Berita Bisnis

Harga US$ 150 Per Ton, Penambang Batubara Meneguk Laba Besar

Kamis, 09 September 2021 | 05:50 WIB
Harga US$ 150 Per Ton, Penambang Batubara Meneguk Laba Besar

ILUSTRASI. Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (1/9/2021).

Reporter: Filemon Agung | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Para produsen batubara nasional ketiban berkah dari tren penguatan harga batubara. Per September 2021, harga batubara acuan (HBA) mencapai US$ 150,03 per ton. Harga ini sudah menguat 15% dibandingkan HBA Agustus 2021 yang sebesar US$ 130,99 per ton.

Memanasnya prospek bisnis batubara juga tergambar di pasar modal. Harga saham sejumlah emiten produsen batubara cenderung menanjak. Harga saham Indo Tambangraya Megah (ITMG), misalnya sudah menguat 49% selama enam bulan terakhir.
 
Di periode yang sama, harga saham Adaro Energy (ADRO) juga menanjak 13%. Sementara harga Golden Eagle Energy (SMMT) naik 81%, sedangkan harga saham Bumi Resources (BUMI) menurun 7%.
 
Potensi kenaikan harga batubara dimanfaatkan sejumlah produsen untuk memompa kinerja keuangan. Sekretaris Perusahaan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava memastikan tahun ini pihaknya fokus memacu penjualan dan menjaga margin serta keuntungan dari bisnis batubara. "Prioritas kami [juga] mempercepat pembayaran utang," ujar dia kepada KONTAN, Rabu (8/9).
 
Total kewajiban BUMI mencapai US$ 3,3 miliar per 30 Juni 2021, naik tipis dari US$ 3,29 miliar per akhir 2020. Dileep mengungkapkan saat ini biaya produksi yang dikenakan berkisar US$ 33 hingga US$ 34 per ton, dimana sepertiga dari biaya produksi digunakan untuk diesel. BUMI menargetkan biaya produksi dapat terjaga pada tahun ini.
 
Di sepanjang 2021, BUMI menargetkan produksi batubara di kisaran 85 juta hingga 88 juta ton atau meningkat dari tahun 2020 sebesar 81,5 juta ton. "Kami mengutamakan penjualan ke dalam negeri, termasuk untuk PLN serta pasar ekspor," kata Dileep.
 
Sepanjang semester I 2021 BUMI meraup laba sebesar US$ 1,89 juta atau membaik dari periode sama tahun sebelumnya yang rugi US$ 86,1 juta. Adapun pendapatan BUMI sebesar US$ 421,86 juta atau turun 4,21% dari realisasi di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 440,43 juta.
 
Manajemen PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga memastikan bakal tetap fokus pada operasional bisnis inti sembari meningkatkan efisiensi dan menjaga produksi. 
 
Head of Corporate Communication Adaro Energy, Febriati Nadira memastikan manajemen memaksimalkan upaya menjaga kas serta mempertahankan posisi keuangan.
 
"Kami terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana dengan fokus mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan kepada pelanggan," ujar dia kepada KONTAN, kemarin.
 
ADRO memproduksi 26,49 juta ton batubara di sepanjang semester I-2021. Realisasi itu turun 3% dari total produksi di periode yang sama tahun lalu sebanyak 27,29 juta ton.
 
ADRO mencatat kenaikan pendapatan 15% year-on-year (yoy) menjadi US$ 1,56 miliar di semester I-2021. Di saat yang sama, mereka mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 169,96 juta atau naik 10% (yoy).
 
Sementara PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) memastikan belum ada rencana ekspansi di tengah kenaikan harga batubara saat ini. "Kami masih fokus mengoptimalkan aset tambang yang ada," ujar Sekretaris Perusahaan SMMT, Chrismasari Dewi Sudono, kemarin.
 
Dia mengharapkan tren positif harga batubara berlanjut hingga akhir tahun nanti. Hal ini juga bakal berdampak positif bagi pasar batubara domestik maupun ekspor. 
 
SMMT mencetak laba bersih sebesar Rp 44,08 miliar di semester I-2021. Angka ini meningkat signifikan ketimbang semester I-2020, dimana SMMT mencatatkan rugi bersih Rp 7,09 miliar.
 
Chrismasari memastikan, biaya produksi pada kuartal III-2021 tak bakal jauh berbeda dibandingkan kuartal II-2021, mengingat tak ada perubahan komponen biaya yang signifikan. "Biaya produksi per semester I-2021 senilai Rp 140 miliar," kata dia.    

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru