Insentif Pajak Diperpanjang Prospek Emiten Properti Kian Menarik

Senin, 23 Agustus 2021 | 06:10 WIB
Insentif Pajak Diperpanjang Prospek Emiten Properti Kian Menarik
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah hingga akhir 2021. Semula, insentif ini hanya berlaku dari Maret hingga 31 Agustus 2021. 

Insentif ini berlaku untuk rumah tapak dan rumah susun yang sudah jadi serta untuk pembelian pertama. Jika rumah yang dibeli memiliki harga jual paling tinggi Rp 2 miliar, pemerintah akan menanggung 100% PPN. Sementara rumah dengan harga jual di antara Rp 2 miliar-Rp 5 miliar, PPN didiskon 50%.

Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa menilai, perpanjangan insentif tersebut dapat menjadi katalis positif bagi para emiten properti pada sisa tahun ini. Kebijakan ini akan makin mendorong kinerja emiten properti yang sudah moncer sepanjang paruh pertama tahun 2021.

Baca Juga: Modernland Realty (MDLN) berkomitmen rampungkan proyek yang tengah berlangsung

"Pasar perumahan didominasi end user, sekalipun masih ada kehati-hatian, pembeli akan aktif memiliki atau membeli rumah sesuai dengan kebutuhan. Apalagi, ada perpanjangan PPN ini," kata Yasmin, akhir pekan lalu (20/8). 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas berpendapat, emiten properti yang memiliki porsi residensial dengan tipe sedang dan besar menjadi yang paling diuntungkan. Menurut dia, insentif PPN memberikan kesempatan bagi kelompok menengah atas untuk membeli rumah.

Ini tercermin dari penjualan properti secara agregat yang naik 81% year on year di semester I-2021. Pengembang residensial dan komersial yang mencatatkan marketing sales terkuat adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). BSDE membukukan marketing sales Rp 4,25 triliun di enam bulan pertama 2021.

Kemudian ada PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) dan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang menghasilkan marketing sales masing-masing sebesar Rp 2,83 triliun dan Rp 2,33 triliun. Pengembang segmen menengah ke atas seperti PT Intiland Development Tbk (DILD) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) membukukan marketing sales Rp 947 miliar dan Rp 820 miliar. Sementara, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) mencetak marketing sales sebesar Rp 1,70 triliun.

Baca Juga: Simak rekomendasi saham emiten properti di tengah perpanjangan PPN properti

Analis MNC Sekuritas Muhammad Rudy dalam riset pada 20 Agustus menuliskan, emiten properti juga memperoleh katalis positif dari kenaikan harga komoditas tahun ini. Di Australia, penjualan properti juga naik akibat harga komoditas. Harga properti di Australia naik 7,8% secara tahunan pada April 2021. Ini kenaikan tertinggi dalam 32 tahun.

Tumbuh organik

Rudy menyebut, terdapat beberapa faktor positif bagi properti, seperti suku bunga rendah, optimisme pemulihan ekonomi dan permintaan rumah pertama yang masih tinggi. "Pada 2009, Indonesia pernah mengalami lonjakan harga komoditas dan diiringi pertumbuhan marketing sales hingga 50% lebih secara tahunan di 2010," kata Rudy. 

Dengan adanya lonjakan harga komoditas pada tahun ini, Indonesia berpotensi mengalami hal serupa dengan Australia. Rudy melihat, ada korelasi antara kenaikan harga batubara dengan pendapatan per kapita Australia yang lebih tinggi sehingga harga aset properti meningkat.

Rudy memprediksi marketing sales industri properti akan tumbuh secara organik 10% pada 2021 dan 7% pada 2022. MNC Sekuritas memilih SMRA, BSDE, dan CTRA sebagai top pick. Ketiganya adalah emiten properti dengan porsi residensial tertinggi. 

Yasmin memilih SMRA dan LPKR sebagai top pick. Ia menilai, kedua emiten ini merupakan penerima manfaat terbesar dari insentif PPN. Keduanya bisa meluncurkan promosi dan perumahan baru di semester II-2021 untuk meningkatkan penjualan. "Kami masih mempertahankan rating overweight untuk sektor properti tahun ini, apalagi sebagian besar saham diperdagangkan di bawah harga wajar,” kata Yasmin. 

