ILUSTRASI. Rumitnya perizinan hingga tumpang tindih peraturan masih menjadi tantangan utama investasi hingga kini. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww.
Reporter: Filemon Agung | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mendukung target produksi minyak 1 juta barrel oil per day (bopd) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) pada tahun 2030, industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi sebesar US$ 187 miliar. Namun rumitnya perizinan hingga tumpang tindih peraturan di tingkat daerah dan pusat masih menjadi tantangan utama investasi hingga kini.
Padahal investasi migas bisa berdampak pada pendapatan negara. "Kami memperkirakan industri hulu migas bisa tarik investasi US$ 187 miliar dengan total gross revenue US$ 371 miliar dan proyeksi pendapatan negara US$ 131 miliar," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Migas Dwi Soetjipto dalam Konferensi Pers Virtual, Rabu (28/4).
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.