Harga Saham Melompat 50% di Hari Pertama, Ini Rencana Indonesian Tobacco (ITIC)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. USAI menggelar initial public offering (IPO), PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) akan mengepulkan asap ekspansi. Produsen tembakau iris ini menargetkan bisa menumbuhkan pendapatan 33,81% tahun ini.
Jika pada akhir 2018, pendapatan Indonesian Tobacco Rp 134,52 miliar, maka pendapatan tahun ini ditargetkan menjadi sekitar Rp 180 miliar. Untuk mencapai target, Indonesian Tobacco akan meningkatkan produksi dan memperluas pasar.
Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono yakin bisa memperluas pasar domestik. Konsumen Indonesian Tobacco 23 juta jiwa, masih sangat sedikit dibandingkan dengan penduduk Indonesia. Penjualan domestik menyumbang 95% dari pendapatan, sedangkan sisanya 5% untuk ekspor.
Sementara Komisaris Utama Indonesian Tobacco Shirley Swantinna menjelaskan, perusahaan ini akan meningkatkan target produksi menjadi 2.500 ton per tahun, dari sebelumnya sebesar 1.100 ton per tahun di 2018.
Di Tanah Air, Indonesian Tobacco akan memperluas pasar domestik di Sumatra, Kalimantan, serta Jawa. Khusus wilayah Kalimantan, Indonesian Tobacco fokus ke provinsi Kalimantan Tengah dan Selatan.
Shirley menambahkan, pasar yang baru terjangkau di Sumatra hanya Jambi dan Pekanbaru. Sedangkan di Kalimantan ada di Kalimantan Barat dan sedikit di Kalimantan Timur. Pasar konsumen ITIC di Sulawesi terbesar berada di Gorontalo dan Sulawesi Utara. ITIC mengklaim hampir menguasai 100% pasar Papua.
Sedangkan untuk pasar ekspor, tembakau iris Indonesian Tobacco dikirim ke Malaysia, Singapura dan Jepang. Rencana ekspor terbaru adalah kerja sama dengan India dan China.
"Masih dalam proses peninjauan, apakah Indonesian Tobacco akan menjadi penyuplai atau joint venture dengan rekan di sana," papar Djonny, Kamis (4/7). Namun, kemungkinan usaha bersama bidang pemasaran.
Untuk ekspansi, ITIC akan menggunakan dana IPO Rp 60,01 miliar. Tapi, dana ini akan difokuskan untuk membeli bahan baku dan menambah stok tembakau. "Dana untuk mesin dan kebutuhan lain masih ada, sehingga dana IPO difokuskan ke bahan baku tembakaunya," kata Shirley.
Pembelian tembakau dibagi berdasarkan segmen wilayah, yakni 25% dari Jawa Tengah yang meliputi Muntilan, Temanggung, Parakan dan Boyolali. Kemudian, sebanyak 50% dari Jawa Timur dan Madura, serta sisanya 25% dari Bali dan Lombok.
Indonesian Tobacco merupakan emiten ke-19 yang menggelar IPO. ITIC menawarkan 274,06 juta saham atau setara dengan 29,13% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Di hari perdana, ITIC melompat 50% menjadi Rp 330, dari harga IPO Rp 219 per saham.