KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintahan kedepan dihadapkan pada beban fiskal yang sangat berat. Dengan defisit yang meningkat dan tekanan untuk membiayai berbagai program sosial dan infrastruktur serta beragam janji politik, pilihan yang sulit harus diambil. Salah satu opsi yang bisa dieksplorasi adalah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Publik menantikan perubahan signifikan dalam tata kelola subsidi energi ke depan. Ada aspirasi kuat untuk mengalokasikan subsidi dengan lebih efisien, serta mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Berlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.