Hati-Hati Hapus Saham Gocap

Senin, 04 Maret 2019 | 08:39 WIB
Hati-Hati Hapus Saham Gocap
[]
Reporter: Auriga Agustina, Intan Nirmala Sari, Yoliawan H | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka batas bawah harga saham kian bulat. Jika tak ada aral melintang, kebijakan yang bakal memungkinkan harga saham di pasar reguler turun ke bawah level Rp 50 akan dijalankan pertengahan semester kedua nanti.

Samsul Hidayat, Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia, menilai, kebijakan ini merupakan langkah strategis. Tapi, butuh beberapa penyesuaian.

Salah satu yang perlu diatur menurut Samsul adalah masalah fraksi harga. Jika batas tersebut dibuka, lalu ada saham Rp 1 naik ke Rp 2, kenaikannya sudah 100%. "Ini membuat fluktuasi pasar akan berlebihan," ujar Samsul kepada KONTAN, Minggu (3/3). Sehingga, penyesuaian fraksi harga diperlukan untuk meminimalisir risiko ini.

Jumlah lot saham juga perlu disesuaikan. Sebab, dengan menggunakan satuan lot saat ini, bisa jadi harga satu lot saham menjadi sangat murah. Dengan membayar Rp 200, pelaku pasar sudah bisa mendapat satu lot saham seharga Rp 2.

Meski begitu, Samsul mengakui kebijakan ini membuat perdagangan saham lebih mencerminkan kondisi riil pasar. Ambil contoh ketika emiten melakukan reverse stock.

Dengan tak adanya lagi batas harga bawah, harga teoritis yang terbentuk merupakan harga riil di pasar. "Sehingga, harga yang terbentuk tidak anjlok setelah reverse stock," kata Samsul.

Investor kawakan Lo Kheng Hong menilai, kebijakan tersebut sesuai dengan fungsi bursa. Pihak bursa tidak boleh mengintervensi harga. Dengan dihapusnya batas bawah, investor punya kesempatan memborong saham. "Hal ini akan menguntungkan investor saham," kata Lo.

Meski demikian, jangan gegabah melihat saham murah secara nominal. Tidak semua saham murah itu salah harga. Tetap cermati fundamental emiten yang bersangkutan.

"Karena tidak menutup kemungkinan banyak spekulasi harga sahamnya naik, tapi justru drop ke level Rp 1," kata Krishna Setiawan, analis Lotus Andalan Sekuritas.

Bagikan

Berita Terbaru

Multifinance Tetap Rajin Merilis Obligasi
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:50 WIB

Multifinance Tetap Rajin Merilis Obligasi

Masih tingginya minat investor menjadi modal penting bagi perusahaan pembiayaan menerbitkan obligasi 

Daya Beli Masih Rendah, Konsumsi Eceran Rentan
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:14 WIB

Daya Beli Masih Rendah, Konsumsi Eceran Rentan

Menurut data BI, penjualan eceran sulit naik berkelanjutan karena cuma andalkan hari raya keagaman dan momentum musiman. 

Merasa Tak Ada Dukungan, Dirut Agrinas Joao Mota Mundur
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:13 WIB

Merasa Tak Ada Dukungan, Dirut Agrinas Joao Mota Mundur

Joao Mota menilai Badan Pengelola Investasi Danantara terlalu birokratis dan Agrinas belum mendapat pendanaan.

Pasar Masih Euforia Terhadap Saham Baru MSCI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:12 WIB

Pasar Masih Euforia Terhadap Saham Baru MSCI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak rekomendasi saham hari ini di tengah potensi penguatan IHSG dan masih euforia pasar terhadap saham-saham yang masuk indeks MSCI.

Butuh Belanja Pemerintah Agar Ekonomi Tumbuh 5%
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:11 WIB

Butuh Belanja Pemerintah Agar Ekonomi Tumbuh 5%

Untuk menjaga pertumbuhan, perlu peran belanja pemerintah. Khususnya melalui program yang menyasar kelas menengah bawah dan proyek padat karya. 

Penjualan Eceran Tumbuh Hanya Andalkan Momen Jangka Pendek
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Penjualan Eceran Tumbuh Hanya Andalkan Momen Jangka Pendek

Menurut data BI, penjualan eceran sulit naik berkelanjutan karena cuma andalkan hari raya keagaman dan momentum musiman. 

KPPU Sidangkan Dugaan Kartel Bunga Fintech Lending Pekan Ini
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:05 WIB

KPPU Sidangkan Dugaan Kartel Bunga Fintech Lending Pekan Ini

Meski berulang kali dibantah oleh pelaku industri, namun kasus dugaan kartel bunga fintech lending siap dibawa KPPU ke tahap persidangan. 

Kelesuan Daya Beli Tekan Penjualan Mobil
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 04:00 WIB

Kelesuan Daya Beli Tekan Penjualan Mobil

Ajang GIIAS yang berlangsung pada bulan Juli lalu tak berdampak signifikan untuk menggenjot penjualan mobil tahun ini.

Obesitas Ekonomi Triwulan Dua 2025
| Selasa, 12 Agustus 2025 | 03:32 WIB

Obesitas Ekonomi Triwulan Dua 2025

Kesenjangan laju pertumbuhan utang dan penerimaan pajak mulai menimbulkan tekanan fiskal yang nyata.

Permintaan dari PLN, Masih Jadi Pendorong Kinerja POWR
| Senin, 11 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Permintaan dari PLN, Masih Jadi Pendorong Kinerja POWR

Per Juni 2025, POWR mencatat penerimaan pendapatan sebesar US$ 271,33 juta, naik 0,89% YoY dari sebelumnya US$ 268,93 juta.

INDEKS BERITA