Inklusi dan Literasi

Jumat, 09 Mei 2025 | 06:55 WIB
Inklusi dan Literasi
[ILUSTRASI. TAJUK - Harris Hadinata]
Harris Hadinata | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Literasi dan inklusi keuangan di Indonesia terus membaik. Kondisi ini tampak dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Tahun ini, OJK menyajikan indeks literasi dan inklusi keuangan dalam dua metode. Pertama, metode keberlanjutan. Sederhananya, ini adalah metode yang digunakan oleh OJK selama ini.

Jadi selama ini OJK membuat indeks inklusi dan literasi keuangan dengan data dari sembilan sektor, yakni perbankan, pasar modal, asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pergadaian, lembaga keuangan mikro, fintech lending dan Permodalan Nasional Madani. 

Kedua, indeks juga disajikan dengan metode cakupan DNKI. Dalam metode ini, cakupan penghitungan SNLIK diperluas dengan menambahkan BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, serta lembaga jasa keuangan lainnya seperti Koperasi Simpan Pinjam, Penyelenggara Perdagangan Aset Kripto, Pos Indonesia serta Lembaga Penjaminan.

Hasilnya, indeks literasi keuangan di 2025 berdasarkan metode keberlanjutan mencapai 66,46%. Sementara berdasarkan metode cakupan DNKI mencapati 66,64%. Tahun lalu, indeks literasi masih 65,43%.

Sementara indeks inklusi keuangan berdasarkan metode berkelanjutan tahun ini mencapai 80,51%. Realisasi ini naik dari 75,02% tahun lalu. Bahkan, bila berdasarkan metode cakupan DNKI, indeks inklusi keuangan mencapai 92,74%. Ini mungkin karena kepesertaan masyarakat di BPJS, baik ketenagakerjaan maupun kesehatan.

Hasil survei ini terbilang oke. Buat perbandingan saja, di 2019 silam, indeks literasi keuangan cuma 38,03%. Lalu pada 2022, indeks ini naik menjadi 49,68%. Memang, sih, indeks inklusi keuangan tahun ini lebih rendah dari di 2022, 85,10%.

Tapi hal lain yang perlu diapresiasi adalah, gap antara literasi dan inklusi semakin mengecil. Di 2022 silam, ada gap 35,42% antara literasi dan inklusi. Jadi, cukup banyak pengguna produk atau layanan keuangan yang tidak memahami produk dan layanan yang ia pakai. Tahun ini, gap tinggal 14,05%.

Tentu saja, ini bukan berarti pekerjaan rumah pendalaman literasi dan inklusi keuangan sudah selesai. Gap antara literasi dan inklusi harus terus diperkecil agar tercipta pasar keuangan yang benar-benar berkualitas. Nasabah dan pengguna layanan harus benar-benar memahami produk dan layanan keuangan yang digunakan, sehingga fraud dan sejenisnya bisa dihindari.

Bagikan

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Subianto Kembali Reshuffle, Ada Menpora dan Menkopolkam Baru
| Rabu, 17 September 2025 | 15:43 WIB

Presiden Prabowo Subianto Kembali Reshuffle, Ada Menpora dan Menkopolkam Baru

Prabowo melantik Djamari Caniago resmi dilantik sebagai Menkopolkam dan Erick Thohir sebagai Menpora

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi
| Rabu, 17 September 2025 | 15:19 WIB

BI Rate Turun 5 Kali Hingga September 2025 Demi Menopang Pertumbuhan Ekonomi

BI memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (Bps) menjadi 4,75% pada RDG yang digelar pada 16-17 September 2025.

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar
| Rabu, 17 September 2025 | 13:00 WIB

BUVA Bakal Rights Issue Buat Ekspansi, Happy Hapsoro Profit Taking Rp 100 Miliar

Dalam waktu dekat, BUVA akan melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) alias rights issue.

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed
| Rabu, 17 September 2025 | 07:51 WIB

Arah IHSG Hari Ini Rabu (17/9) Masih Menanti Keputusan BI dan The Fed

Investor menanti hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur BI mengenai suku bunga acuan. Harap-harap cemas ini berbarengan arah suku bunga The Fed.

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun
| Rabu, 17 September 2025 | 07:44 WIB

IPO Merdeka Gold (EMAS) Berpotensi Meraup Dana Rp 4,65 Triliun

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mematok harga initial public offering (IPO) di Rp 2.880 per saham.

Emiten Properti Nantikan Dampak Penurunan Suku Bunga ke KPR
| Rabu, 17 September 2025 | 07:35 WIB

Emiten Properti Nantikan Dampak Penurunan Suku Bunga ke KPR

ruang penurunan suku bunga yang masih terbuka membawa angin segar untuk penjualan properti di sisa tahun ini dan tahun depan.

TLKM Menghapus Posisi Wakil Direktur Utama dan Munculkan Direktur Legal
| Rabu, 17 September 2025 | 07:22 WIB

TLKM Menghapus Posisi Wakil Direktur Utama dan Munculkan Direktur Legal

Selain perombakan direksi, rapat tersebut juga mengusulkan untuk menghapus satu posisi komisaris yang sebelumnya diisi Ismail

FORE Menyuntik Modal Anak Usaha Senilai US$ 500.000
| Rabu, 17 September 2025 | 07:07 WIB

FORE Menyuntik Modal Anak Usaha Senilai US$ 500.000

Transaksi penambahan modal tersebut bertujuan mempertahankan presentasi kepemilikan saham FORE di FIPL.

Pengendali Utama SURI Gemar Akumulasi, Sahamnya Bergerak Fluktuatif
| Rabu, 17 September 2025 | 07:01 WIB

Pengendali Utama SURI Gemar Akumulasi, Sahamnya Bergerak Fluktuatif

Sejak awal tahun hingga saat ini Hansen Jap, pengendali utama PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) terpantau gencar melakukan akumulasi.

Harga Saham Emiten Rokok Kompak Menguat, Ada Gosip Apa?
| Rabu, 17 September 2025 | 06:46 WIB

Harga Saham Emiten Rokok Kompak Menguat, Ada Gosip Apa?

Adanya kebijakan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, peluang penurunan tarif cukai hasil tembakau semakin terbuka. T

INDEKS BERITA

Terpopuler