Harga Saham Melompat 50% di Hari Pertama, Ini Rencana Indonesian Tobacco (ITIC)

Jumat, 05 Juli 2019 | 05:35 WIB
Harga Saham Melompat 50% di Hari Pertama, Ini Rencana Indonesian Tobacco (ITIC)
[]
Reporter: Agustinus Respati, Aloysius Brama, Nur Qolbi, Yasmine Maghfira | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. USAI menggelar initial public offering (IPO), PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) akan mengepulkan asap ekspansi. Produsen tembakau iris ini menargetkan bisa menumbuhkan pendapatan 33,81% tahun ini.

Jika pada akhir 2018, pendapatan Indonesian Tobacco Rp 134,52 miliar, maka pendapatan tahun ini ditargetkan menjadi sekitar Rp 180 miliar. Untuk mencapai target, Indonesian Tobacco akan meningkatkan produksi dan memperluas pasar.

Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono yakin bisa memperluas pasar domestik. Konsumen Indonesian Tobacco 23 juta jiwa, masih sangat sedikit dibandingkan dengan penduduk Indonesia. Penjualan domestik menyumbang 95% dari pendapatan, sedangkan sisanya 5% untuk ekspor.

Sementara Komisaris Utama Indonesian Tobacco Shirley Swantinna menjelaskan, perusahaan ini akan meningkatkan target produksi menjadi 2.500 ton per tahun, dari sebelumnya sebesar 1.100 ton per tahun di 2018.

Di Tanah Air, Indonesian Tobacco akan memperluas pasar domestik di Sumatra, Kalimantan, serta Jawa. Khusus wilayah Kalimantan, Indonesian Tobacco fokus ke provinsi Kalimantan Tengah dan Selatan.

Shirley menambahkan, pasar yang baru terjangkau di Sumatra hanya Jambi dan Pekanbaru. Sedangkan di Kalimantan ada di Kalimantan Barat dan sedikit di Kalimantan Timur. Pasar konsumen ITIC di Sulawesi terbesar berada di Gorontalo dan Sulawesi Utara. ITIC mengklaim hampir menguasai 100% pasar Papua.

Sedangkan untuk pasar ekspor, tembakau iris Indonesian Tobacco dikirim ke Malaysia, Singapura dan Jepang. Rencana ekspor terbaru adalah kerja sama dengan India dan China.

"Masih dalam proses peninjauan, apakah Indonesian Tobacco akan menjadi penyuplai atau joint venture dengan rekan di sana," papar Djonny, Kamis (4/7). Namun, kemungkinan usaha bersama bidang pemasaran.

Untuk ekspansi, ITIC akan menggunakan dana IPO Rp 60,01 miliar. Tapi, dana ini akan difokuskan untuk membeli bahan baku dan menambah stok tembakau. "Dana untuk mesin dan kebutuhan lain masih ada, sehingga dana IPO difokuskan ke bahan baku tembakaunya," kata Shirley.

Pembelian tembakau dibagi berdasarkan segmen wilayah, yakni 25% dari Jawa Tengah yang meliputi Muntilan, Temanggung, Parakan dan Boyolali. Kemudian, sebanyak 50% dari Jawa Timur dan Madura, serta sisanya 25% dari Bali dan Lombok.

Indonesian Tobacco merupakan emiten ke-19 yang menggelar IPO. ITIC menawarkan 274,06 juta saham atau setara dengan 29,13% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Di hari perdana, ITIC melompat 50% menjadi Rp 330, dari harga IPO Rp 219 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi
| Jumat, 21 November 2025 | 08:52 WIB

Peluang Bisnis Benih Sawit, Binasawit Makmur Jaga Kualitas & Distribusi

Anak usaha SGRO, BSM, menargetkan pasar benih sawit dengan DxP Sriwijaya. Antisipasi kenaikan permintaan, jaga kualitas & pasokan. 

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:35 WIB

Benahi Kinerja Keuangan, Timah (TINS) Genjot Produksi dan Penjualan

PT Timah Tbk (TINS) optimistis dapat memperbaiki kinerja operasional dan keuangannya sampai akhir 2025. 

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa
| Jumat, 21 November 2025 | 08:30 WIB

Berakhirnya Kisah Keluarga Sampoerna di Lantai Bursa

Langkah Grup Sampoerna melepas PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), meninggalkan catatan sejarah dalam dunia pasar modal di dalam negeri. ​

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI
| Jumat, 21 November 2025 | 08:29 WIB

Outflow Masih Jadi Penyebab Defisit NPI

NPI kuartal III-2025 mengalami defisit US$ 6,4 miliar, sedikit di bawah kuartal sebelumnya yang defisit sebesar US$ 6,7 miliar

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan
| Jumat, 21 November 2025 | 08:23 WIB

Timbang-Timbang Kenaikan Gaji ASN Tahun Depan

Kemkeu telah menerima surat dari Menteri PANRB terkait pertimbangan kenaikan gaji ASN di 2026       

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit
| Jumat, 21 November 2025 | 08:09 WIB

Tambah Penempatan Dana SAL Rp 76 T Dorong Transmisi Kredit

Tambahan penempatan dana ini lanjutan dari penempatan dana pemerintah senilai Rp 200 triliun akhir Oktober lalu​

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah
| Jumat, 21 November 2025 | 07:56 WIB

Waspada IHSG Jumat (21/11) Bisa Berbalik Arah

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini rawan koreksi dengan support 8.399 dan resistance 8.442. 

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:54 WIB

Shortfall Pajak Tahun Ini, Bisa Sentuh Rp 300 Triliun

Dalam dua bulan, pemerintah harus mengumpulkan penerimaan pajak Rp 730,27 triliun lagi untuk mencapai target dalam APBN

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun
| Jumat, 21 November 2025 | 07:47 WIB

Caplok Sampoerna Agro (SGRO), Posco International Rogoh Kocek Rp 9,4 Triliun

Grup Sampoerna melepas seluruh kepemilikannya di PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) 1,19 juta saham atau setara 65,72% kepada Posco International.​

Mengelola Bencana
| Jumat, 21 November 2025 | 07:45 WIB

Mengelola Bencana

Bencana alam kerap mengintai. Setidaknya tiga bencana alam terjadi dalam sepekan terakhir, salah satunya erupsi Gunung Semeru..

INDEKS BERITA

Terpopuler