Indeks di AS Terangkat Optimisme Perundingan Dagang AS-China

Senin, 25 Februari 2019 | 06:00 WIB
Indeks di AS Terangkat Optimisme Perundingan Dagang AS-China
[]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks saham S&P 500 mencapai level tertingginya selama lebih dari tiga bulan terakhir, terangkat spekulasi mengenai hasil perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Investor di bursa mencermati tanda-tanda perkembangan perundingan, menyusul pertemuan para pejabat kunci kedua negara, akhir pekan lalu. Sejumlah agenda perundingan nan rumit dibahas dalam pertemuan tersebut.

Jika perundingan macet, dan tidak berujung ke kata sepakat hingga 1 Maret mendatang, maka perang dagang yang telah berusia tujuh bulan akan kian panas. “Kita berharap kabar positif tentang perundingan dagang dan tarif dengan China segera muncul,” ujar Peter Tuz, Presiden di Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia. “Tapi kita tidak akan mendapat berita yang jelas hingga akhir pekan depan. Sangat sedikit detail yang sudah terungkap,” imbuh Tuz.

Harapan investor tentang perundingan dagang yang berujung damai serta kencenderungan dovish yang diperlihatkan otoritas moneter AS telah mendorong kenaikan indeks saham. Indeks pun terangkat, menjauh dari posisi terendahnya selama bulan Desember, ketika bursa rontok akibat kecemasan terhadap pelemahan ekonomi dunia. Indeks S&P 500 kini menguat 19% di atas posisi terendahnya di bulan Desember.

 Saham-saham sektor teknologi yang tergabung di S&P 500 memimpin penguatan, dengan naik 1,3%, mengalahkan 11 sektor utama lainnya. Sedang saham-saham industri terpengaruh perdagangan naik 0,6%.

Di akhir perdagangan pekan lalu, Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 181,18 poin atau 0,7% menjadi 26.031,81. Sedang S&P 500 dan Nasdaq masing-masing menguat 0,64% menjadi 2.792,67 dan 0,91% menjadi 7.527,55.

Penguatan yang dicetak Dow dan Nasdaq pekan lalu merupakan yang kesembilan berturut-turut. Jika ditelisik per saham yang diperdagangkan di bursa New York dan Nasdaq, sebanyak 367 saham kini mencapai posisi tertingginya selama setahun terakhir. Jumlah saham yang menguat melampaui jumlah saham yang melemah, dengan selisih terbesar dalam enam bulan terakhir.

Namun pergerakan harga berubah arah, begitu pejabat perdagangan AS menyatakan perundingan dagang masih butuh waktu untuk mencapai kata sepakat. China disebut AS masih bersikeras menolak permintaan-permintaan AS yang bertujuan mencegah peralihan teknologi secara paksa.

Namun pelemahan saham tak berlangsung lama karena setelah itu Presiden Donald Trump menyatakan ada keumungkinan, AS dan China mencapai kata sepakat. Ia pun bersedia mengulur waktu perundingan melampaui tenggat waktu semula, yaitu 1 Maret mendatang, agar kesepakatan tercapai.

“Risiko kegagalan perundingan saat ini tidak besar. Tetapi tetap saja ada kekhawatiran akan terjadi sesuatu selama menit-menit akhir perundingan,” tutur Quincy Krosby, chief market strategist di Prudential Financial di Newark, New Jersey. “Ekonomi China yang stabil sangat konstruktif bagi pasar global. Situasi semacam itu yang tengah dinanti pasar, imbuh Krosby, seperti dikutip Reuters.

Saham Kraft Heinz Co dan saham seri B Berkshire Hathaway masing-masing tergerus 27,5% dan 1,7% merupakan penghambat utama tren penguatan indeks S&P 500. Harga Kraft rontok setelah, produsen makanan itu mengungkapkan penyelidikan otoritas bursa atas merek ikoniknya, Kraft dan Oscara Meyer.

Rasio jumlah saham yang menguat terhadap jumlah saham yang melemah di New York sebesar 2,99 terhadap 1. Rasio yang sama di Nasdaq sebesar 2,45 berbanding 1.

