IHSG Terbaik Kedua di Kawasan ASEAN

Kamis, 31 Januari 2019 | 05:57 WIB
IHSG Terbaik Kedua di Kawasan ASEAN
[]
Reporter: Auriga Agustina | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi indeks saham dengan kenaikan tertinggi kedua sepanjang bulan ini dibanding bursa Asia Tenggara lainnya. IHSG naik 4,35%, tertinggi kedua setelah indeks PSEi milik Filipina yang naik 6,88% secara year to date (ytd).

Head of Research Lotus Andalan Sekuritas Krishna Setiawan menilai, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan yang membuat IHSG bisa menduduki peringkat kedua. "Dalam 10 tahun–15 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi negara ke tujuh terbaik di dunia, sementara jika dibandingkan negara Asia lainnya saat ini kita termaksud yang terbaik," kata dia, kemarin.

Apalagi, Indonesia terbukti tahan banting meski kerap diterpa sentimen global. Namun Indonesia mampu melewati. Hal ini dibuktikan dari rupiah kian menguat meski neraca pembayaran dan neraca perdagangan defisit.

Itu pula yang menjadi pertimbangan investor memilih berinvestasi di Indonesia. "Jika dibandingkan Malaysia misalnya, pertumbuhan ekonominya tidak sebaik Indonesia. Prospek Indonesia ke depan kalau semua bisa dilalui, seperti misalnya current account tidak lagi defisit, jauh lebih cerah," jelas Krishna.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra menambahkan, emiten di BEI juga masih ekspansi. "Saham-saham outperform pergerakannya di tahun ini," tutur Aditya.

Hal ini pula yang membuat investor asing tertarik investasi di Indonesia. Mengutip data Bloomberg, dana asing yang masuk ke pasar modal domestik mencapai US$ 1,79 miliar, paling tinggi dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya. Nilai tersebut jauh dibandingkan Filipina, dengan jumlah dana asing yang masuk hanya sebesar US$ 340,2 juta.

Krishna menjelaskan, IHSG tidak dapat naik ke posisi tertinggi karena kapitalisasi pasar di Indonesia yang besar. "Karena kapitalisasi pasar bursa saham Indonesia besar, akan lebih sulit untuk menggerek IHSG daripada Filipina," ujar dia.

Menurut Krishna, sentimen yang akan mempengaruhi bursa Asia adalah kesepakatan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) pada awal Maret. Jika tidak ada titik temu maka The Fed akan kembali menaikkan suku bunga dan asing menarik dana dari Asia. Karena itu, Krishna menyarankan masuk ke saham-saham perbankan, karena terbukti kinerjanya baik.

Bagikan

Berita Terbaru

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:07 WIB

Pertebal Portofolio, Saratoga (SRTG) Siapkan Dana US$ 150 Juta

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) membidik sejumlah perusahaan potensial untuk didanai pada tahun 2025 ini. 

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah
| Kamis, 23 Januari 2025 | 09:03 WIB

Berbenah, Prospek Saham GOTO Berpotensi Merekah

Pemulihan kinerja dan bisnis on demand service mendorong prospek harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:31 WIB

Menangkap Peluang Mengoleksi Emas Saat Harga Terkoreksi

Di jangka pendek ada peluang harga emas terkoreksi. Data-data inflasi Amerika Serikat menunjukkan pelambatan

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:26 WIB

Langkah Konsolidasi Akan Berlanjut, Taji KPR Syariah Bank BTN (BBTN) Kian Kuat

Ketimbang IPO entitas hasil merger UUS BTN Syariah dan Bank Victoria Syariah, BBTN membuka peluang untuk mengakuisisi bank syariah lain.

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
| Kamis, 23 Januari 2025 | 08:09 WIB

Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD

Pemerintah akan menyisir dan mendata developer nakal agar tidak bisa berpartisipasi dalam Program Tiga Juta Rumah. 

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:53 WIB

Diam-Diam Sahamnya Sudah Terbang 45%, SMKL Rupanya Berkongsi dengan Perusahaan China

PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (SMKL) dan Ghuangzhou Yi Song berkongsi masuk ke bisnis paper pulp mold. ​

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:41 WIB

PK Ditolak, Subagio Wirjoatmodjo Mesti Melepas Kepemilikannya di Trimata Benua

Data terbaru menunjukkan, kepemilikan Subagio Wirjoatmodjo di perusahaan batubara PT Trimata Benua sebanyak 25 persen.

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:02 WIB

Gara-Gara Perintah Donald Trump, Arus Masuk Dana ke Obligasi Domestik Tersendat

Peluang pemangkasan suku bunga acuan alias BI rate dapat mendukung valuasi yield obligasi domestik. 

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder
| Kamis, 23 Januari 2025 | 07:00 WIB

Bank Indonesia Siap Borong SBN di Pasar Sekunder

Langkah borong SBN oleh Bank Indonesia sebagai bentuk dukungan bank sentral terhadap program ekonomi pemerintah.

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik
| Kamis, 23 Januari 2025 | 06:45 WIB

Indonesia Menawarkan Investasi Baterai Listrik

Pada September nanti Indonesia secara keseluruhan bisa memenuhi standar besar seperti Exponential Moving Average (EMA).

INDEKS BERITA

Terpopuler