Insentif bagi Konversi

Sabtu, 04 Februari 2023 | 08:00 WIB
Insentif bagi Konversi
[]
Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan kendaraan listrik sudah menjadi kebutuhan mendesak. Selain alasan ekonomi untuk menghindari ketergantungan impor bahan bakar minyak (BBM), penggunaan kendaraan listrik penting karena alasan lingkungan. Kedua alasan ini sama-sama baiknya bagi Indonesia.

Dari sudut pandang ekonomi, penggunaan BBM akan membebani devisa negara. Apalagi jika BBM itu disubsidi pula. Maka itu, peralihan ke kendaraan listrik bertujuan untuk menekan impor. Pun demikian dengan alasan lingkungan, polusi dari kendaraan bermotor juga kian mengkhawatirkan.

Bahkan, Jakarta kerap menjadi juara dunia dalam hal polusi udara ini. Adapun salah satu penyumbang polusi itu adalah emisi gas buang kendaraan bermotor. Berpijak dari dua alasan ini saja, pemerintah sudah punya alasan mendorong elektrifikasi sarana transportasi.

Pejabat pemerintah menyadari alasan ini. Sejumlah agenda telah dipersiapkan untuk mendorong publik menggunakan kendaraan listrik. Agenda itu layak diapresiasi. Namun entah kenapa, usaha menggunakan kendaraan listrik itu cenderung mengarahkan publik membeli kendaraan listrik baru.

Rencananya adalah, pemberian subsidi dari harga jual. Jika insentif itu hanya untuk kendaraan listrik baru, tentu yang pesta adalah perusahaan otomotif. Jika kita kembalikan ke tujuan awal, untuk mengurangi ketergantungan impor BBM, sewajarnya  yang disubsidi adalah, mereka yang menggunakan kendaraan BBM dan mau beralih ke kendaraan listrik.

Siapa mereka? Di antaranya adalah pemilik truk dan bus yang selama ini minum BBM. Merujuk data Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), jumlah truk di Indonesia mencapai 5 juta unit. Jika setiap hari truk itu minum BBM 200 liter per hari, setidaknya truk-truk itu  menghabiskan 1 miliar liter BBM per hari.

Kemudian pemilik bus. Merujuk data Korlantas Polri, jumlah bus di Indonesia ada 212.798 unit. Jika sehari bus itu minum BBM 200 liter, total seluruh bus menghabiskan 42,6 juta liter BBM per hari. Nah, mereka ini yang seharusnya mendapatkan prioritas insentif jika beralih ke kendaraan listrik.

Namun, konsepnya adalah beralih alias ganti unit dari semula armada pakai BBM ke armada pakai listrik. Atau bisa dipersiapkan pula insentif untuk konversi dari kendaraan BBM ke kendaraan listrik. Dari sisi teknologi tidak ada masalah, namun apa mau pemerintah dan pengusaha otomotif melakukannya?

Bagikan

Berita Terbaru

Rekor Lagi, Simak Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (10/12)
| Rabu, 10 Desember 2025 | 04:45 WIB

Rekor Lagi, Simak Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini (10/12)

Meski turun secara harian, IHSG masih menguat 0,47% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,28%.

Berburu Cuan Asuransi Perjalanan di Musim Liburan
| Rabu, 10 Desember 2025 | 04:15 WIB

Berburu Cuan Asuransi Perjalanan di Musim Liburan

Produk asuransi perjalanan diyakini bakal makin laku seiring tren kenaikan perjalanan di akhir tahun. 

Menyambut Demutualisasi Bursa Efek
| Rabu, 10 Desember 2025 | 04:04 WIB

Menyambut Demutualisasi Bursa Efek

Demutualisasi diyakini dapat memberikan benefit yang lebih luas kepada semua stakeholder berupa efisiensi sehingga trading fee dapat lebih rendah.

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:20 WIB

BABY Targetkan Pertumbuhan Dua Digit, Begini Strategi Ekspansinya Tahun Depan

PT Multitrend Indo Tbk (BABY) ikut memanfaatkan tren shoppertainment di TikTok Shop dan berhasil mengerek penjualan lewat kanal ini.

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto
| Selasa, 09 Desember 2025 | 09:03 WIB

Potensi Pasar Menggiurkan, Robinhood Akuisisi Buana Capital dan Pedagang Aset Kripto

Reputasi global tidak serta-merta menjadi jaminan keamanan dana nasabah yang anti-bobol, mengingat celah oknum internal selalu ada.

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)
| Selasa, 09 Desember 2025 | 08:29 WIB

Beda Nasib Hingga Prospek Anggota MIND ID di 2026: INCO dan PTBA (Bag 2 Selesai)

Faktor kebijakan pemerintah ikut memengaruhi kinerja dan prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:54 WIB

Mengintip Strategi Bisnis RAAM, Tambah 3-5 Bioskop per Tahun & Genjot Pendapatan F&B

Penurunan penjualan PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) diimbangi oleh menyusutnya rugi bersih hingga 82%.

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:36 WIB

Akuisisi Korporasi Selalu Mengandung Ketidakpastian, Madu Atau Racun?

Akuisisi korporasi adalah keputusan investasi sangat strategis. Akuisisi  menjadi alat sebuah perusahaan untuk bertumbuh lebih cepat. ​

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:19 WIB

Dian Swastatika Sentosa (DSSA) Lunasi Obligasi dan Sukuk yang Jatuh Tempo

Jumlah obligasi yang jatuh tempo pada 6 Desember 2025 terdiri dari pokok sebesar Rp 199,17 miliar dan bunga keempat sebesar Rp 3,596 miliar.

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar
| Selasa, 09 Desember 2025 | 07:10 WIB

Kantongi Dana Segar dari IPO, RLCO Bidik Laba Rp 40 Miliar

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/12).​

INDEKS BERITA