KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga emas makin tak terbendung. Di pasar dunia, harga emas sudah diperdagangkan memecahkan rekor tertinggi baru, yang serta merta diikuti oleh lonjakan harga emas di dalam negeri.
Mengutip Reuters, Rabu (16/4), harga emas spot naik 1,3% menjadi US$ 3.270,12 per ons. Harga emas mencapai puncak US$ 3.275,20 per ons di awal sesi.
Sementara di Indonesia, harga emas Antam di Pegadaian tembus di level Rp 2,04 juta per gram pada Kamis (17/4) lalu, naik Rp 9.000 dibanding Rabu (16/4). Padahal, di awal tahun ini harga logam mulia masih di kisaran Rp 1,5 juta per gram.
Banyak analis menyatakan, reli kenaikan harga emas belum akan berakhir seiring meningkatnya eskalasi perang dagang yang masih terus berlanjut. Bahkan, nilai emas global berpotensi menyentuh angka US$ 3.400 per troy ounce.
Lonjakan harga emas ini dipicu pertemuan sejumlah faktor, seperti depresiasi dolar, memanasnya tensi perang dagang serta meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Kondisi itu memaksa investor mencari instrumen investasi paling aman atau aset safe haven.
Di Indonesia, masyarakat juga tampak berbondong-bondong membeli emas dengan memenuhi gerai-gerai penjualan logam mulia.
Dalam ketidakpastian, orang memang akan berlindung dari risiko. Saat ini sumber masalahnya di luar Indonesia, tapi negara kita terdampak secara tidak langsung. Selagi iklim domestik masih terkendali, maka tidak perlu terlalu cemas, latah ikut euphoria. Tetapi, tidak juga meniadakan risiko.
Jadi, sebaiknya reaksi kita terbatas. Artinya, kalau punya aset saham atau surat berharga lain, jangan buru-buru diganti dengan emas atau US$. Selagi investasi yang ada masih memberi return normal, tidak perlu pindah ke safe heaven.
Dalam masa penuh konflik, tetap perlu berhati-hati masuk ke aset aman, meski tren sedang naik. Kalau beli saat euforia, bisa jadi dapat harga terlalu mahal. Dalam hal ini membeli emas juga harus memperhitungkan teknikal dan fundamental.
Terlebih kalau tujuannya buat trading. Sebab secara teknikal, apapun bisa naik cepat dan turun juga dengan cepat. Jadi, sewaktu-waktu, harga emas juga bisa drop. Risikonya lebih besar lagi kalau sumber dana membeli emas merupakan uang panas alias utang.
Lebih bijak jika tujuan membeli emas untuk menabung guna mengantisipasi situasi dunia yang terus memburuk.