Harga Minyak Menekan Laba Bersih Panca Budi Idaman (PBID)

Kamis, 01 Agustus 2019 | 07:04 WIB
Harga Minyak Menekan Laba Bersih Panca Budi Idaman (PBID)
[]
Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang semester I-2019, PT Panca Budi Idaman Tbk membukukan kenaikan penjualan sebesar 13,57% year-on-year (yoy) menjadi Rp 2,26 triliun. Namun, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersihnya turun 22,40% yoy menjadi Rp 107,01 miliar.

Seluruh penjualan produk Panca Budi tumbuh. Kantong plastik menjadi kontributor terbesar hingga senilai Rp 1,28 triliun. Sisanya adalah penjualan biji plastik dan lain-lain dengan masing-masing kontribusi sebesar Rp 945,91 miliar dan Rp 132,73 miliar.

Hanya saja, beban pokok penjualan dalam periode itu memang naik lebih tinggi ketimbang penjualan. Kalau dihitung, kenaikannya mencapai 17,26% yoy sehingga menjadi Rp 1,97 triliun.

Manajemen Panca Budi menjelaskan, kinerja laba bersih semester I 2019 sejalan dengan tren penurunan harga minyak mentah. Seperti diketahui, minyak adalah bahan baku plastik. "Ada faktor dari harga minyak turun yang membuat divisi trading biji plastik mengalami penurunan margin laba," terang Direktur & Sekretaris Perusahaan PT Panca Budi Idaman Tbk, Lukman Hakim, kepada KONTAN, Rabu (31/7).

Mengacu data Bloomberg, harga kontrak minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di pasar New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Agustus 2019 pada 22 Juli 2019 yakni US$ 56,22 per barel. Dalam periode year-to-date (ytd) atau sejak akhir tahun lalu, harga minyak WTI sempat menembus level tertinggi US 66,06 per barel pada 23 April 2019 lalu.

Target tak berubah

Namun rapor kinerja semester I-2019 tak membikin Panca Budi patah semangat. Emiten berkode saham PBID di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut yakin tren harga minyak dunia bakal membaik pada semester II dan potensi permintaan kemasan plastik dalam negeri masih besar.

Mereka juga mengutip hasil riset Frost & Sullivan, yang menyebutkan industri kantong plastik Indonesia berpeluang tumbuh 7,2% sepanjang 20152020.

Sementara sejauh ini belum ada produk pengganti kantong plastik dengan harga yang terjangkau. Tak ayal, para pelaku industri masih memilih kantong plastik berbahan polietilena (PE) dan kantong plastik polipropilena (PP) untuk kemasan makanan dan minuman.

Adapun target utama Panca Budi adalah sektor makanan dan minuman berupa pedagang pasar tradisional, usaha kecil dan menengah (UKM) serta sektor e-commerce yang membutuhkan kantong plastik food grade. "Pemerintah telah meluncurkan program revitalisasi untuk pasar tradisional yang bakal berpengaruh bagi konsumsi kantong plastik," kata Lukman.

Oleh karena itu, Panca Budi masih memegang target awal pertumbuhan penjualan tahun ini sebesar 15% yoy. Sebagai perbandingan, sepanjang tahun lalu, penjualan perusahaan tersebut naik 24,64% yoy menjadi Rp 4,35 triliun.

Untuk mengejar target penjualan, manajemen Panca Budi akan memacu volume produksi hingga sebesar 121.000 ton pada tahun ini. Dari JanuariJuni 2019, mereka sudah merealisasikan volume produksi sebanyak 97.000 ton. Realisasi produksi tahun lalu sekitar 91.000 ton.

Bagikan

Berita Terbaru

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:33 WIB

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025

Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan SBT hanya 11,55% pada Q3 2025 dan memperkirakan hanya 10,53% di Q4, menandakan perlambatan ekonomi.

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L

Menteri Purbaya ungkap 26 kementerian belum optimal realisasi anggaran. Pokja akan monitor dan laporkan tiap bulan.

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:24 WIB

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini

Ratusan ribu calon debitur KPR FLPP tidak dapat mengakses pembiayaan karena masuk daftar hitam SLIK akibat kredit macet kecil.

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:19 WIB

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan

Realisasi foreign direct investment ke Indonesia mencapai Rp 212 triliun pada kuartal III-2025, turun 8,87% secara tahunan

Demi Angkat Ekonomi, Inilah Stimulus Tambahan Penyangga Daya Beli
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:13 WIB

Demi Angkat Ekonomi, Inilah Stimulus Tambahan Penyangga Daya Beli

Pemerintah menggelontorkan anggaran untuk menambah bantuan langsung tunai dan magang program fresh graduate 

Perjalanan Neneng Goenadi, Dari Konsultan Jadi Bos Teknologi
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Perjalanan Neneng Goenadi, Dari Konsultan Jadi Bos Teknologi

Neneng membawa pengalamannya sebagai seorang profesional untuk mengelola bisnis dan memberdayakan jutaan mitra pengemudi di ekosistem digital Grab

Rupiah dalam Sepekan Tertekan Data Ekonomi
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:30 WIB

Rupiah dalam Sepekan Tertekan Data Ekonomi

Rupiah melemah tipis 0,05% secara harian ke posisi Rp 16.590 per dolar AS pada Jumat (17/10). Dalam sepekan rupiah spot telah melemah 0,12%.  

Gandeng Electrolux, Selaras Citra Nusantara (SCNP) Produksi Kompor Tanam Premium
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:25 WIB

Gandeng Electrolux, Selaras Citra Nusantara (SCNP) Produksi Kompor Tanam Premium

Langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk mengembangkan produk baru di tengah gempuran alat rumah tangga impor.

Penjualan Semen Baturaja (SMBR) Melonjak 21%
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:10 WIB

Penjualan Semen Baturaja (SMBR) Melonjak 21%

Permintaan di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) yang meliputi Sumatra Selatan, Jambi dan Lampung masih ada dalam tren menanjak.

Marketing Sales Metropolitan Land (MTLA) Naik 4% Per September 2025
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:03 WIB

Marketing Sales Metropolitan Land (MTLA) Naik 4% Per September 2025

Perolehan marketing sales PT Metropolitan Land Tbk (MTLA)  per September 2025 setara 67% dari target tahunan sebesar Rp 2 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler