IHSG Hari Ini Naik Tipis, Saham BMRI Dibuang Asing, INDF Jadi Incaran

Rabu, 17 Juni 2020 | 16:14 WIB
IHSG Hari Ini Naik Tipis, Saham BMRI Dibuang Asing, INDF Jadi Incaran
[ILUSTRASI. Bursa efek indonesia IHSG diproyeksikan menguat, ini rekomendasi saham untuk perdagangan Senin (15/6).KONTAN/akhmad suryahadi]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (17/6) berhasil bertengger di zona hijau meski hanya naik tipis tipis 0,026% atau  ke level 4.987,77. 

Sepanjang hari ini indeks bergerak di rentang 4.968,92 hingga 5.018,98. Di awal perdagangan IHSG dibuka stagnan di 4.986,45. Kemudian, IHSG sempat melesat ke 5.018,98 dan kembali ke zona merah sebelum akhir perdagangan sesi pertama.

Baca Juga: Akhir tahun, Batavia Prosperindo Aset Manajemen prediksi IHSG ada di 5.000-5.350

Total nilai transaksi harian hari ini mencapai Rp 8,67 triliun. Investor asing lebih banyak melakukan aksi jual ketimbang beli, dengan total nilai jual bersih (net sell). 

Penguatan IHSG ditopang delapan sektor. Beberapa sektor yang menguat yakni sektor perkebunan naik 1,76%, sektor konstruksi naik 0,79% dan sektor infrastruktur naik 0,76%. Sedangkan sektor keuangan turun 0,64% dan sektor industri dasar turun 0,05%.

Baca Juga: IHSG menguat tipis, ini 10 saham terbanyak yang diborong asing Rabu (17/6)

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham yang paling banyak dibuang asing. Saham BMRI juga menjadi saham LQ45 dengan penurunan harga terdalam (top losers). 

Sementara itu, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menjadi saham yang paling banyak dibeli asing pada perdagangan hari ini. 

Lima saham dengan net sell paling besar di seluruh pasar pada perdagangan saham hari ini antara lain:

1. Saham BMRI (Bank Mandiri) dengan net sell sebesar Rp 176,33 miliar. Harga saham BMRI hari ini ditutup turun 2,49% menjadi Rp 4.900 per saham.

2. Saham BBRI (Bank Rakyat Indonesia) dengan net sell sebesar Rp 120,9 miliar. Harga saham BBRI hari ini turun 0,96% ditutup menjadi Rp 3.100 per saham.

3. Saham TLKM (Telekomunikasi Indonesia) dengan net sell sebesar Rp 103,8 miliar. Harga saham TLKM hari ini ditutup naik 0,31% menjadi Rp 3.210 per saham.

4. Saham MNCN (Media Nusantara Citra) dengan net sell sebesar Rp 59,71 miliar. Harga saham MNCN hari ini ditutup turun 2,04% menjadi Rp 960 per saham.

5. Saham KLBF (Kalbe Farma) dengan net sell sebesar Rp 39,37 miliar. Harga saham KLBF hari ini ditutup naik 0,35% menjadi Rp 1.430 per saham.

Sementata itu, beberapa saham masih menjadi buruan investor asing. Lima saham yang membukukan net buy terbesar pada perdagangan saham hari ini antara lain:

1. Saham INDF (Indofood Sukses Makmur) dengan net buy sebesar Rp 49,37 miliar. Harga saham INDF hari ini ditutup naik 2,34% menjadi Rp 6.550 per saham.

2. Saham GLVA (Galva Technologies) dengan net buy sebesar Rp 16,5 miliar. Harga saham GLVA hari ini ditutup naik 0,61% menjadi Rp 330 per saham.

3. Saham ICBP (Indofood CBP Sukses Makmur) dengan net buy sebesar Rp 14,82 miliar. Harga saham ICBP hari ini ditutup naik 0,85% menjadi Rp 8.950 per saham.

4. Saham BTPS (Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syaria) dengan net buy sebesar Rp 9,99 miliar. Harga saham BTPS hari ini ditutup naik 3,16% menjadi Rp 3.260 per saham.

5. Saham PWON (Pakuwon Jati) dengan net buy sebesar Rp 7,53 miliar. Harga saham PWON hari ini ditutup naik 1,31% menjadi Rp 464 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Mata Uang Utama Tergantung Kondisi Ekonomi
| Selasa, 24 Desember 2024 | 05:00 WIB

Prospek Mata Uang Utama Tergantung Kondisi Ekonomi

Dolar AS masih terlalu perkasa. Sikap hawkish Federal Reserve alias The Fed merupakan katalis positif bagi gerak dolar AS.

Pelemahan Daya Beli Bisa Menjadi Batu Sandungan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 05:00 WIB

Pelemahan Daya Beli Bisa Menjadi Batu Sandungan

Tantangan utama di tahun depan masih maraknya serbuan produk impor yang terus meningkat, serta tren penurunan daya beli.

Industri Manufaktur Hadapi Sederet Tantangan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:59 WIB

Industri Manufaktur Hadapi Sederet Tantangan

Tahun 2024 menjadi tahun yang berat bagi sektor manufaktur di tengah ketidakpastian geopolitik dan pelemahan ekonomi global.

SBN Tetap Jadi Primadona Asuransi Jiwa
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:57 WIB

SBN Tetap Jadi Primadona Asuransi Jiwa

Menghadapi tahun 2025 , perusahaan asuransi jiwa tetap akan mengandalkan instrumen investasi dengan risiko rendah. 

Harapan ADRO Pada Bisnis Energi Terbarukan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:57 WIB

Harapan ADRO Pada Bisnis Energi Terbarukan

Meski menghadapi sejumlah tantangan, PT Alamtri Resources Tbk (ADRO) siap menggarap pasar energi hijau

Industri Batubara Tolak Kenaikan Devisa Ekspor
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:56 WIB

Industri Batubara Tolak Kenaikan Devisa Ekspor

Selain DHE, masih banyak kebijakan lain yang memberatkan industri ini. Di antaranya penerapan tarif royalti progresif batubara sebesar 28%.

Adaptasi Ekonomi Digital Dorong Transaksi Paylater
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:55 WIB

Adaptasi Ekonomi Digital Dorong Transaksi Paylater

Bisnis buy now pay later alias BNPL di industri keuangan non bank masih tumbuh subur hingga Oktober 2024. 

 Tertohok Kenaikan PPN, Simpanan Bank Mengempis
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:55 WIB

Tertohok Kenaikan PPN, Simpanan Bank Mengempis

DPK perbankan mengalami tren perlambatan pertumbuhan sejak memasuki semester II-2024, setelah sempat meningkat dari awal tahun. ​

PPN dan Daya Beli
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:55 WIB

PPN dan Daya Beli

Kebijakan kenaikan tarif PPN harus ditemani dengan bauran kebijakan lain untuk memastikan daya beli masyarakat tak terganggu.

Tata Kelola Lebih Utama Ketimbang Pengampunan
| Selasa, 24 Desember 2024 | 04:54 WIB

Tata Kelola Lebih Utama Ketimbang Pengampunan

Masyarakat sipil mengkritisi adanya wacana dari pemerintah yang akan memaafkan tindakan para koruptor.

INDEKS BERITA

Terpopuler