Ironi RI, Kaya Gas tapi Impor LPG Terus Meninggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketergantungan Indonesia terhadap liquefied petroleum gas (LPG) impor menjadi ironi yang mengenaskan lantaran negara ini sebetulnya kaya akan cadangan gas alam. Bahkan hingga beberapa tahun ke depan, impor masih tetap menjadi beban dan pekerjaan rumah yang tak kunjung rampung.
Produksi yang minim tak bisa mengimbangi permintaan yang makin meninggi, terutama setelah pemerintah menggalakkan program konversi minyak tanah ke LPG pada 2007 silam. Di sisi lain, kapasitas produksi LPG di dalam negeri juga tak bisa menjadi tumpuan. Proyek gasifikasi batubara menjadi dimetil eter untuk menggantikan LPG pun jalan di tempat.
