Inpex Corporation, Raksasa Migas Jepang yang Memperkuat Bisnis Geotermal di Indonesia

Rabu, 02 November 2022 | 06:30 WIB
Inpex Corporation, Raksasa Migas Jepang yang Memperkuat Bisnis Geotermal di Indonesia
[ILUSTRASI. PT Rekayasa Industri (Rekind) merampungkan pekerjaannya di Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap, Provinsi Sumatra Selatan.]
Reporter: Filemon Agung, Muhammad Julian | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis panas bumi bakal semakin hangat. Pasalnya, raksasa migas asal Jepang, Inpex, kembali merangsek bisnis geotermal di Indonesia. Inpex mengakuisisi sebagian porsi saham PLTP Rantau Dedap, Lampung. Sebelum ini, Inpex sudah mengoperasikan PLTP Sarulla di Sumatra Utara.

Dalam keterangan resminya, Inpex mengumumkan anak usahanya, Inpex Geothermal, telah membeli 27,4% saham operator PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) yang dimiliki oleh Engie. "Inpex Corporation mengumumkan telah bergabung di proyek Rantau Dedap melalui Inpex Geothermal, anak usaha yang didirikan dengan tujuan menjalankan operasi bisnis panas bumi," tulis manajemen Inpex dalam keterangan resminya, pekan lalu.

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan

Berita Terbaru

Pilah-Pilih Mata Uang Utama Saat Dolar AS Tak Berdaya
| Selasa, 18 Maret 2025 | 02:59 WIB

Pilah-Pilih Mata Uang Utama Saat Dolar AS Tak Berdaya

Kinerja mayoritas mata uang utama berhasil mengungguli dolar Amerika Serikat (AS). Terutama setelah greenback melemah

Sido Muncul (SIDO) Siapkan Dana Rp 300 Miliar untuk Buyback Saham
| Selasa, 18 Maret 2025 | 02:45 WIB

Sido Muncul (SIDO) Siapkan Dana Rp 300 Miliar untuk Buyback Saham

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana membeli  1,5% atau sekitar 450 juta saham dari total saham perusahaan. ​

Kepercayaan Pasar Menyusut, Laju IHSG Tersendat
| Selasa, 18 Maret 2025 | 02:35 WIB

Kepercayaan Pasar Menyusut, Laju IHSG Tersendat

Pasar saham Indonesia belum lepas dari tekanan. Tecermin dari terus memburuknya kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Tren Bunga Masih Tinggi, Emiten Cari Pendanaan Lewat Obligasi
| Selasa, 18 Maret 2025 | 02:10 WIB

Tren Bunga Masih Tinggi, Emiten Cari Pendanaan Lewat Obligasi

Demi mencari pendanaan modal kerja dan refinancing utang, emiten gencar menerbitkan obligasi di saat pasar saham masih lesu​.

NPF Paylater Multifinance Masih Mendaki
| Selasa, 18 Maret 2025 | 02:10 WIB

NPF Paylater Multifinance Masih Mendaki

Ancaman kredit macet masih membuntuti layanan Buy Now Pay Later (BNPL) dari multifinance di tengah pertumbuhan permintaan. 

Pasar Asuransi Jiwa Individu Berhasil Berbalik Arah
| Selasa, 18 Maret 2025 | 01:00 WIB

Pasar Asuransi Jiwa Individu Berhasil Berbalik Arah

AAJI mencatat pendapatan premi asuransi jiwa dari segmen ini tumbuh 2,7% sepanjang tahun lalu menjadi Rp 152,43 triliun

Saham Publik Tersisa 10%, Pertamina Geothermal (PGEO) Hati-Hati Menimang Aksi Buyback
| Senin, 17 Maret 2025 | 19:44 WIB

Saham Publik Tersisa 10%, Pertamina Geothermal (PGEO) Hati-Hati Menimang Aksi Buyback

Kinerja PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih solid, di saat harga sahamnya sudah berada di bawah harga initial public offering (IPO).

 Reformasi Tata Kelola Subsidi Mendesak Demi Jaga Anggaran
| Senin, 17 Maret 2025 | 18:10 WIB

Reformasi Tata Kelola Subsidi Mendesak Demi Jaga Anggaran

Belum adanya ketegasan pemerintah dengan menghadirkan regulasi yang jelas untuk pengaturan subsidi berpotensi membuat anggaran bengkak.

Meski Menyempit, Surplus Perdagangan Indonesia Berlanjut 58 Bulan Beruntun
| Senin, 17 Maret 2025 | 17:09 WIB

Meski Menyempit, Surplus Perdagangan Indonesia Berlanjut 58 Bulan Beruntun

Neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mengalami surplus sebesar US$ 3,13 miliar, turun US$ 380 juta dari bulan Januari 2025.

Di Balik Pembangunan Pabrik Chlor Alkali, TPIA Hadapi Tantangan yang Tidak Mudah
| Senin, 17 Maret 2025 | 14:25 WIB

Di Balik Pembangunan Pabrik Chlor Alkali, TPIA Hadapi Tantangan yang Tidak Mudah

Selain pasokannya yang kurang, produksi garam lokal juga belum bisa memenuhi spesifikasi garam yang dibutuhkan untuk soda kaustik.

INDEKS BERITA

Terpopuler