GTS Internasional Menawarkan Harga IPO Rp 100-Rp 150 per Saham

Jumat, 20 Agustus 2021 | 06:00 WIB
GTS Internasional Menawarkan Harga IPO Rp 100-Rp 150 per Saham
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GTS Internasional, perusahaan di bawah Grup Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) memulai  masa penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Jadwalnya, emiten ini resmi listing pada 8 September 2021, menyandang kode GTSI.

GTSI menawarkan 2,86 miliar saham baru atau setara 17,6% saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan harga  di kisaran Rp 100-Rp 150. Potensi dana yang bisa dihimpun GTSI mencapai Rp 286 miliar-Rp 429 miliar.

Setelah IPO, Direktur PT GTS Internasional Tbk Dandun Widodo mengatakan, rencana paling dekat adalah membangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU) permanen untuk melayani kebutuhan listrik di area Sulawesi Utara. Adapun kontrak selama 15 tahun itu sudah diperoleh sejak tahun 2019.

"Diharapkan dengan adanya pembangunan ini, PLN Sulawesi Utara mampu melakukan penghematan yang signifikan," kata dia, Kamis (19/8).

Nantinya, sekitar 64% atau US$ 19,2 juta dana IPO untuk membiayai pembangunan FSRU. GTSI memberikan dana itu ke anak usahanya, PT Anoa Sulawesi Regas dalam bentuk pinjaman.

Pembangunan FSRU permanen ini akan dimulai pada kuartal IV-2021. Kebutuhan dana total diperkirakan memakan biaya  US$ 55 juta atau Rp 790 miliar. GTSI tidak menutup kemungkinan memilih opsi pendanaan lain untuk pembangunan FSRU itu.

Sisa dana IPO sebesar 20% atau US$ 5 juta untuk modal kerja GTSI. Adapun 16% lainnya atau setara US$ 4,8 juta digunakan untuk penyertaan modal kepada Anoa.

Sekadar informasi, GTS Internasional bergerak di bidang pengapalan LNG dari terminal penjualan ke terminal pembeli. GTSI juga melakukan penyimpanan dan regasifikasi LNG menjadi gas siap pakai oleh pengguna terakhir.

Direktur Utama GTS Internasional Kemal Imam Santoso menambahkan, harga LNG yang fluktuatif tidak akan berdampak terhadap kinerja perusahaan. Sebab, mayoritas pendapatan bersumber dari kontrak jangka panjang.

Kinerja akhir tahun 2021, diperkirakan tidak berbeda jauh dengan pencapaian laba US$ 16,2 juta yang diperoleh  tahun 2020 lalu. Sebagian besar kinerja GTSI ditopang FSRU Amurang yang sudah mengantongi kontrak untuk 15 tahun ke depan.

Sementara untuk jangka menengah, GTSI sedang menyiapkan pengadaan FSRU dan pengapalan LNG. Sebagai gambaran, FSRU Jawa Satu yang sudah terealisasi pada akhir tahun 2020 lalu diharapkan menyumbang income di  pertengahan tahun 2022.

 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian
| Senin, 17 November 2025 | 10:33 WIB

Membedah Dampak Redenominasi Rupiah untuk Perekonomian

Situasi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi keberhasilan redenominasi. Ada beberapa aspek yang membuat kebijakan ini gagal.

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi
| Senin, 17 November 2025 | 09:57 WIB

Pelemahan Harga Properti, CTRA dan SMRA Tahan Banting dan Lebih Bisa Beradaptasi

Survei harga properti BI menunjukkan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer melambat, hanya naik 0,84% YoY hingga kuartal III-2025

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy
| Senin, 17 November 2025 | 08:30 WIB

Strategi Transformasi ASSA Berbuah Manis: Laba Melonjak, Saham Direkomendasikan Buy

Laba bersih PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) melompat didorong bisnis logistik dan penjualan kendaraan bekas.

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?
| Senin, 17 November 2025 | 08:09 WIB

Daya Beli Konsumen bisa Menguat, Saham Ritel AMRT dan MIDI Siap Tancap Gas?

Menjelang momen musiman Nataru, kinerja emiten ritel modern seperti PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) diprediksi menguat.

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan
| Senin, 17 November 2025 | 08:00 WIB

Dana Kelolaan Reksadana Pecah Rekor Rp 621 Tiliun, Aset Defensif jadi Andalan

Tujuh tahun mentok di sekitar Rp 500-an triliun, akhirnya dana kelolaan industri reksadana tembus level Rp 600 triliun.  

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun
| Senin, 17 November 2025 | 06:45 WIB

Investor Ritel Lebih Mengincar ST015 Tenor Dua Tahun

Berdasarkan catatan salah satu mitra distribusi, Bibit, ST015 tenor dua tahun ST015T2 mencatatkan penjualan lebih banyak

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri
| Senin, 17 November 2025 | 06:30 WIB

Prospek Ekonomi Global Mendongkrak Logam Industri

Harga logam industri terangkat oleh kombinasi sentimen makro yang membaik serta tekanan pasokan global yang belum mereda.

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi
| Senin, 17 November 2025 | 06:15 WIB

Rupiah Pekan Ini Menanti Data Ekonomi

Rupiah menguat 0,13% secara harian ke level Rp 16.707 per dolar AS pada Jumat (14/11). Namun, dalam sepekan lalu, rupiah melemah 0,10%. 

Jalan Tengah UMP 2026
| Senin, 17 November 2025 | 06:14 WIB

Jalan Tengah UMP 2026

Negara ini butuh upah yang layak dan iklim usaha yang sehat. Keduanya bisa berjalan jika semua pihak bersedia mendekat ke tengah.

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah
| Senin, 17 November 2025 | 06:10 WIB

Laju Kredit Valuta Asing di Bank Kian Melemah

Keputusan bank milik Danantara menaikkan bunga deposito USD menjadi 4% masih mengundang tanya. Pasalnya, permintaan kredit valas masih melambat​

INDEKS BERITA

Terpopuler