KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang 2022, sejumlah pihak khawatir tentang rencana kenaikan harga energi tahun depan. Mulai dari wacana penghapusan BBM di bawah RON 92, kenaikan elpiji non subsidi sebesar Rp 1.600 – Rp 2.600 per kilogram, serta rencana kenaikan tarif listrik golongan pelanggan non subsidi.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, peningkatan harga energi ini tentu akan melecut inflasi di 2022 ke kisaran 5% secara tahunan, atau lebih tinggi dari kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 3% plus minus 1%.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan