima Mineral. Di proyek ini, BRMS memiliki 49% saham dan NFC China memiliki 51%. Namun, proyek ini diprediksi baru akan memulai produksi pada tahun 2022 mendatang. 

Per 30 Juni 2019, BRMS mencetak pendapatan sebesar US$ 2,96 juta. Angka ini melesat 258,78% dari periode yang sama tahun lalu US$ 825.000. Perusahaan ini juga mencetak laba bersih US$ 932,69, dari sebelumnya rugi bersih US$ 10,37 juta. 

Bagikan

Berita Terbaru

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi
| Senin, 15 September 2025 | 15:48 WIB

Pemerintah Siap Guyur Stimulus Rp 16,23 Triliun untuk Dorong Ekonomi

Ada delapan program akselerasi yang disiapkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk insentif PPh pasal 21 DTP

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan
| Senin, 15 September 2025 | 14:00 WIB

PPN DTP Dongkrak Penjualan Perumahan, Daya Beli Masih Jadi Tantangan

Pengusaha berharap pemerintah tak hanya andalkan PPN DTP, tetapi perlu dilengkapi dengan kebijakan lain yang lebih langsung menyentuh masyarakat.

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM
| Senin, 15 September 2025 | 12:24 WIB

Dorong Pertumbuhan UMKM, OJK Terbitkan Beleid Mempermudah Kredit ke UMKM

OJK menerbitkan POJK no 19 tahun 2025 tentang Kemudahan Pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang
| Senin, 15 September 2025 | 10:38 WIB

Di Tengah Euforia Akuisisi Tambang Emas PSAB, Kinerja Keuangan UNTR Masih Menantang

Setelah transaksi akuisisi Tambang Emas Doup milik PSAB rampung, maka UNTR akan mengelola dua tambang emas.​

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing
| Senin, 15 September 2025 | 08:22 WIB

Harga Saham BBCA Mulai Rebound Usai Dilanda Aksi Jual Besar-besaran Investor Asing

Valuasi harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) saat ini sudah lebih rendah dibanding rata-rata historisnya.

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang
| Senin, 15 September 2025 | 07:44 WIB

Saham FITT Terbang Duluan, Belakangan Baru Diumumkan Pengendali Anyar Bakal Datang

Saat ini PT Hotel Fitra International Tbk (FITT) hanya memiliki satu aset properti yang sudah beroperasi di Majalengka.

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan
| Senin, 15 September 2025 | 07:39 WIB

Aplikasi Digital Bank Syariah Bukan Lagi Tren, Sudah Jadi Kebutuhan

Bank syariah terus menggenjot pengembangan aplikasi digital untuk memperluas basis nasabah ritel.     

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI
| Senin, 15 September 2025 | 07:28 WIB

Hemat Waktu dan Biaya dalam Rekrutmen dengan Aplikasi Berbasis AI

Dunia rekrutmen serta penilaian SDM membutuhkan bantuan teknologi AI. Tentu, ini menciptakan peluang bisnis aplikasi berbasis AI yang menarik.

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi
| Senin, 15 September 2025 | 07:19 WIB

Menyulap Limbah Jadi Gas Bersih untuk Energi

Pemerintah siap mengembangkan BioCNG berbasis limbah sebagai sumber energi terbarukan. Caranya?     

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa
| Senin, 15 September 2025 | 06:30 WIB

Penawaran SR023 Berakhir Hari Ini (15/9), Masih Ada Kuota Tersisa

Batas akhir penawaran SR023 15 September 2025 dengan kupon 5,80% vs saham, mana yang lebih menguntungkan?

INDEKS BERITA

Terpopuler