Harga Minyak Melandai, Pengeluaran untuk Subsidi Energi Terpangkas

Rabu, 17 Juli 2019 | 07:27 WIB
Harga Minyak Melandai, Pengeluaran untuk Subsidi Energi Terpangkas
[]
Reporter: Adinda Ade Mustami, Grace Olivia, Yusuf Imam Santoso | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya harga minyak mentah Indonesia (ICP) membuka jalan bagi penghematan belanja subsidi energi di paruh pertama tahun ini. Penghematan ini meringankan beban anggaran negara di saat penerimaan pajak sedang seret.

Kementerian Keuangan (Kemkeu) mencatat, realisasi belanja subsidi energi pada semester I-2019 mencapai Rp 56,19 triliun atau 35,1% dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019, turun 34,91% secara tahunan.

Penurunan tersebut terutama karena menurunnya realisasi anggaran subsidi listrik. Kemkeu mencatat, realisasi subsidi listrik pada semester pertama tahun ini senilai Rp 18,48 triliun. Angka itu turun 23,24% dari tahun lalu. Sementara realisasi subsidi BBM dan elpiji tabung 3 kilo gram (kg) senilai Rp 37,7 triliun atau naik 6,5% dari tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, turunnya realisasi anggaran subsidi energi tahun ini dipengaruhi oleh harga minyak mentah Indonesia yang juga lebih rendah dari asumsi. Selain itu, realisasi anggaran subsidi energi, terutama BBM dan elpiji tabung 3 kg, turun.

Nilai tukar rupiah lebih kuat ketimbang asumsi APBN 2019 sebesar Rp 15.000 per dollar AS. "Realisasi belanja subsidi listrik juga dipengaruhi perkembangan ICP yang membuat tarif keekonomian listrik Rp 1.556 per kwh," kata Sri Mulyani, Selasa (15/7).

Realisasi ICP dan kurs rupiah di semester I-2019 masing-masing US$ 63 per barel dan Rp 14.197 per dollar Amerika Serikat (AS). Sebagai pembanding periode yang sama tahun lalu, realisasi ICP dan rupiah US$ 67 per barel dan Rp 13.746 per dollar AS.

Walhasil, "Anggaran subsidi energi tahun ini bisa lebih hemat," tandas Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kemkeu Askolani, Selasa (15/7).

Askolani masih enggan menyebut angka penghematannya. Namun dengan penghematan itu, realisasi anggaran pemerintah pusat akhir 2019 diperkirakan mencapai 93,4% dari target Rp 1.526,47 triliun.

Perlu pangkas subsidi

Penghematan bisa dilakukan pemerintah untuk menjaga defisit anggaran tahun ini. Adapun pemerintah memperkirakan defisit anggaran akhir tahun sebesar 1,93% dari Produk Domestik Bruto (PDB), melebar dari target APBN 2019 sebesar 1,84% dari PDB.

Peneliti Institute Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, pemerintah memang harus melakukan penghematan anggaran tahun ini untuk menjaga defisit anggaran. Salah satunya, melalui penghematan anggaran subsidi energi.

Selain realisasi ICP yang lebih rendah, penghematan bisa dilakukan lantaran pemakaian listrik dan BBM yang lebih rendah sejalan dengan perlambatan ekonomi. Pengematan juga bisa dilakukan dengan memangkas anggaran subsidi energi pada semester kedua tahun ini.

Artinya, tarifnya energi bakal naik. "Sejauh ini yang paling memungkinkan adalah penyesuaian tarif solar," kata Bhima kepada KONTAN.

Menurut dia, jika pemerintah tak melakukan penghematan anggaran belanja, bukan tidak mungkin defisit akhir tahun ini ada di kisaran 2,3%–2,5% dari PDB.    

Bagikan

Berita Terbaru

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:35 WIB

Dari Kamar Murah ke Pemberdayaan Komunitas

Di balik reputasinya sebagai penyedia kamar murah dan layanan check-in kilat, OYO punya ambisi lebih besar. Apa itu?

 
Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang
| Minggu, 08 Juni 2025 | 06:20 WIB

Tak Sekadar Batal Haji, Layanan Furoda Berbuntut Panjang

Ribuan calon jemaah haji furoda gagal berangkat ke Tanah Suci. Tak hanya calon jemaah yang gundah gulana, agen travel juga pusing alang kepalang. 

 
Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:50 WIB

Yuk, Menikmati Cuan dari Permainan untuk Mantan Anak Kecil

Bermain kini bukan hanya urusan anak-anak. Playground kini menjadi ruang pelepas penat bagi orang dewasa. Apa peluang bisnisnya?

 
Kopdes Melaju Buat Siapa?
| Minggu, 08 Juni 2025 | 05:10 WIB

Kopdes Melaju Buat Siapa?

​Hingga awal Juni, sebanyak 78.000 lembaga Kopdes Merah Putih sudah terbentuk melalui musyawarah desa khusus.

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:32 WIB

Menadah Peluang dari Aksi Jual Asing

Beberapa saham yang terkena aksi jual asing dalam sepekan terakhir ini, masih dapat dicermati untuk trading jangka pendek

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:25 WIB

Emiten Memperluas Diversifikasi Bisnis

 Sejumlah emiten mulai dari sektor teknologi, kesehatan, hingga energi, memperluas bisnis dengan membentuk anak usaha baru.

Prospek Saham DSNG yang Siap  Menebar Dividen Rp 24 Per Saham
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:23 WIB

Prospek Saham DSNG yang Siap Menebar Dividen Rp 24 Per Saham

PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 254,39 miliar dari buku tahun 2024.

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:19 WIB

Strategi Mega Perintis (ZONE) Bertahan di Bisnis Fesyen

Mengupas rencana bisnis perusahaan ritel fesyen, PT Mega Perintis Tbk (ZONE) di tengah persaingan industri yang ketat

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 09:00 WIB

PMI yang Terkontraksi Tampaknya Tak Berpengaruh ke Emiten-Emiten Ini

Potensi kontraksi PMI masih dapat berlanjut, terlebih jika pasca negosiasi tarif dalam 90 hari tidak mendapatkan keputusan win-win.

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)
| Sabtu, 07 Juni 2025 | 08:26 WIB

Profit 27,96% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Anjlok (7 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (7 Juni 2025) Rp 1.904.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 27,96% jika menjual hari ini.

INDEKS BERITA

Terpopuler