Analis CGS CIMB Sekuritas Aurelia Barus dan Audie Benas dalam risetnya menulis harga saham juga rendah karena ekspektasi marketing sales di semester dua ini rendah akibat PPKM ketat. Selain itu, cadangan properti terbatas meski PPN diperpanjang. 

Baca Juga: Alam Sutera diprediksi meraup laba tahun ini, catat rekomendasi saham ASRI

Aurelia dan Audie mempertahankan overweight properti dengan harapan recurring income tumbuh setelah mal buka dan restoran bisa menerima dine-in.                        

Bagikan

Berita Terbaru

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:33 WIB

Hasil Survei Bank Indonesia, Geliat Usaha Melandai di Semester II-2025

Bank Indonesia melaporkan pertumbuhan SBT hanya 11,55% pada Q3 2025 dan memperkirakan hanya 10,53% di Q4, menandakan perlambatan ekonomi.

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:28 WIB

Menkeu Purbaya Bentuk Pokja Awasi Belanja 26 K/L

Menteri Purbaya ungkap 26 kementerian belum optimal realisasi anggaran. Pokja akan monitor dan laporkan tiap bulan.

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:24 WIB

Mengulik Wacana Pemerintah Melakukan Hapus Tagih Kredit Macet Bernilai Mini

Ratusan ribu calon debitur KPR FLPP tidak dapat mengakses pembiayaan karena masuk daftar hitam SLIK akibat kredit macet kecil.

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:19 WIB

Realisasi Investasi Asing Pada Kuartal III-2025 Kembali Anjlok Secara Tahunan

Realisasi foreign direct investment ke Indonesia mencapai Rp 212 triliun pada kuartal III-2025, turun 8,87% secara tahunan

Demi Angkat Ekonomi, Inilah Stimulus Tambahan Penyangga Daya Beli
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 10:13 WIB

Demi Angkat Ekonomi, Inilah Stimulus Tambahan Penyangga Daya Beli

Pemerintah menggelontorkan anggaran untuk menambah bantuan langsung tunai dan magang program fresh graduate 

Perjalanan Neneng Goenadi, Dari Konsultan Jadi Bos Teknologi
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 09:00 WIB

Perjalanan Neneng Goenadi, Dari Konsultan Jadi Bos Teknologi

Neneng membawa pengalamannya sebagai seorang profesional untuk mengelola bisnis dan memberdayakan jutaan mitra pengemudi di ekosistem digital Grab

Rupiah dalam Sepekan Tertekan Data Ekonomi
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:30 WIB

Rupiah dalam Sepekan Tertekan Data Ekonomi

Rupiah melemah tipis 0,05% secara harian ke posisi Rp 16.590 per dolar AS pada Jumat (17/10). Dalam sepekan rupiah spot telah melemah 0,12%.  

Gandeng Electrolux, Selaras Citra Nusantara (SCNP) Produksi Kompor Tanam Premium
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:25 WIB

Gandeng Electrolux, Selaras Citra Nusantara (SCNP) Produksi Kompor Tanam Premium

Langkah ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk mengembangkan produk baru di tengah gempuran alat rumah tangga impor.

Penjualan Semen Baturaja (SMBR) Melonjak 21%
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:10 WIB

Penjualan Semen Baturaja (SMBR) Melonjak 21%

Permintaan di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) yang meliputi Sumatra Selatan, Jambi dan Lampung masih ada dalam tren menanjak.

Marketing Sales Metropolitan Land (MTLA) Naik 4% Per September 2025
| Sabtu, 18 Oktober 2025 | 07:03 WIB

Marketing Sales Metropolitan Land (MTLA) Naik 4% Per September 2025

Perolehan marketing sales PT Metropolitan Land Tbk (MTLA)  per September 2025 setara 67% dari target tahunan sebesar Rp 2 triliun.

INDEKS BERITA

Terpopuler