IHSG Sempat Menyentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Asing Memburu BBRI dan BBCA
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH) pada perdagangan pagi ini, Kamis (11/10).
Dibuka di posisi 6.694,58, IHSG sempat berada di posisi 6.704,46 sesaat setelah perdagangan dibuka.
Sayang, alih-alih melanjutkan penguatan, laju IHSG melemah hingga terjerembab di zona merah. Meski sempat kembali menguat, di akhir sesi pertama hari ini, IHSG hanya mampu bertengger di posisi 6.680,6.
Baca Juga: Proyeksi Morgan Stanley, Ekonomi Indonesia Masih Hadapi Risiko
Sepanjang sesi pertama hari ini, volume perdagangan sebesar 15,36 miliar senilai Rp 5,99 triliun.
Investor asing mencatatkan beli bersih alias net buy sebesar Rp 175,83 miliar di seluruh pasar dan Rp 199,8 miliar di pasar reguler.
Saham BBRI tercatat sebagai saham yang paling diburu investor asing dengan net buy sebesar Rp 133,8 miliar. Di posisi kedua, ada saham BBCA yang mencatatkan net buy sebesar Rp 100,1 miliar.
Di urutan selanjutnya, ada saham UNVR dan saham BMRI yang mencatatkan net buy masing0masing sebesar Rp 40,3 miliar dan Rp 33,2 miliar.
Sementara saham ARTO tercatat sebagai saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing. Di sesi pertama hari ini, saham ARTO mencatatkan net sell sebesar Rp 60 miliar.
Di urutan kedua, ada saham UNTR yang mencatatkan net sell sebesar Rp 21,1 miliar. Posisi selanjutnya diisi oleh saham TKM dan saham INDF yang mencatatkan net sell masing-masing Rp 19,8 miliar dan Rp 17,4 miliar.
Baca Juga: Didorong Stimulus Properti, Ciputra Development (CTRA) Raih Penjualan Rp 5 Triliun
Sepanjang sesi pertama hari ini, saham AYLS mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 35%. Di posisi kedua, ada saham CSIS yang naik sebesar 29,2% disusul saham CPRO yang naik sebesar 28,57%.
Sementara saham yang turun paling besar adalah saham DIGI dengan penurunan sebesar 6,82% disusul saham BBKP yang anjlok 6,77%.
Selanjutnya: Ini Dia Identitas Investor yang Borong 44,91% saham CPRO Senilai Rp 1,34 Triliun