Impor Kedelai AS ke China Melonjak Akibat Rencana Keringanan Tarif

Selasa, 10 Desember 2019 | 16:16 WIB
Impor Kedelai AS ke China Melonjak Akibat Rencana Keringanan Tarif
[ILUSTRASI. FILE PHOTO: An employee picks out bad beans from a pile of soybeans at a supermarket in Wuhan, Hubei province April 14, 2014. REUTERS/Stringer CHINA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN CHINA]
Reporter: Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Impor kacang kedelai Amerika Serikat (AS) ke China meningkat 13 kali lipat sepanjang September hingga November tahun ini, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Xiaoping Zhang, Direktur Regional China untuk Dewan Ekspor Kedelai AS mengatakan, di paruh kedua tahun lalu, ekspor kedelai AS ke China memang turun tajam lantaran adanya tarif balasan Beijing terhadap AS. 

Baca Juga: Daging babi dorong laju inflasi China hingga 4,5%, tercepat sejak Januari 2012

Akibatnya, semua pembelian kedelai AS di China tahun ini terjadi melalui pengaturan khusus, di luar saluran perdagangan normal yang sejatinya dikenakan tarif balasan sebesar 30%.

Kementerian Keuangan China dalam rilisnya seperti dilansir CNBC, Selasa (10/12) mengatakan, perusahaan-perusahaan China secara mandiri mengimpor sejumlah komoditas AS.

Pemerintah juga sedang mengusahakan penghapusan tarif untuk beberapa komoditas AS, seperti kedelai, daging babi, dan komoditas lainnya. 

Tingginya pembelian kedelai dari AS ini terjadi selama gencatan perang dagang. Sebelumnya, Beijing cenderung menggambarkan pembelian produk pertanian AS dalam istilah yang tidak jelas, misalnya seperti "sesuai dengan kebutuhan pasar China dan prinsip-prinsip berbasis pasar". 

Dua negara ini telah terlibat dalam konflik perdagangan selama lebih dari setahun. Masing-masing negara memasang tarif barang miliaran dolar dari yang lain. Namun pada Oktober lalu, keduanya berupaya melakukan negosiasi lagi.

Baca Juga: Ekonomi AS dan China melambat, ini efeknya ke Indonesia menurut ekonom

Sebagai catatan, nilai ekspor China ke AS turun 23% pada November dan menjadi pertumbuhan bulanan terendah. Namun, impor naik 2,7%, dan menjadi kenaikan pertama sejak Agustus 2018, menurut data bea cukai China. 

Impor kedelai China secara keseluruhan naik 53,9% pada November menjadi 8.278 juta ton, tertinggi sejak Agustus, menurut data bea cukai China yang diakses melalui database Wind Financial.

Kemarin, China membeli setidaknya lima kargo kedelai AS curah, atau sekitar 300.000 ton, untuk pengiriman pada Januari dan Februari setelah Beijing menawarkan keringanan tarif baru.

Sebelumnya, China mengenakan tarif yang tinggi pada kedelai AS dan produk pertanian lainnya sebagai balasan atas bea masuk AS atas barang-barang China selama perang dagang 17 bulan terakhir ini.

Baca Juga: China hapus tarif impor babi dan kedelai dari AS

Bagikan

Berita Terbaru

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir
| Jumat, 09 Mei 2025 | 14:40 WIB

Penurunan Cadangan Devisa Paling Tajam Kedua Dalam 5 Tahun Terakhir

Cadangan devisa ambles US$ 4,6 miliar dibanding posisi pada akhir bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 157,1 miliar.

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)
| Jumat, 09 Mei 2025 | 09:20 WIB

Profit 35,91% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Ambles Dalam (9 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (9 Mei 2025) 1 gram Rp 1.926.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 35,91% jika menjual hari ini.

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:35 WIB

Permintaan Semen Lebih Sepi, Penjualan INTP Tertekan

Penjualan semen INTP di pasar domestik turun 4,2% year on year (yoy) menjadi 4,29 juta ton pada kuartal I-2025

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:32 WIB

Bursa Hadirkan Penyedia Likuiditas

Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka pendaftaran bagi anggota bursa (AB) yang berminat menjadi Liquidity Provider Saham. 

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita
| Jumat, 09 Mei 2025 | 07:11 WIB

Pleidoi Kedaulatan Keuangan Kita

Dalam dunia yang saling terhubung saat ini, menegaskan kedaulatan tidak berarti mundur dari kerja sama global.

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:59 WIB

Sederet Investor Asing yang Borong Saham GOTO di Tengah Rumor Akuisisi oleh Grab

Rumor merger dan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) oleh Grab telah berembus, setidaknya sejak Februari 2020.

Inklusi dan Literasi
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB

Inklusi dan Literasi

Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas.

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:28 WIB

Pemerintah Kerja Berat Kejar Target PNBP

Kinerja PNBP yang terkontraksi di awl tahun ini dan potensi kehilangan penerimaan negara daridividen BUMN memperbear pencapaian target PNBP 2025

Masih Ada Risiko  Tekanan Cadangan Devisa
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:24 WIB

Masih Ada Risiko Tekanan Cadangan Devisa

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa akhir April 2025 turun US$ 4,6 miliar menjadi US$ 152,5 miliar

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles
| Jumat, 09 Mei 2025 | 06:13 WIB

Awas! Danantara Salah Langkah, Rating Utang Ambles

Jika tidak dikelola secara hati-hati, Danantara kelak bisa menjadi sumber risiko besar bagi keuangan negara

INDEKS BERITA

Terpopuler