KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat alokasi impor yang telah direalisasikan oleh importir garam industri per 28 September 2021 telah mencapai 1,8 juta ton. Jumlah itu setara 60% dari total alokasi yang diterbitkan pada tahun 2021 yang mencapai 3.077.901 ton.
Di periode yang sama, Industri Chlor Alkali Plan (CAP) menjadi pengguna terbesar garam impor yakni sebanyak 1.448.073 ton. Kemudian disusul industri aneka pangan sebanyak 379.468 ton dan industri farmasi dan kosmetik sebanyak 2.909 ton. Di sisi lain, industri pengeboran minyak belum menyerap alokasi impor garam.
“Realisasi impor garam masih terus berjalan hingga akhir tahun 2021,” ujar Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Indrasari Wisnu Wardhana, Rabu (29/9).
Ia memastikan, kegiatan impor garam sebagai bahan baku dan bahan penolong industri ditentukan dalam rapat koordinasi antar kementerian/lembaga terkait yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Hal ini sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 Tahun 2018 Pasal 3 dan 4.
Adapun secara keseluruhan, total kebutuhan garam nasional di sepanjang tahun 2021 mencapai 4.606.554 ton. Dari jumlah itu, sebanyak 1.528.653 ton merupakan garam lokal, sedangkan selebihnya merupakan garam impor.
Wisnu bilang, pandemi Covid-19 dan kelangkaan kontainer sangat mempengaruhi kinerja impor garam di tahun ini. Di samping itu, industri pengolah garam seperti aneka pangan belum dapat merealisasikan seluruh alokasi impornya, karena mendekati masa panen garam rakyat, sehingga mereka mengutamakan penyerapan garam lokal terlebih dahulu.
Terlepas dari itu, Wisnu berharap realisasi impor garam tercapai secara maksimal sampai akhir tahun nanti.
Sementara untuk proyeksi impor garam di tahun 2022, Kemendag masih menunggu informasi dari Kementerian Perindustrian selaku kementerian pembina industri yang berwenang mengajukan usulan kebutuhan bahan baku garam industri. “Kenaikan atau berkurangnya alokasi impor garam untuk tahun depan akan disepakati dengan mempertimbangkan stok garam lokal dan kebutuhan industri,” kata Wisnu.
Hal tersebut tentu akan disepakati bersama dalam rapat koordinasi antar kementerian/lembaga terkait yang dikoordinasikan Kemenko Perekonomian dalam menetapkan Neraca Komoditas.
Sementara itu, PT Garam (Persero) terus berbenah untuk meningkatkan kualitas garam di dalam negeri, sehingga mampu memenuhi kebutuhan di berbagai sektor industri. Saat ini, PT Garam memiliki kapasitas produksi garam sebesar 500.000 ton per tahun pada musim normal.
Direktur Utama PT Garam Achmad Ardianto menyampaikan, ke depannya peningkatan kapasitas produksi akan lebih terukur bila sudah diawali perbaikan kualitas terlebih dahulu.
PT Garam menjajaki peluang akuisisi beberapa lokasi tambak garam di luar negeri dengan menggandeng Mind Id dan PT Timah Tbk. Rencana tersebut ditargetkan bisa direalisasikan paling lambat pada kuartal I-2022. “Kebutuhan investasi belum pasti, namun Mind Id dipastikan memiliki kecukupan dana untuk itu.
Membuat Garam Kesehatan
PT Garam dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) meneken perjanjian kerjasama produksi, penjualan dan distribusi garam lososa.
Direktur Utama PT Garam, Achmad Ardianto menjelaskan, garam lososa merupakan pionir garam lokal produksi PT Garam yang natriumnya dikurangi untuk memenuhi kebutuhan penderita hipertensi.
Menurut data Kementerian Kesehatan di 2019, penderita hipertensi semakin banyak dan prevalensinya mencapai 34%. Adapun garam lososa bisa dikonsumsi untuk masyarakat yang kian sadar dan ingin hidup lebih sehat.
"Dengan kerja sama ini, diharapkan masyarakat dapat memiliki akses lebih mudah untuk membelinya di outlet Kimia Farma di seluruh Indonesia," jelas dia.
PT Garam memilih Kimia Farma sebagai mitra karena sebelumnya sudah biasa menyediakan garam farmasi. "PT Garam dan Kimia Farma sepakat melanjutkan dengan produk PT Garam berorientasi kesehatan lainnya seperti garam kumur yang sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh dan garam SPA yang relevan untuk relaksasi stres di rumah," ungkap dia.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.