Investor Bertanya, Lo Kheng Hong Menjawab, Bagian 12

Sabtu, 27 Januari 2024 | 11:50 WIB
Investor Bertanya, Lo Kheng Hong Menjawab, Bagian 12
[ILUSTRASI. Lukas Setiaatmadja, Founder HungryStock Community]
Reporter: Harian Kontan | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Lo Kheng Hong (LKH) telah menjadi inspirasi bagi peminat dan investor saham. Pengalaman panjangnya menarik untuk diikuti. Begitu pula prinsip dan strateginya dalam berinvestasi.

Kali ini, penulis kembali mengutip sejumlah tanya jawab dengan LKH di kuliah umum Prasetya Mulya dan Webinar.

Investor: Bagaimana tips menghindari value trap karena adanya praktik dari perusahaan-perusahaan yang memanipulasi laporan keuangannya?

LKH: Kalau memanipulasi, kita gampang deteksinya. Lihat dari laporan keuangan, kalau ada yang aneh-aneh, misalnya. Cuma saya enggak mau sebut nama sahamnyaa, enggak enak. Tapi banyak yang aneh-aneh. Kita, kan lihat laporan keuangan bukan setahun, tapi kita lihat laporan keuangan 5 tahun ke belakang di annual report. Jadi tentu kita tidak akan bisa terjebak.

Dia mau bikin jebakan apapun enggak bisa, karena kita kan lihat labanya. Terus asalnya dari mana, dari aktivitas operasi atau dari kenaikan investasi atau apa. Revaluasi aset macam-macam, ya, kita buang semua, yang kita lihat hanyalah laba dari operasi perusahaan saja. Kita baca laporan keuangan yang teliti agar kita bisa tahu mendalam kondisi perusahaan tersebut.

Misalnya ada satu perusahaan yang dia punya persediaan sampai triliunan rupiah, nah, itu kita udah tahu pasti bohong. Karena enggak mungkin persediaan dia bisa triliunan itu. Pasti barangnya busuk semua, cuma saya enggak sebut perusahaan apa.
Jadi kita kalau dengan teliti membaca laporan keuangan, setiap posnya, tentu kita tidak bisa terjebak dengan value trap. Yang terjebak itu adalah orang-orang yang tidak mau membaca laporan keuangan dan annual report.

Investor: Pak Lo Kheng Hong, ada yang tanya tentang sektor batubara. Pak Lo ini, kan terkenal banyak cuan dari saham batubara. Sektor komoditas terutama batubara sering memberikan capital gain yang besar ketika kita masuk pada saat dan waktu yang tepat, misalnya ketika harga batubara hanya 50 dollar. Menurut Pak Lo bagaimana prospek batubara ke depannya?

LKH: Kalau menurut saya prospek batubara, ya, tetap tergantung dari China. Kalau pembeliannya banyak, harga batubara jadi tinggi, kalau pembeliannya sedikit, harga batubara jadi turun. Tapi menurut saya batubara sampai saat ini masih sangat dibutuhkan. Kalau tidak ada batubara mungkin di China, di India, sebagian besar wilayah dunia akan gelap gulita.

Di Indonesia pun demikian, kalau tidak ada batubara, mungkin pada malam hari kita akan sulit untuk menyalakan listrik. Karena sumber energi yang dipakai, misalnya air atau tenaga surya masih sangat minim. Tentu saja batubara prospeknya masih sangat bagus, masih sangat dibutuhkan sekali oleh banyak negara di dunia ini.

Baca Juga: Wake Up Call: Investor Bertanya, Lo Kheng Hong Menjawab Bagian 11

Investor: Apakah Pak Lo Kheng Hong selalu mempersiapkan uang cash sebelum krisis, misalnya pandemi Covid-19 sehingga dapat melakukan pembelian saham pada harga diskon?

LKH: Saya inginnya tidak pegang uang cash, inginnya semua uang dibelikan saham, dan saham saya jarang ada yang punya price-to-book value (PBV) di atas 1 kali, rata-rata 0.3 kali, paling tinggi 0,5 kali. Jadi saya maunya uang saya seluruhnya ada di saham. Tapi herannya ketika pandemi Covid-19, saya punya uang cash banyak. Saya juga tidak menyangka. Saya menaruh cukup banyak uang saya di MTN (medium term notes atau surat utang jangka menengah) perusahaan karena saya enggak menemukan saham yang bagus dan murah. Saya taruh uang saya di MTN PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dengan bunga 10,25%. Kalau saya butuh uang bagaimana? Saya bisa jual balik MTN di harga par (nilai nominal MTN), jadi saya mau beli MTN itu.

Saya percaya dengan komitmen secara lisan saja. Ketika Maret 2020 pandemi Covid-19 melanda dunia dan Indonesia, banyak perusahaan yang gagal bayar, tapi uang saya di MTN Indah Kiat dibayar semua pokok pinjaman dan bunganya, pada tanggal 9 Maret 2020. 

Padahal MTN itu, kan tanpa jaminan. Dia bisa aja ikutin yang lain, “karena pandemi saya enggak bisa bayar uang kamu yang jatuh tempo”. Tapi mereka tidak melakukan itu. Ketika obligasi yang lain default, gagal bayar, MTN saya di Indah Kiat dibayar karena memang Indah Kiat adalah perusahaan di Sinar Mas Group, milik konglomerat nomor 2 terkaya di Indonesia. Tentu malu sekali kalau sampai gagal bayar. Maka di tengah pandemi Covid-19, saya memiliki uang yang cukup besar untuk membeli saham-saham bagus dengan harga murah.

Investor: Jika berinvestasi saham hanya dengan modal kecil, misalnya Rp10 juta, apakah salah jika memilih trading dibanding investasi jangka panjang?

LKH: Jika trading saham, kalau Anda beruntung maka uang kecil mungkin bisa menjadi lebih besar. Tapi inspirasi saya adalah Warren Buffett. Dia tidak melakukan trading saham, dan dia bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Kalau Anda mau trading, ya, silahkan saja, tidak apa-apa. Tapi saya yakin investasi jangka panjang bisa memberikan hasil yang lebih baik daripada trading saham. Kalau enggak mau ikutin Warren Buffet, maunya trading saham, ya, silakan. Saya dari dulu sudah jadi value investor, tidak trading. Karena kalau kita trading, yang kita dapat uang receh. Tetapi, kalau kita beli dan simpan, kita hold, akan dapat uang besar.      

Bagikan

Berita Terbaru

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 10:19 WIB

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026

Saham grup Happy Hapsoro reli agresif 2025 didorong politik & korporasi. Prospek 2026 atraktif tapi rawan koreksi spekulasi.

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:30 WIB

Tekanan Pada Kredit UMKM Membuat Risiko Kenaikan NPL Makin Tinggi

Nilai outstanding kredit UMKM perbankan masih terus menurun, sementara tingkat kredit bermasalah juga masih naik

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:16 WIB

Harga Emas Berkilau, Saham Emiten Memukau

Permintaan aset safe have terus mendaki di sepanjang tahun 2025. Dalam sebulan terakhir, mayoritas harga saham emiten emas melonjak tinggi.

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:09 WIB

Indomobil Multi Jasa (IMJS) Suntik Modal Anak Usaha Rp 499,28 Miliar

Penyetoran modal ini berasal dari hasil Penawaran Umum Terbatas IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PUT IV HMETD).​

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi
| Senin, 29 Desember 2025 | 09:05 WIB

Incar Pertumbuhan Kinerja, Fast Food Indonesia (FAST) Geber Ekspansi

 Pada tahun 2030, emiten pengelola jaringan restoran KFC Indonesia itu menargetkan bisa memiliki 1.000 gerai. ​

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri
| Senin, 29 Desember 2025 | 08:57 WIB

Laju Konsumsi Tahun 2026 Diproyeksi Pulih, Prospek Emiten Semakin Berseri

Konsumsi domestik Indonesia berpeluang pulih bertahap pada tahun depan, setelah sempat melemah dalam beberapa kuartal terakhir. 

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:20 WIB

Multifinance Redam Risiko Lonjakan NPF

Industri pembiayaan mengantisipasi tradisi kenaikan kredit macet yang biasanya terjadi pada momen liburan akhir tahun.

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:16 WIB

Trafik Jalan Tol Regional Jasa Marga Menanjak

Volume lalu lintas tercatat mencapai 2.033.534 kendaraan, tumbuh 7,42% dibandingkan kondisi normal yang berada pada angka 1.893.017 kendaraan.

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih
| Senin, 29 Desember 2025 | 07:13 WIB

Beragam Instansi Menyokong Kopdes Merah Putih

Melalui konsolidasi kebijakan, data dan program lintas kementerian, Kemenkop berharap koperasi kembali menjadi pilar utama ekonomi kerakyatan

INDEKS BERITA