Harga Terus Melambung Tinggi, Produsen Minerba Lanjutkan Ekspansi
Jumat, 17 September 2021 | 06:00 WIB
Reporter:
Filemon Agung, Muhammad Julian |
Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penerimaan negara dari sektor mineral dan batubara (minerba) melampaui target yang dicanangkan tahun ini, kendati baru memasuki bulan September.
"[Realisasi] Rp 44,5 triliun atau 113,92% dari target per 16 September 2021," kata Kepala Pokja Informasi Kementerian ESDM, Sony Heru Prasetyo kepada KONTAN, kemarin.
Pencapaian positif ini bahkan telah melampaui realisasi sepanjang tahun 2020 yang mencapai Rp 34,65 triliun. Kendati demikian, kondisi berbeda terjadi pada realisasi investasi yang hingga 16 September 2021 baru mencapai US$ 2,32 miliar atau setara 38,77% dari target yang ditetapkan sebesar US$ 5,98 miliar di sepanjang tahun ini.
Adapun besarnya pemasukan bagi negara didorong adanya kenaikan harga komoditas minerba di sepanjang tahun ini. Apalagi, tak sedikit produsen batubara yang menambah produksi untuk memenuhi pasar ekspor.
Kontribusi sektor minerba memang sejalan dengan gencarnya produsen memacu bisnis pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk, Dileep Srivastava menjelaskan, selama ini alokasi belanja modal BUMI mengacu pada perhitungan sekurang-kurangnya US$ 1 per ton per tahun. "Jadi pengeluaran kami di Agustus atau September harus sekitar rata-rata ini. Sebagian besar untuk pemeliharaan dan eksplorasi penting," ungkap dia kepada KONTAN, kemarin.
Tercatat, BUMI mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini di kisaran US$ 50 juta hingga US$ 60 juta.
Sementara itu, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) merencanakan dana capex tidak lebih dari Rp 20 miliar. Hingga saat ini realisasi capex telah mencapai 25%.
"Memang saat ini kami belum akan meningkatkan belanja modal melihat kondisi yang belum menentu dari Covid-19. Realisasi baru sekitar 25%," terang Direktur Utama SMMT, Roza Permana Putra. Dia menambahkan, sumber pendanaan seluruh capex berasal dari kas operasional perusahaan.
Sedangkan Sekretaris Perusahaan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), Sudin Sudirman mengatakan, capex di semester I 2021 terutama dibelanjakan untuk aset jalan angkut batubara alias hauling road serta Barge Loading Conveyor (BLC) untuk di Pelabuhan Bunati, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
"Untuk bisa membawa batubara dengan sekian juta ton dari site tambang ke pelabuhan membutuhkan jalan hauling yang bagus dan lancar. Setelah batubara sampai di pelabuhan, harus dimuat ke kapal, dan ini diperlukan BLC yang memenuhi spesifikasi dan loading capacity yang mumpuni," terang Sudin kepada KONTAN, kemarin.
Di Kabupaten Tanah Bumbu, anak usaha GEMS, PT Borneo Indobara (BIB) memegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dengan masa berlaku hingga tahun 2036 mendatang. Borneo Indobara merupakan anak usaha GEMS dengan kepemilikan tidak langsung sebesar 98,09% saham, per 30 Juni 2021.
Dengan penyerapan US$ 3,2 juta di semester I 2021, GEMS masih memiliki sisa anggaran capex US$ 5,2 juta untuk dibelanjakan di semester kedua tahun ini. Sudin bilang, rencana alokasi penggunaan capex di sisa tahun berjalan kurang lebih masih sama dengan alokasi di semester I 2021. "[Sisa capex] terutama untuk jalan hauling, BLC (conveyor) dan lain-lain," kata Sudin.
GEMS membukukan pendapatan sebesar US$ 733,59 juta pada semester I-2021. Angka ini meningkat 28,23% dibandingkan realisasi pendapatan di periode yang sama tahun lalu US$ 572,07 juta.
Seturut kenaikan pendapatan, laba bersih GEMS di semester I 2021 terkerek 167,98% year-on-year (yoy) menjadi US$ 143,47 juta. Pada semester I-2020, laba bersih GEMS tercatat US$ 53,53 juta.
Adapun produsen nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sudah merealisasikan capex US$ 72 juta per akhir Juli 2021.
Angka ini setara 55,38% dari total anggaran capex tahun 2021 senilai US$ 130 juta.
Chief Financial Officer (CFO) INCO, Bernardus Irmanto mengatakan, realisasi belanja modal sampai akhir Juli 2021 untuk sejumlah proyek. Adapun lima proyek dengan serapan paling banyak adalah Furnace 4 rebuild, Karebbe downstream area improvement, Larona canal lining, mine development Sorowako, serta proyek asset integrity di fasilitas pabrik pengolahan.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.