Ikuti Bunga, Yield Obligasi Negara Sentuh Level Tertinggi

Kamis, 29 September 2022 | 04:10 WIB
Ikuti Bunga, Yield Obligasi Negara Sentuh Level Tertinggi
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Obligasi global dalam masa sulit. Yield obligasi global kompak bergerak naik. Ini sejalan atas rencana bank sentral yang menaikkan suku bunga acuan secara agresif. 

Yield obligasi Inggris tenor 10 tahun berada di 4,3% pada Rabu (28/9). Ini adalah level tertinggi sejak November 2008. Yield US Treasury pada Rabu (27/9) per pukul 20.00 WIB turun ke 3,8%, dari sesi awal dibuka mencapai 4%. Ini adalah level tertinggi yield US Treasury tenor 10 tahun sejak April 2010. 

Sementara itu, yield obligasi Indonesia pada tenor sama juga naik ke 7,4% dari hari sebelumnya di 7,39%. Nada hawkish dari sejumlah bank sentral dunia menjadi pemicu kenaikan yield obligasi pemerintah berbagai negara. 

Baca Juga: Rupiah Anjlok, Ekonom: Dampaknya Bebani Utang Luar Negeri

Jika The Fed memberi sinyal kenaikan 75 basis poin (bps) lagi dalam pertemuan bulan depan dari posisi saat ini di 3,25%, ada kemungkinan imbal hasil US Treasury akan mengikuti. "Dengan lebih banyak kenaikan suku bunga The Fed yang akan datang maka yield US Treasury 10 tahun akan mendekati 4%," kata Glen Capelo, Direktur Pelaksana Mischeler Financial, seperti dikutip Bloomberg. 

Dia menambahkan ada kemungkinan jika penerbitan utang pemerintah akan meningkat, namun di lain sisi terjadi penurunan daya beli akan obligasi negara. Pasalnya banyak negara yang menawarkan bunga tinggi. 

Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group Peter Boockvar menyebut, perdagangan obligasi AS saat ini terlihat seperti pasar obligasi emerging market saat terjadi bubble keuangan. 

Dari dalam negeri, CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menyebut, transaksi pasar SBN sepekan terakhir terpantau mengalami penurunan dibanding sepekan sebelumnya. Sementara yield SBN tenor 10 tahun terus meningkat. "Ada tekanan karena yield US Treasury yang terus naik. Tren ini menandakan yield SBN akan lebih tinggi lagi dan rata-rata spread akan terjaga di kisaran 400 bps," ujar dia.

Direktur & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia Ezra Nazula menandai, spread antara SBN 10 tahun dan US Treasury 10 tahun telah menyempit ke 340 bps. Namun selisih ini disebut masih cukup ideal dan kuat. Sebab SBN cukup banyak dipegang investor lokal, sehingga sentimen global tidak menyebabkan volatilitas yang berlebihan. 

Baca Juga: Yield Seri SUN Favorit Lelang Hari Ini Lebih Tinggi Ketimbang Dua Pekan Lalu

Bagikan

Berita Terbaru

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56 WIB

Logisticsplus (LOPI) Amankan Kontrak Baru Pada 2026 Senilai Rp 80 Miliar

PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) menutup tahun buku 2025 dengan recognized revenue konsolidasi sekitar Rp 105 miliar.

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:47 WIB

Dari Uang Saku Anak ke Pengelolaan Keuangan

Ada banyak pilihan dalam memberikan uang saku buat anak. Simak cara mengatur uang saku anak sembari mengajarkan soal pengelolaan uang.

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah
| Jumat, 26 Desember 2025 | 11:45 WIB

Altcoin Season 2025 Terasa Hambar, Likuiditas Terpecah Belah

Altcoin 2025 tak lagi reli massal, pelajari faktor pergeseran pasar dan rekomendasi investasi altcoin untuk tahun 2026.

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:58 WIB

Memperbaiki Kondisi Keuangan, KRAS Dapat Pinjaman Rp 4,9 Triliun dari Danantara

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memperoleh pinjaman dari pemegang sahamnya, yakni Danantara Asset Management. 

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:38 WIB

Harga Ayam Diprediksi Naik, Kinerja Japfa Comfeed (JPFA) Pada 2026 Bisa Membaik

Salah satu sentimen pendukung kinerja emiten perunggasan tersebut di tahun depan adalah membaiknya harga ayam hidup (livebird). ​

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:19 WIB

Pelemahan Harga Komoditas Menyengat Emiten Migas

Risiko pelemahan harga minyak mentah dunia masih berpotensi membayangi kinerja emiten minyak dan gas (migas) pada 2026.​

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:15 WIB

Harga Bitcoin Koreksi di Penghujung 2025, Saat Tepat untuk Serok atau Wait and See?

Dalam beberapa proyeksi, bitcoin diperkirakan tetap berada di atas kisaran US$ 70.000–US$ 100.000 sebagai floor pasar.

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan
| Jumat, 26 Desember 2025 | 10:02 WIB

Denda Administrasi Menghantui Prospek Emiten CPO dan Pertambangan

Pemerintah bakal agresif menerapkan denda administrasi atas aktivitas usaha di kawasan hutan pada tahun 2026.

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:42 WIB

Berharap Saham-Saham Pendatang Baru Masih Bisa Menderu

Dengan pasokan saham yang terbatas, sedikit saja permintaan dapat memicu kenaikan harga berlipat-lipat.

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat
| Jumat, 26 Desember 2025 | 09:35 WIB

Pasar Mobil Konvensional Terpukul, Mobil Listrik Masih Sulit Merakyat

Negara berpotensi meraup minimal Rp 37,7 triliun per tahun dari cukai emisi, dengan asumsi tarif 10% hingga 30% dari harga jual kendaraan.

INDEKS BERITA