Jadikan Konsultasi Manajemen sebagai Bisnis Utama, Bentoel (RMBA) Gaet Restu RUPSLB
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen rokok PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) diizinkan memindahkan aktivitas konsultasi manajemen dari usaha penunjang menjadi usaha utama. Restu tersebut didapat Bentoel dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Kamis (20/6).
Presiden Direktur Bentoel International Christopher John McAllister mengatakan, langkah ini adalah bentuk reorganisasi bisnis agar lebih terintegrasi dan efisien. "Hanya simplifikasi usaha. Tidak ada akibat yang fundamental dari perubahan ini," kata Christopher, Kamis (20/6).
Manajemen Bentoel menyatakan, perubahan ini telah berdasarkan studi kelayakan oleh Kantor Jasa Penilai Publik Y&R. Menurut studi, dari aspek non-finansial, aksi ini justru memberi manfaat integrasi dan sentralisasi fungsi manajerial. Sedang dari aspek finansial, tidak terdapat perubahan secara profitabilitas.
Alasannya, pendapatan Bentoel terkurangi dengan beban entitas anak usaha. Apalagi aktivitas konsultasi dapat dikembangkan sebagai kegiatan usaha utama. Karena itu, secara garis besar, perubahan ini akan memberi manfaat kepada Bentoel.
Sebelumnya, Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, Bentoel menjadi perusahaan yang kinerjanya terus dipantau. Maklum, sejak 2012, perusahaan ini terus merugi. Per 2018, Bentoel mencatatkan rugi bersih Rp 608,46 miliar, naik 26,74% secara tahunan. Padahal kinerja emiten rokok lain terus naik.
Bentoel sejatinya sudah memiliki strategi. Pertama, Bentoel ke depan akan berinvestasi pada brand dan produk. "Sehingga masyarakat akan membeli produk lebih premium. Hal ini dapat membantu pertumbuhan," harap Christopher.
Kedua, Bentoel akan meningkatkan kapasitas pusat pengembangan, penelitian dan inovasi. Bentoel telah memiliki pabrik dengan kualitas internasional di Malang, Jawa Timur. Dengan standar tersebut, biaya produksi rokok Bentoel dapat ditekan.
Direktur Bentoel Shahid Afzal mengakui, penggunaan teknologi dapat membuat kinerja operasional lebih efektif dan efisien. Di 2013-2018, Bentoel berinvestasi hampir Rp 5 triliun untuk membeli mesin produksi dan aset tetap.
Inovasi teknologi ini untuk mendukung bisnis ekspor Bentoel. Perusahaan ini salah satu pusat ekspor di dalam BAT Group. Bentoel mencatat telah mengekspor produknya ke 19 negara tujuan dengan nilai Rp 4 triliun.