IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways di Bulan Ini

Selasa, 05 Maret 2019 | 06:37 WIB
IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways di Bulan Ini
[]
Reporter: Aldo Fernando | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai melandai di Februari lalu. Padahal, indeks saham acuan domestik ini melaju kencang di bulan pertama tahun ini.

Pada Februari lalu, IHSG turun 1,37%. Penurunan ini disertai jual bersih oleh investor asing Rp 3,36 triliun. Dengan begitu, sepanjang tahun berjalan ini hingga kemarin (4/3), IHSG mencatat kenaikan hanya 4,74%. Investor asing secara total masih lebih banyak melakukan pembelian ketimbang penjualan, dengan catatan net buy sejak awal tahun Rp 9,41 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji memprediksi, IHSG akan cenderung mengalami konsolidasi atau sideways selama Maret. Proyeksi dia, IHSG bergerak di rentang 6.3706.590.

Para pelaku pasar akan lebih cenderung wait and see mengamati proses Pemilu 2019. "Saya rasa, para pelaku pasar optimistis bahwa Pemilu akan berlangsung lancar. Tapi biasanya para politisi, pebisnis, akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu," papar dia.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengungkapkan hal senada. Tetapi, IHSG akan kembali terdongkrak jika pihak petahana memenangkan Pilpres April 2019 mendatang. "Kita tahu, asing senang dengan pertahana. Maka, jika pertahana menang, IHSG bisa menguat lagi karena optimisme mereka kembali," kata William.

Sebaliknya, jika pasangan Prabowo-Sandiaga Uno menang, kemungkinan pasar sideways dulu menunggu arah dan kebijakan pemerintah yang baru. William memprediksi IHSG akan bergerak dengan kisaran 6.550–6.600 pada bulan terakhir kuartal satu tahun ini.

Rebalancing portofolio

William menambahkan, ada sejumlah sentimen yang akan mewarnai pergerakan IHSG bulan ini, seperti laporan keuangan emiten, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan pelemahan ekonomi global.

Selain itu, rilis daftar konstituen baru di berbagai jenis indeks, seperti MSCI dan FTSE, mendorong adanya penyesuaian atau rebalancing portofolio oleh manajer investasi domestik dan asing.

Sejumlah sentimen negatif bisa mengganggu pertumbuhan IHSG selama Maret, seperti data neraca perdagangan Indonesia yang diprediksi masih defisit.

Dari eksternal, pelaku pasar akan mengamati hasil kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China. "Untuk The Fed saya rasa tidak akan menaikkan suku bunga acuannya. Kalaupun naik, cenderung pada kuartal keempat nanti, sambil melihat perkembangan ekonomi global, seperti ekonomi Eropa atau China," jelas Nafan.

Sedangkan sentimen positif yang bisa mendorong IHSG di bulan ini antara lain inflasi Indonesia yang cenderung stabil dan kebijakan bunga yang dipertahankan di level 6%. "Sebenarnya, dalam tahun ini pergerakan indeks tidak perlu dikhawatirkan," jelas Nafan.

Untuk trader, Nafan merekomendasikan saham-saham LQ45 yang pergerakannya cenderung defensif alias tidak terpengaruh tren penurunan pasar, seperti TLKM dan PTBA. "Pergerakan keduanya sideways. Tapi kalau untuk trading, aman," kata Nafan.

Bagi investor jangka panjang, Nafan menyarankan untuk menyimak saham-saham yang pergerakan turun dan sedang jenuh jual, seperti ASII dan UNTR.

Bagikan

Berita Terbaru

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya
| Senin, 23 Desember 2024 | 15:51 WIB

Valuasi IPO CBDK Dinilai Menarik, Begini Analisisnya

CBDK meminta harga IPO 19x-26x P/E sepanjang tahun 2025, lebih tinggi dibandingkan perusahaan sejenis di sektornya yang hanya 6x-9x P/E.

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir
| Senin, 23 Desember 2024 | 14:21 WIB

Mediasi Diperpanjang, Gugatan 40 Nasabah Mirae Senilai Rp 8,17 Triliun Masih Bergulir

Mirae Asset minta waktu hingga 16 Januari 2025 untuk memberikan tanggapan karena proposal penggugat harus dirapatkan melibatkan seluruh direksi.

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang
| Senin, 23 Desember 2024 | 13:58 WIB

Pilihan Saham Big Caps Menarik Untuk Investasi Jangka Panjang

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) besar tak melulu jadi pilihan tepat untuk investasi jangka panjang.

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga
| Senin, 23 Desember 2024 | 09:00 WIB

Harga Saham Provident (PALM) Menguat, Aksi Borong Dua Pemegang Picu Lonjakan Harga

PALM mencetak laba bersih Rp 464,63 miliar di Januari-September 2024, dibandingkan periode sebelumnya rugi bersih sebesar Rp 1,94 triliun.

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:52 WIB

Sektor Bisnis yang Mendorong Perekonomian Domestik

Sejumlah sektor usaha dinilai masih prospektif dan berpotensi sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia ke depan, setidaknya dalam jangka menengah

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:47 WIB

Modal Cekak Pemerintah Mengerek Pertumbuhan Ekonomi 2025

Tantangan pemerintah Indonesia untuk memacu perekonomian semakin berat pada tahun depan, termasuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:36 WIB

Insentif Pajak Mobil Hybrid Dorong Sektor Otomotif, Saham ASII Jadi Unggulan

Bila mendapatkan insentif pajak, maka PPnBM untuk kendaraan hybrid akan dibanderol sebesar 3% hingga 4%.

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:35 WIB

Rekomendasi Saham Emiten Barang Konsumsi yang Masih Dibayangi Tekanan Daya Beli

Miten yang bergerak di bisnis barang konsumsi dibayangi sentimen kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%.

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:25 WIB

Peluang Tipis IHSG Menguat di Pengujung Tahun

Sudah tidak banyak lagi ruang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat di sisa tahun ini. 

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun
| Senin, 23 Desember 2024 | 08:15 WIB

Pemerintah Tebar Insentif Kepabeanan Rp 33 Triliun

Insentif yang dimaksud, antara lain berupa insentif kawasan berikat, penanaman modal, serta kebutuhan pertahanan dan keamanan.

INDEKS BERITA

Terpopuler