 Sebanyak 64 saham yang tergabung dalam indeks S&P 500 mencapai posisi tertingginya selama 52 pekan terakhir, berbanding tiga saham yang terperosot ke posisi terendah. Untuk indeks Nasdaq, sebanyak 122 mencapai posisi tertinggi terbarunya, berbanding dengan 21 yang rontok ke posisi terbaik.

Sebanyak 6,9 miliar saham diperdagangkan sepanjang minggu lalu di bursa saham di AS, berbanding 7,3 miliar selama 20 hari terakhir.

Bagikan

Berita Terbaru

Ekonomi Tak Pasti, Bisa Pilih Investasi di Luar Negeri
| Minggu, 04 Mei 2025 | 09:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Bisa Pilih Investasi di Luar Negeri

Ketidakpastian ekonomi di dalam negeri, membuat orang perlu diversifikasi portofolio. Salah satunya, investasi di luar negeri.

Profit 33,36% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (4 Mei 2025)
| Minggu, 04 Mei 2025 | 08:46 WIB

Profit 33,36% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Bergeming (4 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (4 Mei 2025) 1 gram Rp 1.902.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 33,36% jika menjual hari ini.

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel
| Minggu, 04 Mei 2025 | 08:00 WIB

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel

Simak cara mengoptimalkan reksadana pasar uang dengan fasilitas sameday redemption di masa yang tidak menentu.  

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel
| Minggu, 04 Mei 2025 | 08:00 WIB

Reksadana Sameday Redemption, Alternatif Parkir Dana yang Fleksibel

Simak cara mengoptimalkan reksadana pasar uang dengan fasilitas sameday redemption di masa yang tidak menentu.  

Ragam Bentuk Berbagi Naik Angkutan Umum Bersama Komunitas
| Minggu, 04 Mei 2025 | 06:10 WIB

Ragam Bentuk Berbagi Naik Angkutan Umum Bersama Komunitas

Keberadaan transportasi umum menjadi pemantik terbentuknya komunitas transportasi. Mereka tidak hanya informasi, komunitas juga melakukan edukasi.

Perubahan Iklim Menambah Cuan Produk Asuransi Keberlanjutan
| Minggu, 04 Mei 2025 | 05:15 WIB

Perubahan Iklim Menambah Cuan Produk Asuransi Keberlanjutan

Perubahan iklim berbuah manis bagi industri asuransi. Kenaikan risiko terhadap lingkungan menambah produk asuransi terkait keberlanjutan.

 
Merek Global Minggir, Resto Makanan Siap Saji Merek Lokal Semakin Berkibar
| Minggu, 04 Mei 2025 | 05:05 WIB

Merek Global Minggir, Resto Makanan Siap Saji Merek Lokal Semakin Berkibar

Dalam dua tahun terakhir terjadi perubahan preferensi lidah konsumen. Banyak konsumen kini mencari restoran siap saji merek lokal. Kenapa?

 
Beratnya Beban Kami
| Minggu, 04 Mei 2025 | 04:30 WIB

Beratnya Beban Kami

Upah tak sebanding dengan biaya hidup. Mayoritas masyarakat Indonesia berjuang mengangkat daya beli. Tengok, saat mudik Lebaran kemarin.

Industri Motor Listrik Minta Kepastian Insentif dari Pemerintah
| Sabtu, 03 Mei 2025 | 14:00 WIB

Industri Motor Listrik Minta Kepastian Insentif dari Pemerintah

Sekalipun kemudian pemerintah memutuskan untuk tidak melanjutkan insentif, Aismoli berharap hal itu dapat segera dijelaskan ke pelaku pasar.

Proyek Tangkap Karbon: Ramai di Global, Belum Ekonomis di Indonesia
| Sabtu, 03 Mei 2025 | 12:00 WIB

Proyek Tangkap Karbon: Ramai di Global, Belum Ekonomis di Indonesia

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM pada pertengahan 2024 sempat mencanangkan 15 proyek CCS/CCUS dapat onstream pada rentang 2026-2030.

INDEKS BERITA

Terpopuler