Ironi Status Kelas Menengah Indonesia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu lalu, sebuah bursa kerja yang disponsori pemerintah di Bekasi, Jawa Barat, menjadi potret sunyi dari kekecewaan massal. Ribuan pencari kerja, di mana kebanyakan dari mereka adalah anak muda dan berpendidikan, berdesakan di bawah terik matahari, menanti kesempatan yang tak pasti. Gambar-gambar itu viral bukan hanya karena kegagalan teknis, tetapi menyiratkan kenyataan yang lebih dalam: di balik kenaikan status ekonomi Indonesia, tersembunyi stagnasi kesejahteraan bagi mayoritas rakyat.
Pada 2023, Bank Dunia mengklasifikasikan Indonesia sebagai upper middle income country (UMIC), setelah pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita melampaui ambang US$ 4.466. Bahkan pada 2024, PDB per kapita telah mencapai US$ 4.897. Di atas kertas, ini pencapaian penting. Namun bagi jutaan orang yang masih bergulat mencari pekerjaan layak atau keluar dari kemiskinan, label itu terasa prematur.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan