Insentif Pajak Hingga Suku Bunga Acuan BI Bikin Sitara Propertindo (TARA) Optimistis

Selasa, 25 Juni 2019 | 07:27 WIB
Insentif Pajak Hingga Suku Bunga Acuan BI Bikin Sitara Propertindo (TARA) Optimistis
[]
Reporter: Filemon Agung | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun ini, PT Sitara Propertindo Tbk (TARA) membidik pertumbuhan penjualan sebesar 4%. Salah satu pemantik pertumbuhan penjualannya adalah insentif perpajakan dan kondisi politik seusai pemilu.

Direktur Utama PT Sitara Propertindo Tbk, Dedi Djajasastra, menyebutkan bahwa kondisi politik dan ekonomi dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini mempengaruhi kinerja emiten properti. "Penjualan kami terus menurun dalam dua tahun terakhir ini akibat kondisi politik dan ekonomi," sebut dia, Senin (24/6).

Merujuk laporan keuangan tahun lalu, emiten properti ini mencatatkan penjualan Rp 24,64 miliar. Sebagai perbandingan, realisasi penjualan 2017 lalu senilai Rp 51,3 miliar.

Dedi menyatakan, ada beberapa kondisi yang menyebabkan TARA cukup optimistis pada tahun ini. "Pemerintah seperti memberikan keleluasaan dengan menaikkan batas maksimum untuk pajak penjualan atas nilai barang mewah (PPnBM)," terang dia.

Berdasarkan catatan KONTAN, relaksasi batasan nilai hunian mewah yang dikenakan PPnBM menjadi Rp 30 miliar. Artinya, hanya hunian mewah mencakup rumah, apartemen, kondominium, town house, dan sejenisnya yang bernilai di atas Rp 30 miliar yang akan dikenakan PPnBM sebesar 20%.

Selain alasan tersebut, Dedi mengungkapkan, rencana pemerintah menggodok penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) 22 untuk hunian mewah yang sebelumnya 5% menjadi hanya 1% menjadi peluang bagi TARA untuk mengerek penjualan.

Adapun indikator lainnya yakni keputusan Bank Indonesia (BI) yang tidak menaikkan suku bunga acuan yang membuat sektor perbankan ikut menahan kenaikan bunga kredit properti. Kini TARA bersiap menggencarkan kembali usahanya lewat sejumlah proyek, antara lain berlokasi di Bogor dan Wonogiri. "Beberapa lokasi sedang diselesaikan pembebasan lahannya untuk pembangunan jalan," kata Dedi.

Hingga Desember 2018, TARA memiliki lahan seluas 765.000 m² di Bogor, 1,09 juta m² di Wonogiri dan 15.000 m² di Tangerang. Pada 2018, Sitara Propertindo mengalokasikan sekitar Rp 401,64 miliar sebagai uang muka pembelian tanah di Bogor milik PT Griya Cipta Berdikari.

Manajemen Sitara Propertindo juga menyiapkan belanja modal demi menopang proyek-proyek di tahun 2019. "Porsinya setengah dari kas penjualan dan setengah dari pinjaman perbankan," tutur Dedi, tanpa memerinci besaran belanja modal yang akan mereka kucurkan.

Hingga kuartal I-2019, TARA mengantongi penjualan Rp 5,45 miliar, turun 55% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 12,06 miliar. Sementara labanya tercatat senilai Rp 122,19 juta, turun 48% ketimbang periode sama tahun sebelumnya Rp 236,71 juta.

Bagikan

Berita Terbaru

 Investasi Hilirisasi Energi Butuh US$ 618 Miliar
| Selasa, 25 Februari 2025 | 06:32 WIB

Investasi Hilirisasi Energi Butuh US$ 618 Miliar

Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya hilirisasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia guna kesejahteraan.

Bisa Pangkas Premi, Asuransi Adaptasi PSAK 117
| Selasa, 25 Februari 2025 | 06:20 WIB

Bisa Pangkas Premi, Asuransi Adaptasi PSAK 117

Sejumlah perusahaan asuransi umum menerapkan perubahan bisnis untuk menyesuaikan PSAK 117 yang mulai berlaku awal tahun ini. 

Harga Daging Kerbau di Bawah Harga Acuan
| Selasa, 25 Februari 2025 | 06:20 WIB

Harga Daging Kerbau di Bawah Harga Acuan

Pemerintah menggelontorkan daging kerbau impor dalam operasi pasar dengan harga sekitar Rp 75.000 per kg.

Permintaan Wisata Panorama Sentrawisata (PANR) Mulai Tumbuh
| Selasa, 25 Februari 2025 | 06:10 WIB

Permintaan Wisata Panorama Sentrawisata (PANR) Mulai Tumbuh

Secara umum tren wisata ke luar negeri (outbound) masih bergerak ke destinasi populer seperti Jepang, Korea Selatan hingga Eropa.

Intip Kinerja 14 Saham yang Berada di Bawah Danantara
| Selasa, 25 Februari 2025 | 06:00 WIB

Intip Kinerja 14 Saham yang Berada di Bawah Danantara

Ada 14 saham BUMN dan anak usahanya yang berada di bawah naungan BPI Danantara. Sebagian besar harga 14 saham BUMN ini masih tertekan.

Uang Beredar Januari 2025 Tumbuh Lebih Tinggi
| Selasa, 25 Februari 2025 | 06:00 WIB

Uang Beredar Januari 2025 Tumbuh Lebih Tinggi

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2025 mencapai Rp 9.232,8 triliun

Danantara akan Masuk 20 Proyek Hilirisasi
| Selasa, 25 Februari 2025 | 05:35 WIB

Danantara akan Masuk 20 Proyek Hilirisasi

Danantara bersiap investasi US$ 20 miliar ke ragam sektor hilirisasi mulai dari pangan, akuakultur dan energi baru.

Butuh Tambalan Menutup Target PNBP
| Selasa, 25 Februari 2025 | 05:30 WIB

Butuh Tambalan Menutup Target PNBP

Kementerian BUMN sebelumnya menargetkan dividen BUMN Rp 90 triliun di 2025,merupakan target tertinggi dibanding realisasi empat tahun terakhir

Imbas Pemangkasan Anggaran, Proyek Emiten Jalan Tol Terancam Macet
| Selasa, 25 Februari 2025 | 05:30 WIB

Imbas Pemangkasan Anggaran, Proyek Emiten Jalan Tol Terancam Macet

Prospek emiten jalan tol di tahun 2025 dibayangi beragam sentimen negatif. Salah satunya dari efisiensi anggaran pemerintah.

Okupansi Pusat Perbelanjaan Metropolitan Land (MTLA) Capai 90%
| Selasa, 25 Februari 2025 | 05:30 WIB

Okupansi Pusat Perbelanjaan Metropolitan Land (MTLA) Capai 90%

Bahkan untuk unit Metropolitan Mall Bekasi dan Metropolitan Mall Cileungsi okupansinya hampir mencapai 99%.

INDEKS BERITA

Terpopuler