KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam mulia emas kembali merangkak naik pekan ini. Harga emas Antam di akhir Mei lalu (31/5) sempat berada di Rp 965.000 per gram, atau level tertinggi sejak 9 Januari 2021.
Tapi, sejak akhir Mei, emas Antam malah turun terus hingga Rp 920.000 per gram pada Jumat pekan lalu (18/6). Kini, harga emas sudah menanjak naik ke Rp 930.000 per gram pada Rabu (23/6).
Senada, harga emas internasional juga rebound, dari US$ 1.769 per ons troi pada Jumat pekan lalu, naik 0,77% ke US$ 1.782,70, kemarin malam (23/6). Padahal, sepanjang pekan lalu, harga emas internasional terkoreksi sampai 5,88%.
Menurut Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo, harga emas susut pekan lalu karena bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve memberikan nada hawkish.
Chariman The Fed Jerome Powell memberi sinyal akan menaikkan suku bunga di tahun 2023, lebih cepat ketimbang perkiraan sebelumnya di tahun 2024. Kabar ini memicu penguatan dollar AS yang menekan harga emas.
"Namun, Powell pada Selasa (22/6), menegaskan kembali niat bank sentral untuk mendorong pemulihan pasar kerja yang luas dan inklusif, dan tidak menaikkan suku bunga terlalu cepat, hanya berdasarkan ketakutan akan inflasi yang akan datang," ujar Sutopo. Pernyataan tersebut meredakan dollar AS.
Dengan kondisi saat ini, Sutopo menilai harga emas Rp 950.000 per gram masih pantas. Tetapi, dengan adanya tapering off The Fed, harga emas dapat turun ke kisaran Rp 900.000 per gram.
Sementara menurut Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi. harga emas internasional bisa terus menguat menuju US$ 1.900 per dollar AS, lalu US$ 1.970 dan US$ 2.000 per dollar AS. "Dan di kuartal ketiga akan berada di level US$ 2.200," tutur dia.
Apabila harga emas spot berada di US$ 2.200 per ons troi, emas Logam Mulia akan tembus ke level Rp 1,13 juta per gram. Sedangkan untuk jangka pendek, harga emas Antam berpeluang ke kisaran Rp 980.000.