Industri properti masih dibayangi tekanan suku bunga

Rabu, 14 November 2018 | 09:25 WIB
Industri properti masih dibayangi tekanan suku bunga
[]
Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan yang menghadang industri properti belum juga berakhir. Hingga kuartal III 2018, pertumbuhan sektor properti masih melambat.

Selain tertekan oleh tren kenaikan suku bunga, industri properti juga tertekan sentimen eksternal yang membuat nilai tukar rupiah kian melemah terhadap dollar AS. Alhasil, banyak pengembang yang menahan diri untuk ekspansi. 

Berdasarkan data Survei Harga Properti Residensial kuartal III 2018 yang dirilis Bank Indonesia (BI), ada indikasi perlambatan kenaikan harga properti residensial di pasar primer. Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) hanya tumbuh 0,42%, melambat ketimbang IHPR kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,76% quarter to quarter (qtq). 

Data itu juga menunjukkan, penjualan properti residensial di kuartal III 2018 turun 14,14% dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan penjualan properti residensial terjadi pada semua tipe rumah, terutama karena turunnya permintaan konsumen, terbatasnya tawaran perumahan dari pengembang, dan tingginya suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) . 

Pertumbuhan KPR dan KPA di kuartal III 2018 telah naik dari 3,28% secara kuartalan menjadi 6,45%. Secara tahunan, angka ini sudah naik dari 13,52% menjadi 17,31% year on year (yoy). 

BI juga mencatat, jumlah konsumen yang menggunakan fasilitas KPR dalam membeli rumah di kuartal III 2018 masih cukup dominan. Presentasenya mencapai 77,20%. Angka ini naik dibandingkan 75,21% di periode sebelumnya. Hanya 15,12% konsumen yang membeli rumah dengan tunai bertahap dan sisanya dengan tunai penuh. 

Beberapa emiten properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menunjukkan perlambatan kinerja hingga akhir periode September 2018. Ambil contoh, kinerja PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) yang labanya merosot tajam sejalan dengan penurunan pendapatan dan membengkaknya beban keuangan dan rugi kurs. 

BSDE membukukan laba bersih Rp 599,1 miliar. Capaian tersebut anjlok 73,9% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercacat sebesar Rp 2,3 triliun. Sedangkan pendapatan BSDE turun 18,9% dari Rp 5,9 triliun menjadi Rp 4,78 triliun. 
 
Pengembang PT Ciputra Development Tbk (CTRA) membukukan pendapatan Rp  4,69 triliun, cuma naik 7,8% dari kuartal III 2017 yang sebesar Rp 4,35 triliun. Laba bersih CTRA juga hanya naik tipis dari Rp 566,24 miliar menjadi Rp 579,81 miliar. 

Ferry Salanto, Senior Associate Director Research dari Colliers menilai, industri properti masih akan melambat sampai akhir tahun ini. Bahkan di tahun depan, para pengembang diprediksi masih akan menahan diri untuk ekspansi. 

"Masalahnya, penjualan properti tidak terlalu menggembirakan. Sehingga, pengembang juga tidak akan terlalu agresif mengeluarkan produk-produk barunya," ujar Ferry kepada Kontan.co.id, Selasa (13/11). 

Bank Indonesia juga memprediksi harga properti residensial di kuartal IV 2018 masih akan meningkat. Hal ini terindikasi dari kenaikan IHPR kuartal IV 2018 sebesar 0,52% qtq, lebih tinggi dibandingkan 0,42% qtq di kuartal sebelumnya. Kenaikan harga rumah ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan bangunan dan upah tenaga kerja di kuartal akhir tahun ini. 

Ferry menilai, kenaikan suku bunga memang menjadi salah satu tantangan bagi industri properti hingga tahun depan. Apalagi, ada perhelatan Pemilu 2019 yang membuat pengembang wait and see. "Walaupun dari sisi modal sudah ada, tapi mereka akan menunggu dulu karena masih ada kekhawatiran," ujarnya. 

Selain suku bunga tinggi yang mempengaruhi daya beli konsumen, return properti dinilai belum baik, sehingga banyak konsumen yang turut menahan diri. "Industri properti bisa tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi juga. Tapi jika kebijakan suku bunga tingi terus berlangsung, maka dampaknya akan kurang baik bagi industri ini," tandasnya. 

 

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025
| Minggu, 14 Desember 2025 | 17:29 WIB

Melihat Potensi Rebound Saham Blue Chip di Sisa Tahun 2025

Analis menyebut bahwa KLBF turut memiliki peluang rebound sebab sisi kinerja keuangan, pertumbuhan operating income dan net income masih positif.

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak
| Minggu, 14 Desember 2025 | 10:04 WIB

Partisipasi Investor Milenial dan Gen Z di Pasar Saham Makin Semarak

Reli IHSG yang beberapa kali menembus rekor tertinggi, tak lepas dari meningkatnya aktivitas investor ritel, termasuk dari kelompok usia muda

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:59 WIB

Jantra Grupo (KAQI) Genjot Ekspansi Usai Raih Dana IPO

Sebagian besar dana IPO terserap untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pembangunan infrastruktur fisik. 

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:43 WIB

BEI Siapkan Pemberlakuan Periode Non Cancellation

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan periode non-cancellation pada sesi pra-pembukaan dan pra-penutupan mulai 15 Desember 2025

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi
| Minggu, 14 Desember 2025 | 09:39 WIB

Berkah Kenaikan Trafik Data Telekomunikasi

Meskipun trafik data naik, emiten sektor telekomunikasih masih dibayangi persaingan harga yang ketat

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global
| Minggu, 14 Desember 2025 | 06:00 WIB

IHSG Pekan Ini Tembus Rekor Baru, Waspada Sentimen Global

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,32% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,33%.

Animo Investor Saham
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:50 WIB

Animo Investor Saham

​Kenaikan IHSG terdorong oleh peningkatan investor pasar modal di dalam negeri yang semakin melek berinvestasi saham.

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:35 WIB

Keandalan Menara MTEL Diuji Bencana Sumatera

Banjir dan longsor membuat layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera lumpuh. Dalam situasi ini, keandalan peru

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas
| Minggu, 14 Desember 2025 | 05:10 WIB

Memutar Roda Bisnis yang Terhuyung di Pulau Andalas

Banjir dan longsor yang melanda Sumatera akhir November bukan hanya merenggut ratusan nyawa, tapi bikin meriang perdagangan.

 
Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

INDEKS BERITA

Terpopuler