IHSG Gagal Lagi Tembus Level Keramat, Rencana BMRI dan BBNI Cabut Melecut Saham BRIS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali gagal menembus level keramat di 7.000. Pada pekan lalu, 6.941,85 menjadi level tertinggi yang bisa digapai IHSG, yakni pada penutupan perdagangan Selasa, 12 Februari 2023.
Namun, hari-hari berikutnya indeks saham malah terus melorot hingga terdampar di 6.895,71 pada akhir pekan lalu. Meski demikian, sepanjang pekan lalu IHSG masih mencatatkan kenaikan tipis 0,22 persen.
Nah, sepanjang pekan ini pergerakan naik IHSG diprediksi tetap akan tertahan. Salah satu sentimennya adalah terkait antitipasi kebijakan fed funds rate dari The Federal Reserve. The Fed dikhawatirkan akan tetap mempertahankan sikap hawkish sehingga potensi kenaikan suku bunga acuan tetap terbuka.
Baca Juga: IHSG Masih Berpotensi Melemah Pada Pekan Depan, Cermati Sentimennya
Selain itu pergerakan IHSG sepanjang pekan lalu juga diiringi oleh lonjakan harga saham sejumlah emiten pendatang anyar.
Di daftar lima besar top gainers ada saham PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP) yang listing 8 Februari 2023. Harga saham CHIP pekan lalu meloncat 34,91 persen. Jika dibanding dengan harga perdana saat initial public offering (IPO), saham CHIP sudah terbang 78,75 persen.
Berikutnya ada PT Hassana Boga Sejahtera Tbk (NAYZ) yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Februari 2023. Harga saham produsen makanan bayi ini melejit 26,39% pada pekan lalu. Namun, jika dibanding harga perdana saat IPO, sejatinya saham NAYZ masih terkoreksi 9 persen.
Salah satu cerita paling menarik dari pasar saham pekan lalu terkait saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) yang melambung 29,43%.
Kenaikan harga saham BRIS ditengarai pernyataan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo di sela-sela acara BSI Global Islamic Finance Summit 2023 di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Tiko, panggilan akrab sang Wakil Menteri menyebut, Bank BRI (BBRI) dan Bank BNI (BBNI) secara perlahan akan keluar dari BRIS. Sementara Bank Mandiri (BMRI) tetap akan mempertahankan posisinya sebagai pemegang saham pengendali.
Sebagai pengganti BBRI dan BBNI, Kementerian BUMN tengah menjajaki sejumlah investor potensial. Harapannya, investor anyar BRIS nantinya adalah bank berskala global sehingga bisa ikut mendorong BRIS menjadi pemain kelas internasional pula.
Baca Juga: Wamen BUMN: BRI dan BNI Bakal Keluar dari BRIS, Diganti dengan Bank Global
Pada perdagangan Jumat pekan lalu harga saham BRIS sudah berada di Rp 1.715 per saham. Di harga tersebut, valuasi harga saham BRIS tak berselisih jauh dari emiten bank syariah lainnya. Data RTI menunjukkan price to book value (PBV) BRIS berada di 2,36 kali.
Sebagai perbandingan, PBV PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) di harga Rp 66 per saham ada di 1,08 kali. Lalu PBV PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) di harga Rp 2.420 per saham ada di level 2,22 kali.