Harga CPO Naik, Emiten Kebun Memacu Produksi

Rabu, 23 Januari 2019 | 07:12 WIB
Harga CPO Naik, Emiten Kebun Memacu Produksi
[]
Reporter: Aldo Fernando | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menguat sepanjang tahun ini. Harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange untuk kontrak pengiriman April 2019, pada Selasa (22/1), menguat 4,67% jadi RM 2.263 per ton. Hal ini membuat emiten produsen sawit optimistis harga sawit akan membaik tahun ini.

CEO PT Mahkota Group Tbk (MGRO) Usli Sarsi mengatakan, penguatan ini sejalan dengan meningkatnya permintaan. "Terutama untuk penggunaan nasional, di bawah program B20 dan B30 dari pemerintah. Hal tersebut mengakibatkan stok CPO menjadi terbatas," kata dia, kemarin. Mahkota Group misalnya, pada tahun ini akan mengoperasikan pabrik refinery yang akan menyerap hasil produksi CPO.

Wakil Presiden Direktur PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) Sudarmo Tasmin pun memperkirakan, harga CPO akan meningkat seiring dengan mulai berkurangnya panen tandan buah segar (TBS). "Perkiraan kami harga CPO malah akan melampaui RM 2.400," kata dia, Selasa (22/1). Sudarmo menambahkan, program biodiesel B-20 juga akan diikuti Malaysia. Ini menambah sentimen positif.

Corporate Communication PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) Andre Taufan Pratama memperkirakan, rata-rata harga CPO di kisaran saat ini pun sudah cukup bagus. Yakni di US$ 537 atau RM 2.260 per ton.

Pada tahun ini, SSMS menargetkan pertumbuhan produksi sebesar 23% dan peningkatan penjualan 29% dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk menunjang target tersebut, SSMS akan mengandalkan dua pabrik terbaru, untuk memproduksi CPO masing-masing 60 ton per jam.

Totalnya, SSMS memiliki delapan pabrik CPO yang mampu menggenjot produksi sebanyak 560 ton per jam. Selain itu, Andre menjelaskan, perusahaan ini akan meningkatkan penjualan dengan roadshow ke beberapa negara di Asia dan Eropa pada triwulan pertama 2019.

Sementara, TBLA akan menjaga level stok barang di tingkat yang memadai. "Kami juga akan meningkatkan pengadaan CPO jika harganya masih murah di pasar," kata Sudarmo.

Untuk MGRO, Usli mengatakan, perusahaan ini akan fokus mengembangkan beragam produk refinery yang mempunyai nilai jual tinggi. "Kami juga akan diversifikasi melalui kerjasama dengan pihak ketiga untuk membangun energi terbarukan dari limbah produksi," ujar Usli.

Kepala Riset Narada Aset Manajemen Kiswoyo Adi Joe menilai, peningkatan harga CPO akan meningkatkan harga saham emiten sawit. Dia memprediksi, harga CPO akan berada kisaran RM 2.000–RM 2.500 sampai 2019.
Untuk saham emiten CPO, dia merekomendasikan saham BWPT di Rp 300, GZCO dengan target harga Rp 150, LSIP di harga Rp 1.800 dan AALI di Rp 15.000.

Bagikan

Berita Terbaru

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:58 WIB

Menanti Tuah Window Dressing di Pekan Pendek, Cermati Saham-Saham Ritel Ini

Saham ritel berpotensi bangkit di sisa 2025. Simak proyeksi pertumbuhan laba 2026 dan rekomendasi saham ACES, MIDI, hingga ERAA.

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 11:40 WIB

Niharika Yadav: Inflasi Medis Masih Jadi Tantangan ke Depan

Penerapan sejumlah regulasi baru dan tingginya inflasi medis akan mempengaruhi bisnis asuransi jiwa di Indonesia di 2026

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:17 WIB

Laba Melonjak 51% tapi Saham DSNG Justru Tergelincir, Saatnya Masuk Atau Wait & See?

Prospek kinerja DSNG di 2026 dinilai solid berkat profil tanaman sawit muda dan permintaan CPO yang kuat.

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:15 WIB

OJK dan KSEI Meluncurkan Integrasi Sistem Perizinan Reksadana

Langkah ini  untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kepastian layanan, dan memperkuat tata kelola pendaftaran produk investasi reksadana. 

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini
| Selasa, 23 Desember 2025 | 08:11 WIB

Anak Usaha DOID Perpanjang Kontrak DOID di Tambang Blackwater, Nilainya Segini

Kontrak tersebut terkait tambang Blackwater. Perpanjangan kontrak yang diperoleh pada 21 Desember 2025 tersebut bernilai sekitar A$ 740 juta. 

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:45 WIB

Emiten Semen Bisa Pulih Secara Bertahap, Simak Rekomendasi Sahamnya

Emiten sektor semen berpeluang memasuki fase pemulihan pada 2026 setelah melewati tahun yang menantang.

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Tax Holiday Deras, Investasi IKN Terkuras

Tercatat 290 perusahaan memperoleh tax holiday, dengan 102 perusahaan telah beroperasi dan merealisasikan investasi sebesar Rp 480 triliun.

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:43 WIB

Produksi Nikel di 2026 Dibatasi, Saham NCKL, INCO, HRUM, hingga ANTM Makin Seksi

Kebijakan pemangkasan produksi nikel oleh Pemerintah RI diharapkan mendongkrak harga sehingga akan berefek positif ke emiten.

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:42 WIB

ASII Masih Melirik Peluang Bisnis di Sektor Kesehatan

Hingga saat ini, total investasi Grup Astra di bidang jasa kesehatan telah mencapai sekitar Rp 8,6 triliun.

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah
| Selasa, 23 Desember 2025 | 07:39 WIB

Likuiditas Melimpah, Riil Masih Lemah

Kenaikan M2 lebih banyak ditopang oleh peningkatan uang kuasi, terutama simpanan berjangka dan tabungan di perbankan. ​

INDEKS BERITA

Terpopuler